sebentar (mammon x reader)

1.6K 202 7
                                    

"Grilled Snake dan Chaos Devil Cider, meja 7!"

Kamu segera mengambil nampan yang baru saja keluar dari dapur Hell's Kitchen. Kamu jelas mengenal pengunjung yang menempati meja nomor tujuh itu. Tidak lama setelah kamu mulai bekerja, pria itu muncul dan ini adalah pesanan keduanya semenjak kedatangannya.

"Mammon ...."

Mammon mengalihkan tatapannya dari D.D.D.-nya. Pandangan kalian bertemu beberapa detik sebelum Mammon sadar untuk memalingkan wajahnya.

"Kau kelaparan atau hanya gila? Bahkan pesanan sebelumnya belum kausentuh."

"Aku menunggu temanku dan yang sebelumnya adalah pesanannya."

"Hampir dua jam dan temanmu belum datang juga?"

"Dia hanya telat sebentar." Mammon lantas meraih gelas Bloody Soda pesanan sebelumnya lalu mulai meminumnya. Dia tersadar untuk mengoreksi sesuatu ketika melirikmu sekilas. "Jangan samakan sebentar Devildom dan sebentar di duniamu. Dua jam hanya seperti semenit bagiku!"

Meskipun kamu tahu itu hanya alasan, kamu tidak merasa perlu menanyainya lebih jauh lagi karena ada yang lebih krusial dari itu.

"Kupikir minuman yang kauminum itu pesanan temanmu?"

Mammon hampir saja menyemburkan sodanya.

"Sekarang apa lagi?" tanyamu setelah meletakkan segelas Chaos Devil Cider di hari-hari berikutnya.

Mammon segera berpretensi sedang melihat grafik portofolio sahamnya di D.D.D. ketika pesanannya datang. Satu tangan menumpu kepalanya yang sedang berusaha mencari alasan. Hari kelima kamu bekerja paruh waktu dan lima hari juga dia selalu datang ke Hell's Kitchen.

"Aku hanya ingin minum sebentar." Lalu dia melirikmu sekilas, mencoba menangkap ekspresimu yang elusif. "Suasana hatiku sedang bagus, jadi Mammon-sama ini akan berbaik hati memberi tahu satu rahasia kecilnya bahwa dia adalah pelanggan setia Hell's Kitchen. Jadi jangan heran kalau kau melihatku setiap hari di sini. Suatu kehormatan besar bagimu bisa melayani Mammon-sama!" Begitulah jawaban yang tersisa di kepalanya.

Kamu lalu tertawa ringan. Kamu tahu semua jawabannya hanyalah kedok, tetapi kamu tidak bisa menahan untuk tidak bertanya hal yang sama acap kalinya. Kamu bahkan menunggunya mengungkapkan bualan yang tidak pernah bosan kamu dengar. Melihat ekspresi pria itu yang begitu impulsif juga menjadi hiburan tersendiri di sela-sela kepenatan melayani para tamu.

Ketika seseorang tertarik denganmu, dia akan meniru mimikmu hingga orang lain yang melihat akan mengira kalian adalah kembaran; dan itulah yang dilakukan Mammon sekarang. Tanpa disadari oleh kalian berdua, dia membalas dengan ekspresi yang sama denganmu; meskipun tidak bertahan lama karena pria itu terlanjur sadar atas refleksnya lalu berdeham untuk menutupinya.

"Oi, sampai kapan kau akan berdiri di situ! Kalau aku pemilik tempat ini, aku akan menyuruhmu memakai kostum saja dan membagikan brosur di luar!"

Mammon lantas berdiri lalu menyentuh kedua bahumu. Pandangan kalian hanya bertemu dalam detik yang singkat sebelum pria itu buru-buru memutar bahumu menghadap kembali ke konter.

"Iya, iya, aku pergi," gumammu seraya menekukkan bibir.

Selama langkahmu kembali ke konter, kamu mulai memikirkan ada yang berbeda dari Mammon. Kamu masih melihat sosok yang sama; mungkin bukan dia, melainkan dirimu yang mulai merasa begitu. Rasanya seperti ada yang mengetuk jantungmu ketika kamu melihat sepasang azuritnya nyalang menatapmu. Meskipun hanya sepersekian detik, kamu masih dapat mengulas dengan jelas di pikiranmu. Dan rasa yang tersisa adalah pulsasi yang tidak bisa kamu cegah.

afektif (kumpulan oneshot obey me!) Where stories live. Discover now