“Tapi suatu hari nanti marga mu berubah menjadi, Lee.” Timpal Haechan dengan penuh rasa percaya dirinya. Renjun mendelik tidak terima, bertemu Haechan bisa membuat tensi darahnya naik. Dan itu bisa membuat stress, huft.

“Kau belum jawab pertanyaan ku tahu!”

“Ah itu. Aku sebenarnya tadi kesini ingin membeli sesuatu untuk ku bawa berkunjung ke apartment baru sepupuku. Mereka baru saja pindah semenjak sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Kalau kau?” Haechan menjawab pertanyaan Renjun, lalu kemudian ia melemparkan pertanyaan kembali ke Renjun.

“Aku disuruh membeli bahan dapur yang kurang sama bunda. Aku sangat malas, tapi nanti aku tidak bisa makan. Sebuah kerumitan bukan?” Haechan mengangguk-angguk mengerti.

“Kau ingin ikut?”

“Kemana?”

“Kerumah sepupu. Anggap saja kita berpacaran, dia selalu mengolok-olokku asal kau tahu!” Kadu Haechan.

Berpura-pura? Atau ini adalah sebuah ajakkan dari Haechan? Hal yang sulit ditebak.
“Anggap? Kau ini mengajak aku berpacaran atau berpura-pura?” Bingung Renjun. Haechan tertawa singkat, ia sedikit menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan Renjun.

“Kalau ku ajak sungguhan, aku yakin seratus persen kau akan menolakku.” Haechan kembali menegakkan tubuhnya, ia mengusak rambut Renjun sebelum pergi dari hadapan laki-laki bermarga Huang itu. Renjun memutar tubuhnya, melihat laki-laki itu menghilang dari pandangan nya.

Haechan itu laki-laki aneh dan misterius. Terkadang ia usil, jahil, menjadi pelawak dadakkan, bisa menjadi seorang puitis, dan terkadang ia memuncul 'kan sikap dewasanya. Itu semua tidaklah aneh, hanya saja masih berusaha diterima oleh logika untuk Renjun.

— 000 —

“Ayolah, Jungwoo.. sekali saja. Habis ini kau bisa melanjutkan tidurmu.”

“Aku mengantuk, Lucas. Nanti sore saja!” tolak Jungwoo.

Lucas merengut, ia hanya mengajak Jungwoo untuk membuat sebuah konten diaplikasi kekinian itu. Apanya yang salah? Lagian tidak sampai dua puluh empat jam membuatnya. Lucas terus menarik selimut yang digunakan Jungwoo. Pria itu malah membungkus dirinya dengan selimut.

“Sepuluh menit saja..”

“Jungwoo..! Ayolah itu bah—”

“Cerewet sekali, sepuluh menit saja.” Jungwoo baru saja mengecup bibir Lucas. Gerakan yang dilakukan Jungwoo terlalu cepat dan tiba-tiba. Membuat Lucas terkejut, seketika langsung mengeblank.

Lucas memegang bibirnya, meskipun Jungwoo pernah melakukannya sebelumnya. Tetap saja itu sesuatu yang mengejutkan. “Ayo cepat, tadi rewel sekali. Sekarang malah diam.”

“Ah h-ha iya ayo.”

“Kita briefing dulu.”

“Briefing? Untuk apa? Sesulit itu pembuatan videonya?”

“Tidak, supaya videonya terlihat natural saja.” Jungwoo mengernyitkan dahi bingung. Ia tidak paham cara mengikuti trend zaman sekarang yang aneh ini.

“Aih payah sekali. Lihat saja videonya sendiri.” Lucas memberikan ponselnya yang sedang menampilkan video dari aplikasi kekinian. Divideoin itu terlihat jika seorang lelaki mengungkapkan sebuah perasaan tanda cintanya kepada sang perempuan. Terlihat seperti dipaksa, ya ia tahu itu hanya sekedar settingan untuk mengikuti trend.

“Bagaimana kau mengerti?”

“Ya, lumayan.”

“Baiklah, mari kita mulai!..”

“Let me raise a toast..”
( Biarkan aku memperkenalkannya )

“To the boy i love most.”
( Untuk laki-laki yang paling kucintai )

“In the wholee world..”
( Di seluruh dunia )

“Please don't say my name...”
( Tolong jangan sebut namaku )

“Please don't say my name...”
( Tolong jangan sebut namaku )

“Wong Lucas..!”

“Ouh...”

— 000 —


Pagi-pagi seperti ini Jeno sudah dibuat sesak nafas karena Jaemin menindih tidurnya yang posisi tengkurap. Pria memang sangat susat menahan hormon seks ketika sudah memiliki pasangan.

“Jaemin, menyingkirlah!”

“Hm, aku tidak mau.”

Jika saja milik Jaemin yang tidak berdempetan dengan pantatnya, ia akan segera menendang laki-laki itu. Jaemin sangat menyebalkan soal seks, tetapi aku malah terus mencintainya. Pikir Jeno.

“Aku kesusahan bernafas, kau mau aku mati?”

“Tentu saja tidak. Tapi, morning seks tidak buruk bukan?”

“Jaemin, sesusah itu kau menahan hasrat seks?” bukannya menjawab kedua tangan nakal Jaemin mulai menggerayangi tubuh Jeno. Dimulai meremas bongkahan pantat Jeno, lalu memainkan puting kekasihnya itu.

“Heunghh, berhenti..”

“Kau meminta berhenti, tapi tubuhmu itu tidak sayang.”

“I will give you a very healthy breakfast.”

“Apa itu?”

“Spermaku.”

Bersambung...

Hello, long time not see.

Kalian sudah vaksin? Saya sudah.

Jangan lupa mampir kecerita baru saya ya, Bipolder. Hehe, bisa dicheck ke profil.

Saya lagi dimabuk part rapo hanjis di domino, saya juga ga sabar untuk cb nct 127. Lelah mikirin teori SM.

Saya duluan ngucapin aniv nct dream ah.

Saya duluan ngucapin aniv nct dream ah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


HAPPY 5TH ANNIVERSARY NCT DREAM!

120vote saya bakal buat chapter full ngewe. Jangan lupa tinggalkan jejak! See u!

HOMOPHOBIC - JAEMJENWhere stories live. Discover now