9. Blowjob ?

Mulai dari awal
                                    

"Tidak, maksudku seperti..." Megumi menyela. "Apakah kamu pernah mendapat sesuatu yang mahal ?"

Itadori terdiam lama, membuat Megumi mengganti pertanyaannya.

"Maksudku apakah kamu pernah membelikan temanmu barang mahal ?"

Kali ini, temannya itu menjawab cepat. "Oh! Kau tahu saat Kugisaki ulang tahun, aku mau membelikan sepetu kets yang disukai Kugisaki. Harganya sekitar lima puluh ribu yen atau semacamnya... oh sial, untung aku tidak membelinya atau aku akan melarat berminggu-minggu-"

Terdengar suara Kugisaki yang tertawa, seperti menyenangi penderitaan Itadori.

Sial ... bahkan barang yang mau dibeli Itadori tidak sebanding dengan harga hadiah yang diberikan Yuuta padanya saat ini.

"Itadori," Megumi berkata lagi, jemarinya mengetuk-ngetuk sebelah gagang teleponnya untuk menarik perhatian temannya. "Anggap saja aku menyukai kucing...ini cuma contoh ya....lalu jika kau tahu, apa kau akan membelikanku kucing di hari non-ulangtahunku ?"

Keheningan lama kembali, dan Megumi mulai khawatir otak Itadori sudah mencapai batasnya sampai suara temannya yang bingung terdengar. "Kau suka kucing, Fushiguro ?"

Bukan itu yang penting, bodoh.

Terdengar helaan panjang Kugisaki sebelum suara gadis itu terdengar di telepon. "Ada apa, Fushiguro?" dia bertanya. "Apakah kamu mendapat hadiah mahal dari seseorang?"

Megumi ingin menyangkal, tetapi memilih mengiyakan. "Ini uh ... anggap saja begitu ?"

Kugisaki menarik napas tajam, suaranya rendah dan penuh konspirasi ketika berbicara lagi. "Fushiguro, apakah yang membelikanmu hadiah seorang pria?"

"Pria?" Nada bicara Itadori terdengar tajam, rendah dan protektif entah kenapa. "Pria apa?"

"Ada pria yang tertarik pada Fushiguro dan membelikannya barang-barang mahal," jawab Kugisaki, suaranya terdengar senang dan penasaran. "Apakah dia dari kelas kita? Siapa namanya ?"

Megumi meringis. Dengan cepat, ia memberitahu temannya bahwa mereka tidak mengenalnya.

"Dia uh...tidak benar-benar seusia kita. Dia sedikit lebih tua ... "

"Apa, sudah bekerja ?" tanya Kugisaki, minatnya terusik.

Megumi menelan ludah, jari-jari tangannya yang bebas mengetuk-ngetuk sandaran sofa dengan cemas. Dia tidak pernah pandai berbohong di depan teman-temannya. "Tidak," dia mengakui, meskipun terbata-bata. "Sedikit lebih muda ... tetapi tetap lebih tua dari kita"

Suara Itadori terdengar lagi, nadanya benar-benar tidak seperti yang biasa didengar Megumi. "Tidak penting usianya, Fushiguro. Kenapa seorang pria membelikanmu barang mahal ? Kalian berkencan ?"

Apa ini ? Apa dia salah ?

Megumi menekuk lututnya ke dada, lengannya yang bebas melingkari lututnya. "Tidak. Kami tidak berpacaran....tapi kami sering jalan bersama ?"

"Oke, berarti kemungkinannya sugar daddy," gumam Kugisaki cukup pelan. Sepertinya gadis itu tidak bermaksud agar Megumi mendengarnya.

Megumi ternganga, sejenak bersyukur mereka melakukan percakapan ini melalui telepon sehingga baik Itadori maupun Kugisaki tidak bisa melihat ekspresinya saat ini.

Ide Kugisaki sungguh gila dan tidak mungkin.

