Di Sore-nya mereka tidak melakukan banyak aktivitas.
Contohnya Esther yang kini hanya di dalam kamarnya, sekarang dia sendiri. Dia juga tidak menyangka temannya begitu cepat.
Esther masih sedikit bersalah karena hilangnya nyawa Chio. Dia masih menyelidiki siapa pelakunya secara diam-diam.
Seingatnya cuma mereka berdua doang saat itu dan tidak ada yang mencurigakan saat masih berdua dengan Chio. Apa mungkin Chio bunuh diri? Hahaha lol mana mungkin se-drama itu Chio.
"Huh....." Esther mengembuskan nafasnya
Esther pusing memikirkan semua ini. Dia hanya ingin pulang kerumah.
"Esther!"
"Mau kemana."
"Ayo sini ikut gue." Esther mengikutinya tapi Villa itu tampak sedikit berbeda dari suasana dan suhu udaranya.
Chio menarik lengan Esther. "ck, lo tuh lama banget jalannya."
"Ya sabar anjg." Esther mengikuti Chio yang membawanya berjalan ke satu ruangan.
"Ini apaan dah." Tanya Esther bingung.
Esther yang penasaran lalu membuka pintu itu. Di dalamnya terdapat banyak sekali komputer barang barang canggih lainnya. Isi layar Komputer itu tertampang seperti rekaman cctv di setiap ruangannya. Dan di atas meja ada buku bertulisan Andesa.
"Ini tempat apa sih yo?" Tanya-nya ke Chio. Tapi setelah ia melihat sekeliling ia tidak memdapatkan Chio.
"Cio?? yo jangan main main jrit"
Esther jalan ke depan pintu. "CIOOO LU KEMANAA."
"ah iya Chio.. udah gak ada... anjg terus tadi siapa?" batin-nya.
Semua tiba-tiba gelap. Tapi hanya ada satu titik cahaya. Dari kejauhan terdengar samar samar ada orang yang berbicara.
"Ter nitip gama bilangin dia jangan cengeng hh. lo semua jaga diri gue pamit." ucap Cio yang terdengar samar samar seperti berbisik tapi jauh.
lama lama cahaya itu menghilang. "Yo? Cio?? CIO!!" Esther berteriak sekuat kuatnya. "CIOO JANGAN NINGGALIN GUE PLEASE JANGAN TINGGALIN KITA LU GAK KASIHAN SAMA GAMA? Sengggaknya lu kasih tau dulu siapa yang bunuh lu anjg."
"Cio, Cio, CIOO!!!"
"Esther ter ter bangun." Jeje menggoyang tubuh Esther yang dari tadi terus menerus memanggil nama Cio.
"hAAAH" Esther terbangun dengan nafas yang tersenggal senggal dan ia melihat banyak temannya di depan.
"di minum dulu ter." Ucap Nara yang memberikan segelas air putih.
Esther menerima gelas itu lalu meminumnya.
"Esther lo gapapa?" Tanya Gama. "Lo ngapain nyebut nama Cio? lu mimpiin Cio?" Tanya-nya lagi.
"Gama lo sabar dulu Esther baru bangun." Ucap Vlareen yang kesal dengan tingkah Gama dan Gama pun terdiam.
"jadi tadi gue tidur?" Tanya Esther.
"iya." jawab Jeje yang lain pun ikut mengangguk.
Esther mengusap mukanya dengan frustasi. "Tapi tadi terasa asli. Gue mimpi diajak Cio.. diAjak kemana-nya gue gak tau.. Tempatnya Asing." Ucap Esther.
YOU ARE READING
TEROUNG
Horrorgua lebih takut sama manusia dari pada setan, karena manusia suka kaya setan -augst 2021
