"Hah?" Jungwo cengoh.
"Titipannya! biar gue yang kasih ke Nona Nam"
"Masalahnya, bukan titipan barang"
""Trus?" giliran Jaemin yang cengoh.
"Ada deh bukan urusan lu. Dimana ruangannya?" kata Jungwo melipat tangan di depan dada.
"Cih. Jalan terus nanti ada resepsionis di ujung, tanya sendiri sana" jawab Jaemin lalu melangkah melewati Jungwo dengan wajah kesal.
"Kenapa tuh anak?!" alis Jungwo terangkat bingung dengan sikap Jaemin.
•
•
•
•
Seorang perempuan melangkah dengan cepat di lorong rumah sakit. Kepalanya terus bergerak mencari seseorang, sesekali berhenti untuk menanyai suster atau mahasiswa yang ada di sekitar jalannya.
Langkahnya berhenti kala pandangannya melihat orang yang dikenalnya ada di depan sana, bukan yang dicari tapi bertanya padanya adalah pilihan yang tepat.
"Jeno" panggil Choi Jisu.
Orang yang dipanggil menengok, mata Jeno seketika membola melihat siapa yang memanggilnya.
Gawat! Apa yang dilakukan asdos fakultas bedah disini, jangan sampai Jaemin kesini_ batin laki-laki tersebut sempat mengedarkan kepala, mewanti-wanti kalau Jaemin tiba-tiba muncul. Dia bisa menyuruh laki-laki itu berbalik sebelum perempuan di depannya ini melihat.
"Hai Jisu seonbae" sapa Jeno dengan senyum terpaksa saat Jisu sudah ada di hadapannya.
"Humm, Dimana Jaemin?"
"Jaemin sedang sibuk, dia harus ikut dengan beberapa psikiater ke seminar di luar RS" jawab Jeno berbohong, mana ada Jaemin ikut seminar para psikiater yang dimana tidak ada sangkut pautnya dengan para mahasiswa.
"Benarkah? lalu siapa orang yang sedang berjalan di belakangmu sekarang?!" ujar Jisu menatap ke belakang Jeno.
Jeno langsung berbalik melihat siapa yang dimaksud asdos tersebut. Lagi-lagi matanya membulat, Jaemin yang sedang fokus berbincang dengan Chenle berjalan mendekat ke arah Jeno dan Jisu. Tidak menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan.
Seperginya Chenle, Jaemin mengarahkan pandangan ke Jeno.
"Jen" sapa Jaemin.
Sepertinya dia belum melihat dengan siapa Jeno berdiri, sampai Jisu mendorong Jeno lalu berlari ke Jaemin.
"Jaeminiiii" suara imut dari Jisu.
"Lo" Jaemin yang baru sadar berhenti melangkah, dia ingin berbalik tapi gadis itu sudah memeluk lengannya.
"Kok lo bisa disini" tanya Jaemin menarik tangannya dari Jisu.
"Aku-kamu Jaemin jangan Lo-gue, tidak sopan!"
"Ck, lepas! peluk peluk gini juga nggak sopan!" balas Jaemin berhasil mendorong Jisu sedikit menjauh.
Jaemin lalu melihat ke arah Jeno menanyakan kronologi kenapa bisa asdos gila fakultas spesialis bedah ini ada bangsal kejiwaan.
"Oi Jaem, kok cepat baliknya?" tanya Jeno tidak berhubungan dengan pertanyaan Jaemin.
Jaemin yang tidak paham semakin menautkan alis.
"Lo ikut Psikiater Do seminar di Gangnam kan?" tanya Jeno lagi, menatap Jaemin seperti menjelaskan maksudnya berbohong.
Jaemin mengerti "aah iyah, gue lupa ngambil beberapa berkas materi di ruangan Dokter Do" jawab Jaemin tersenyum canggung.
Keduanya saling melempar senyum mencurigakan di mata Jisu, gadis itu melihat ke arah mereka secara bergantian dengan mata memicing.
"Jisu seonbae sendiri ngapain disini, ini bangsal psikologi bukan ahli bedah" tanya Jeno.
"Mau bertemu Jaemin" jawabnya.
Lalu kembali mendekati Jaemin. Tapi belum sempat meraih tangan Jaemin, laki-laki itu langsung melangkah meninggalkan Jeno dan Jisu.
"Gue duluan Jen, Jisu seonbae. Dokter Do sudah menunggu soalnya" pamitnya beralasan agar terhindar dari gadis cantik itu.
"Kalau begitu, saya juga permisi seonbae masih ada yang harus saya pantau" Jeno juga pamit mengikuti arah Jaemin pergi, menyisakan Jisu yang masih berdiri menatap dua laki-laki itu dengan kesal.
"Kok bisa disini?" bisik Jaemin pada Jeno yang sudah tepat disampingnya.
"Nggak tau, gue lagi mantau anak-anak tiba-tiba dia nyamperin" jawab Jeno juga berbisik.
Jaemin mendengus "thanks bro buat yang tadi" ucap Jaemin menepuk pundak Jeno dan dibalas anggukan dari Jeno.
"Ooh iyah, gueue tadi ketemu Bang Jungwo di ruang istirahat nyariin Gyu Ram. Emang sudah waktunya pemantauan yah? Kok asdos-asdos pada datang aja ke RS?" ujar Jeno.
"Gue juga ketemu dia. Mungkin, ini hari ketiga wajar sih" jawab Jaemin
"Tapi Bang Jungwo nyari Gyu Ram doang, kira-kira ngapain?"
"Ada titipan dari Profesor Baekhyun katanya, nggak tau apaan" ekpresi Jaemin tiba-tiba berubah masam, saat membahas pertemuannya tadi dengan Jungwo.
"Kenapa lu?" Jeno menatap bingung Jaemin yang berubah ekspresi. Mulutnya langsung membentuk bulat saat dia paham apa yang terjadi.
Tangannya terangkat menepuk bahu temannya itu "nggak usah cemburu gituh, kan cuman nyampein amanah bukan mau ngajak nikah" Jeno menahan senyum ketika mendapat tatapan tajam dari Jaemin.
Jeno berdehem "trus lo biarin mereka ketemu? berdua?"
"Cih, Nona Nam itu kulkas jadi tidak akan ada hal-hal aneh seperti apa yang lo pikirin" Jaemin mengangkat bahu cuek.
"SADAR LO TERNYATA!!!" teriak Jeno tiba-tiba sampai orang-orang yang ada di lorong rumah sakit langsung menatapnya.
Jeno tersenyum canggung lalu membungkuk meminta maaf. Jaemin hanya menggeleng seperti mengatakan 'gue nggak kenal' lalu melengos pergi.
•••••
Vote dan komen juseyooo ❣️❣️🙂
YOU ARE READING
My First Relationship|With Na Jaemin
Fanfiction"Kalau begitu jadi pacarku ! Dan ubah sikap kasarmu Nam Gyu Ram!" "Apa?" "Itu permintaanku dan kamu tidak boleh menolaknya. Ingat perjanjian kita seminggu yang lalu?" "Yaaah Jaemin-ssi, lo mabuk atau sekarang otak lo udah gila? dan ada apa dengan c...
#Chapter17
Start from the beginning