Cara bicara Itadori sekali lagi menjadi keras dan protektif. "Apakah dia mengharapkanmu melakukan hal-hal seperti itu, Fushiguro ?" Dia menggeram, "Apakah pria itu benar-benar sugar daddymu? "

Apa ini ? Kenapa Itadori terdengar marah ? 

Dia bisa mendengar Kugisaki berteriak pada Itadori bahwa dia harus lebih sensitif terhadap Megumi ... dengan kata-katanya ... "Walau kita sedih Fushiguro punya sugar daddy, tidak harusnya seperti itu".

Astaga, wanita ini sangat halu.

"Dia bukan sugar daddyku, Itadori !" Megumi menggeram kesal. Dia bisa merasakan wajahnya memanas dan memerah karena malu, dan secara refleks di melirik ke sekelilingnya untuk memastikan tidak ada siapa-siapa meskipun dia tahu dia sendirian. "Kami tidak pernah melakukan apa-apa berdua" dia berbisik pelan.

"Bagus," Itadori membalas. Megumi bisa mendengar Kugisaki berkata "dasar cowok" lewat telepon.

Kepala Megumi terkulai ke depan dengan erangan berat, wajahnya dibenamkan di lututnya sendiri. "Ini sangat memalukan," gumamnya pada dirinya sendiri.

"Jadi tunggu," kata Kugisaki. "Benar-benar tidak apa-apa? Tidak ada sex, kan berarti ?

Megumi merasa otaknya korslet karena gambaran dirinya dan Yuuta melakukan itu semua. Ingatannya kembali ke sesi foto mereka berdua Minggu lalu.

Tidak !

"Tidak," dia menyanggah cepat, menarik bantal ke bawah kepalanya. "Kami berbagi selfie, tetapi tidak ada yang aneh-aneh. Aku hanya tidak enak karena dia membelikanku barang mahal. Dia memberiku hadiah satu juta yen."

Itadori mengeluarkan nafas tersedak, tapi Kugisaki tetap diam, jadi Megumi melanjutkan perkataannya. "Apakah itu normal?"

"Aku tidak tahu, Fushiguro," kata Kugisaki. "Aku tidak pernah memiliki teman yang memberiku hadiah satu juta yen. Tapi biasanya orang seperti itu menginginkan paling tidak blowjob."

"Blowjob ?"

"Tidak!" Ada suara rebutan gagang telepon, diikuti oleh rengekan Kugisaki "Itadori!" tepat sebelum suara teriakan Itadori terdengar jelas di seberang telepon. "Jangan percaya semua perkataan Kugisaki, Fushiguro. Okey ?"

"Oke," Megumi mengangguk walau tidak tahu blowjob itu apa.

"Aku tutup teleponnya. Aku akan meneleponmu besok," Itadori berkata sebelum sambungannya terputus, membuat Megumi keheranan. Sangat aneh. Kenapa temannya mau meneleponnya besok ? Tapi dia memilih tidak memikirkannya lebih lanjut.

Setelah percakapan mereka yang sama sekali tidak membantu, Megumi hanya mendapati dirinya diganggu dengan keraguan lebih banyak. Tentu, dia sudah membantu Yuuta berpura-pura sebagai pacar palsunya, tetapi pria itu berlaku lebih baik padanya daripada yang seharusnya.

Untuk apa Yuuta membeli hadiah mahal untuknya ?

Apa ini tentang blowjob ?

Akhirnya dia memantapkan hatinya dan mengirim SMS ke Yuuta. Kebutuhan akan jawaban mengapa Yuuta berlaku seperti itu memenuhi otaknya.

Megumi: Selamat malam Yuuta. Apa Yuuta ingin blowjob?


TBC or not ?

Silahkan Vote jika ingin dilanjut


Izin promosi ff Gojo x Megumi baru saya dibawah

Izin promosi ff Gojo x Megumi baru saya dibawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[BL] Pacar Pura-PuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang