Trust and Worry part 2 (Voice s3)

183 13 3
                                    

Based from: Voice s3 ep 3

When Kang Kwon Joo and Do Kang Woo visited Bang Je Soo in prison.

-----*-----

Melihat Do Kang Woo marah hingga mencengkeram kerah seragam penjara Bang Je Soo, Kwon Joo menjadi berpikir ulang. Apakah kunjungan ini sebuah kesalahan? Bang Je Soo hanya menjawab pertanyaan dengan pertanyaan, berbicara berbelit- belit hingga Kang Woo tidak bisa mengontrol emosi dan hampir mencekiknya.

Bang Je Soo memperhatikan tulisan Jepang di pergelangan tangan Kang Woo, lalu dengan ekspresi bersemangat ia menatap Kang Woo, lalu menoleh pada Kwon Joo. "Jika ada hal yang ingin kalian tahu, cari tahu saja sendiri."

Kang Woo pasti sudah meninju Bang Je Soo jika tidak ada polisi yang menghalanginya. Tapi Kwon Joo bisa melihat Kang Woo juga berusaha mengendalikan emosinya, karena pria itu sampai menggertakkan gigi saat melepas cengeramannya dari Bang Je Soo. Ia tersenyum dalam hati. Ia percaya Do Kang Woo bukan orang jahat.

Pria itu mungkin hanya kehilangan lagi jati dirinya karena hidup sendirian selama 10 bulan. Jika tetap bersamanya, Kwon Joo yakin Do Kang Woo akan kembali menjadi baik. Mungkin kata- katanya akan tetap tajam seperti dulu, tapi paling tidak ia menjadi lebih jinak jika dibandingkan saat ini.

Dalam perjalanan ke penjara saja Kang Woo yang lebih dulu menanyakan keadaan telinganya, membuat Kwon Joo agak syok juga. Ia pikir akan butuh waktu paling tidak satu minggu lagi sampai Do Kang Woo menjadi 10 persen lebih jinak, tapi pertanyaannya tadi di mobil jelas membuktikan Kang Woo hanya memiliki masalah komunikasi. Hatinya masih sama.

-----

Kwon Joo sudah jelas- jelas meminta maaf, tapi pria bertubuh besar itu tetap berteriak dengan kasar, membuat Kang Woo nyaris meninju wajah pria itu. Bahkan bukan pria bertubuh besar itu yang tertabrak oleh Kwon Joo, tapi reaksinya melebihi reaksi orang yang ditabrak, membuat Kang Woo semakin kesal.

Dengan pandangan dingin Kang Woo memperhatikan dua pria yang berjalan masuk ke dalam gedung, lalu mengeluarkan kekesalannya. "Dia itu asisten atau hanya orang keagamaan yang fanatik?"

Kwon Joo menjulurkan leher, melihat ke dalam gedung, lalu menoleh pada Kang Woo. "Saya sepertinya pernah melihat pria itu di televisi. Dia pemilik panti asuhan yang mengurus anak- anak dengan penyakit langka. Kelihatan seperti pria yang baik."

Kang Woo menahan rahangnya supaya tidak terbuka. Ia menatap Kwon Joo yang sekarang kembali menjulurkan lehernya untuk melihat ke dalam gedung. Kang Woo tahu Kang Center orang yang sangat baik. Tapi Kwon Joo itu orang yang TERLALU baik. Mungkin jika dihitung, semua kebaikan dalam diri Kang Woo bahkan tidak sampai setengah kebaikan yang biasa ditunjukkan oleh Kwon Joo.

"Mari kita pergi, tidak ada waktu," Kwon Joo menyadarkan Kang Woo yang masih menatapnya, lalu berjalan mendahului pria itu menuju mobil.

Di dalam mobil, Kang Woo masih memperhatikan Kwon Joo, tapi ia tidak melakukannya secara langsung. Ia memperhatikan hanya dengan sudut matanya. Lagipula saat ini Kwon Joo sedang menyetir, jadi gadis itu tidak akan menyadari bahwa ia sedang diperhatikan. Terbukti dengan ia memulai pembicaraan mengenai kasus.

"Hari ini kita harus bisa menyadarkan Bang Je Soo."

Dan Kang Woo memutuskan ia tidak mau membahas soal kasus. "Bagaimana keadaan telingamu? Baik- baik saja?"

"Apa?" Kwon Joo jelas terlihat kaget. Ia sampai menoleh beberapa detik ke arah Kang Woo sebelum kembali melihat jalanan. Karena ia orang yang baik, Kwon Joo tetap menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya. "Tentu saja."

Kali ini Kang Woo memilih menatap Kwon Joo secara langsung "Ledakan bom waktu itu cukup besar, tidak mungkin telingamu baik- baik saja. Atau kau hanya menahan sakitnya?"

"Kalau saya tidak baik- baik saja, saya tidak akan bisa kembali ke Call Center." Kwon Joo menoleh pada Kang Woo saat pria itu sudah mengalihkan pandangan. "Mari fokus untuk membuat Bang Je Soo membuka mulut."

Kang Woo tidak menjawab. Saat ini ia memilih untuk memikirkan (dan mengkhawatirkan) Kang Kwon Joo.

-----

Bang Je Soo berjalan menuju pintu keluar, tapi Kwon Joo langsung menghalangi langkahnya. "Kita belum selesai bicara."

"Do Kang Woo tidak pergi ke Jepang untuk investigasi," Bang Je Soo berbisik tanpa memandang Kwon Joo yang berdiri di sampingnya. "Dia ke sana untuk menjadi pembunuh."

Mata Kwon Joo melebar.

"Aku tahu dengan pasti kesukaan Kousuke," Bang Je Soo lanjut berbisik. "Sejak kecil dia selalu menyukai benda- benda yang cantik."

Kwon Joo tetap diam.

Kemudian Bang Je Soo menoleh padanya. Menatapnya dengan tatapan pembunuh. "Seperti telinga Miho."

Karena terlalu syok, Kwon Joo hanya berdiri diam di tempatnya, membuat Bang Je Soo dengan mudah berjalan melewatinya.

Kang Woo memasukkan ponselnya ke saku celana, dengan dingin ia berkata, "jangan dengarkan perkataannya. Semuanya sampah."

"Tapi suaranya sedikit berbeda hari ini," Kwon Joo menjawab, berjalan cepat mendekati Kang woo dan menatap pria itu. "Seperti--"

Kang Woo menatap langsung ke mata Kwon Joo, dan pandangan matanya itu membuat Kwon Joo mengedip- ngedipkan matanya dengan cepat.

"Tidak ada apa- apa. Mari kita tidak terpengaruh dengan apapun yang ia katakan," Kwon Joo memutuskan sambil tersenyum. Ia berbalik menuju pintu keluar sambil memakai earphone-nya.

Benar, jangan biarkan ucapan Bang Je Soo yang seorang pembunuh mempengaruhinya. Ia percaya Do Kang Woo bukan pembunuh. Kwon Joo tidak mau mengulang kesalahan yang sama dan merasa bersalah lagi. Ia pernah tertipu oleh Bang Je Soo, jadi ia tidak akan tertipu lagi.

Apapun yang terjadi, ia akan tetap mempercayai Do Kang Woo.

Korean Drama FanficWhere stories live. Discover now