YOONMIN FAN FICTION
︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶
Ketika raganya berada di ambang kematian dengan jiwa yang terjebak di dalam kegelapan, sebuah cahaya yang begitu menyilaukan menariknya. Membawanya menembus ruang dan waktu hingga lebih dari seribu tahun ke masa lam...
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
◌◌◌◌◌
Matahari yang sejak tadi bersinar terik di atas megahnya langit berwarna biru cerah yang membentang luas, kini sedikit meredup saat kumpulan awan-awan tebal berarak datang dari segala arah. Menyambangi dan menutupinya, walau kilau cahaya sang surya akan selalu mampu menembus lapisan awan itu dan tidak akan mengurangi hawa panas yang menguar hingga ke bumi.
Pria itu menghapus keringat yang menetes pada pelipisnya dengan punggung tangan agar tidak berjatuhan menghalau pandangan mata. Lantas memakai topi hitam yang ia ambil di dashboard mobil untuk menutupi surainya yang di cat berwarna pirang.
Tangan kanannya yang memegang erat kemudi tengah berusaha mengendalikan mobilnya yang kini melaju kencang pada jalanan berliku sebab telah memasuki kawasan hutan lebat. Sementara tangan kirinya menyelinap ke balik punggung dan mengambil sebuah pistol yang tersemat di balik kaus hitamnya.
Sesekali mata setajam rubah itu melirik ke arah spion. Mematai empat mobil yang tengah melaju sama kencang tepat di belakang mobilnya tanpa bisa mengepung karena jalanan sempit berliku yang di apit oleh jurang curam di kedua sisi ruas jalan.
"Berhenti kau, bajingan!!"
Bibir tipis yang dihiasi luka sobek pada sudutnya itu menyeringai sarkas saat matanya menangkap seseorang berteriak sambil menjulurkan badannya keluar mobil di belakang sana. Terlihat seperti mangsa empuk yang sayang untuk dilewatkan.
Kaca mobil di sebelahnya terbuka, lantas tangan dengan kulit terlampau putih itu terjulur sembari memegang pistol dalam genggaman. Mengarahkan senjata api itu ke belakang tanpa menoleh sedikit pun.
DOR!!
Dia menarik pelatuknya. Hanya dengan melihat targetnya melalui spion mobil, pelurunya berhasil melesat cepat dan menembus tepat di kepala mangsanya hingga tewas seketika.
"Mereka pikir, siapa yang mereka ajak bermain," gumamnya dengan suara berat bersama kekehan sarkas. Mengacungkan jari tengah pada mereka yang mengejarnya, lantas menutup kembali kaca mobilnya.
Sesaat setelah itu, orang-orang yang mengejar dia, menghujani mobilnya dengan peluru. Membuatnya mengumpat, memaki, dan terus memaki sembari menghindar.
PRANG!!
Kaca mobil di belakangnya pecah. Membuat pria berusia 25 tahun itu mengeram kesal. Tangannya kembali terulur ke belakang. Menembak tanpa terburu, tetapi begitu tepat sasaran. Menumbangkan lawannya satu per satu.
Sebuah deringan ponsel melantun di tengah riuhnya suara tembakan senjata api. Sedikit memecah konsentrasinya yang tengah mengendalikan mobil sambil menembak para musuhnya di belakang sana.
Sembari menggerutu dan memaki orang yang meneleponnya di saat genting. Sejenak ia melirik, dan ketika melihat nama Kim Namjoon terpampang pada layar dashboard, ia segera menggeser ikon berwarna hijau untuk menjawab panggilan itu.