"Mommy selalu mengatakan, "Kau milik Mommy. Tak ada siapapun yang boleh memilikimu selain Mommy. Kau akan menemani Mommy hingga kita berdua mati." pada saat itu aku hanya mengangguk tak paham karena bagaimanapun aku tidak bisa berpisah dengan Mommy."
"Tapi rasanya itu begitu menyiksaku, aku hanya bermain sendirian dan selalu sendirian. Jika aku mencoba melanggar perkataan Mommy, aku akan dikurung ditempat yang begitu banyak lampu dan sinar matahari yang masuk secara paksa kedalam ruangannya. Rasanya mataku akan buta jika terbuka."
"Itulah sebabnya awal mula aku membenci cahaya dan lampu." isak Taeyong pelan, mengusap kasar air matanya yang meluncur bebas.
Changmin benar-benar tak menyangka akan semua perkataan Taeyong."Kau merasa begitu takut dengan Ibumu juga? Bukan hanya cahaya dan sentuhan?"
Taeyong mengangguk samar, "Mommy terlihat begitu menakutkan. Aku selalu terbayang akan hal itu, Mommy juga sering memukulku ketika aku salah."
"Dan Ayahmu tidak tau itu?"
"Daddy sibuk bekerja." sahut Taeyong, kepalanya mendongak menatap wajah Changmin dengan mata basahnya.
"Paman, Mommy sangat sering muncul dihadapanku meski aku sedang tidak memikirkannya. Dia selalu muncul dan membuatku takut."
"Taeyong..."
"Paman aku tidak menderita Skizofrenia dan PTSD lagi, bukan?" tanyanya dengan lemah, memotong perkataan Changmin.
Pria paruh baya itu hanya bisa terdiam beberapa saat menatap wajah cantik dihadapannya itu dengan tatapan kasihan, khawatir dan sedih. Taeyong sudah seperti anaknya sendiri.
"Taeyong, Paman mendengar banyak tentangmu dari Jaehyun. Kenapa tak pernah bercerita lagi jika kau kembali melihat dan bermimpi tentang Ibumu lagi?" Changmin mendekatkan kursinya dan menggenggam tangan Taeyong.
Taeyong berusaha menyamankan dirinya dengan sentuhan langsung dari Changmin itu. "Aku takut, aku takut jika ternyata aku kembali menderita itu. Itu benar-benar menyiksaku. Rasanya aku terbayang semuanya yang terjadi dimasa lalu dengan berulang-ulang. Itu sangat mengerikan."
Changmin mengangkat satu alisnya, "Apa ada sesuatu yang tak kau ceritakan?"
Mata Taeyong membulat dan terlihat bergetar, menggeleng pelan. "Huh? T-Tidak." cicitnya pelan, mengalihkan matanya kearah lain.
Changmin tau, Taeyong berbohong. "Taeyong, kita tidak akan berhasil melewatinya jika kau tidak menceritakan semuanya." bujuknya lembut.
Taeyong perlahan menoleh, menatap lekat kearah Changmin yang begitu meyakinkannya. Haruskah Taeyong percaya?
Beberapa kali ludahnya diteguk kasar karena rasanya tenggorokannya begitu kering dan terasa sesak.
"Aku..." bibirnya tergigit erat, berusaha menahan ketakutannya yang mulai berlebihan.
"Aku menyembunyikannya selama 20 tahun. Tak ada yang mengetahui hal ini bahkan Daddy sekalipun."
Mata Taeyong semakin bergetar dan basah, "Paman, aku..." ucapannya terus menggantung tanpa henti, seakan tenggorokannya tercekat.
Changmin dengan sabar menunggu, sesekali tangannya mengeratkan genggaman ditangan Taeyong, berusaha menenangkan pria mungil itu.
"Aku menyaksikan Mommy membunuh 2 orang dihadapanku dengan mata kepalaku sendiri." ucapnya dengan begitu pelan.
Saat itu juga air matanya langsung meluruh deras tanpa henti. Taeyong merasa tersiksa menahan dan menyembunyikan fakta itu selama ini, hanya dirinya yang mengetahuinya. Hanya dirinya yang menderita sendirian.
YOU ARE READING
My Bodyguard (JAEYONG) ✔️
Romance{COMPLETE} {SUDAH DIBUKUKAN} {PART LENGKAP} "Stay with me and protect me forever, My Bodyguard." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
PART 30
Start from the beginning
