Prologue

7 2 0
                                    

Seisi alam dilimpahi dengan sinar mentari. Pohon pohon yang rendang di sepanjang jalan ke station bus membuatkan suasana kelihatan indah dan menenagkan. Ditambah lagi dengan kicauan burung yang menceriakan lagi suasana

"Tenang amat. Pastinya rezeki bakalan tiba nanti" seorang lelaki yang terlihat seperti om om berkata sambil menghisap rokok suria miliknya. Dia kemudian menoleh ke arah seorang anak perempuan yang sedang lagi berjalan menuju ke station bus tidak jauh darinya

Anak itu sedang lagi sibuk mendengar lagu di MP3 playernya sambil terkumat kamit menyanyi lagu yang sedang dimainkan.

" Boom boom! Cha cha cha! Oh yeah! Is that true ~?"

Anak itu seperti hanyut di dunianya sendiri. Dia langsung tidak peka dengan sekelilingnya. Hampir aja tadi dia tersandung batu tetapi kerana terlalu khusyuk mendengar lagu, dia ngak peduli

" Anak anak muda jaman now langsung ngak peka. Kalo mati ditabrak baru tau dia" om itu memerhati gerak geri anak perempuan di depannya sambil menghisap rokok

Anak perempuan itu kemudian duduk di station bus. Dia masih lagi leka dengan lagu yang didengarnya.

" Emosiku kadang ngak pernah tenang~ dalam hati ini selalu berperang~"

Anak itu melihat lihat ke kanannya. Melihat adakah jika bus yang ditunggu tunggu sudah tiba tetapi yang muncul malah kereta yang hanya menumpang lalu

'apa aku terlalu awal ya?' perempuan itu mengeluarkn ponsel dari dalam begnya dan melihat masa menunjukkan pukul 7:15

"Sepatutnya bus tiba sekitar jam ini. Pak supirnya masih tidur apa? Atau ban busnya kempes? Waduh, kalo telat pastinya dipukul pake efek bintang"

Gadis itu sekali lagi menoleh untuk melihat bus yang ditunggunya tetapi tiada langsung kenderaan yang lalu

'Masa aku harus jalan kaki? Mampus. Kaki gue ini fragile kayak pudding. Sampai sekolah gue jadi jelly. Then tentunya pagar udah ditutup sama pak guru'

Memandangkan hari ini hari senin, yang menjaga pagar adalah pak guru sendiri. Para guru disekolahnya tidak mengamalkan sikap toleransi. Jika didapati lambat bisa bisanya dia disuruh lari sekeliling padang

'Kalau bolos gue bakal dibantai sama ibu pula. Ibu kan ngak punya iman. Pasti gue dibantai sampai sekarat'

Sedang dia lagi memikirkan nasibnya, tiba tiba ponselnya vibrate

Bzzzt bzzt! Bzzt bzzt!

" Siapa ini?" Anak itu mengerut dahinya sebaik saja dia melihat nombor yang tidak dikenali tampil di skrin telefonnya.

Dia tanpa basa basi mengangkat panggilan tersebut

"Moshi moshi?"

Anak itu tidak mendengar apa apa di hujung talian. Dia menunggu respond daripada sang pemanggil tetapi yang dia dapat hanyalah senyap

"Hello?" Sekali lagi dia mencuba tetapi masih aja tiada jawaban daripada orang di hujung talian.

Perasaan takut mula bermain di hatinya. Jantungnya mula derdegup kencang. Dia dapat rasa perasaan dingin yang aneh mula menyusup ke tubuhnya

Dia berniat ingin mematikan panggilan tetapi sebelum sempat dia memicit tombol end, si pemanggil memberi respond

"Moshi moshi?" Ianya kedengaran seperti suara pria

Anak itu cepat cepat memberikan respond semula

"Hello? Ini um, siapa ya?"

Sekali lagi orang di hujung talian menjadi senyap. Dengan resah, dia menunggu respond orang tersebut

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 06, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Future Hotline (Tokyo revengers x reader)Where stories live. Discover now