Aku Suka Kamu

28K 1.7K 276
                                    

Haloha, aku bawa cerpen nih. Ini buat dibaca, dinikmati, bukan buat diplagiat, dishare SEMBARANGAN bahkan diCOPAS suka-suka kalian.  

GAK BOLEH SHARE CERITAKU SEMBARANGAN TANPA IJIN! INGAN TANPA IJIN!!! GAK BOLEH! INI BUAT ADEK- ADEK FANS BERAT ARTIS2 INDO APALAH ITULAH INILAH, DIMOHON KECERDASANNYA UNTUK TIDAK MENGCOPAS SEMBARANGAN! APALAGI MENGGANTI CAST SEENAK DENGKUL KALIAN! GAK BOLEH! MELANGGAR HUKUM! TUKANG PLAGIAT SADARLAH, TOBATLAH, HAPUSLAH KARYA PLAGIATAN KALIAN! NGERUGIIN ORANG NENG! GUE LAPORIN BARU TAU RASA LO!!! #GakNyante 

Baiklah, silahkan dinikmati :)  

=======+++++=======

Cinta itu bisa datang kapan saja.  

Seperti saat kita berjalan di pinggiran lapangan dan tiba - tiba pandangan kita tertuju hanya pada satu orang saja bahkan pada saat ramai sekalipun. Atau saat kita tersenyum kecil ketika seseorang sedang menertawakan leluconnya sendiri meskipun bagi kita lelucon itu tidak lucu sama sekali. Atau mungkin ketika detak jantung kita serasa berhenti untuk beberapa detik hanya karena senyum manis seseorang. Dan semua itu aku alami ketika aku melihat Rian, cowok hiperaktif yang selalu membuat gaduh sekolahan. 

"Kalau lo udah lulus, lo mau jadi apa, Yan?" tanyaku padanya ketika kami sedang berada di kelas bersama teman - teman kami. 

"Gue? Hmm, pertanyaan yang cukup sulit," gumamnya seolah - olah berpikir serius. Hal ini mengundang cibiran dan tawa dari anak - anak yang lain.  

"Lagak lo kayak bisa mikir, Yan!" Kini Risa, salah satu temanku sudah menoyornya yang membuat semua anak tertawa. 

"Heh, gue bisa mikir tau! Lo kira ini kepala isinya lotre! Otak kali!" balas Rian dengan wajah sok sombongnya. Aku tertawa kecil melihat tingkahnya ini.  

"Otak kesumbat juga dipamerin! Makanya sering - sering dibersihin tuh otak, biar bisa dibuat mikir!" ledek Ova. 

"Ah, lo cewek - cewek pada rese. Dasar, makhluk sok bener lo pada." katanya sok ngambek yang membuat semua anak tertawa.  

"Dih emang kita bener, weeekk." Risa membalas ucapan Rian sambil menjulurkan lidah ke arahnya. 

"Yaudah, Yan. Dijawab nanti - nanti juga gak papa. Jernihin dulu pikiran lo, biar bisa jawab." kataku sambil tertawa kecil.  

Rian kemudian bangkit dari posisi duduknya dan menunjuk kami semua yang berspesies perempuan dengan muka sok sadisnya. 

"Lo semua rese kalau lagi laper!" katanya yang membuat kami semua tertawa terbahak - bahak. Setelah itu Rian meninggalkan kami semua dengan wajah sok coolnya yang membuat kami tak dapat berhenti tertawa.  

Rian selalu dapat mambuat suasana menjadi lebih berwarna. Ia selalu menebar tawa dengan tingkahnya yang kadang konyol. Dan hal ini membuat kebanyakan dari kami tak sadar bahwa kami telah jatuh cinta kepadanya.  

Aku masih memperhatikan Rian yang kini berjalan ke grombolan anak - anak cowok yang sedang bermain kartu di meja belakang. Dengan senyum mengembang dia memeluk salah satu anak cowok yang membuat anak cowok tersebut terkaget.  

"Cintahh, kangen!" ucap Rian sok imut yang membuatnya mendapatkan toyoran dari anak cowok tersebut. 

"Najis banget lo Yan!" kata Tio sang korban peluk. Kemudian Tio dengan serta merta mendorong tubuh Rian agar menjauh darinya. 

"Cintah jahat, chaobela sedih." ucap Rian lagi dengan wajah sedih yang dibuat - buat.  

Hal ini membuat semua anak yang mendengarnya langsung tertawa terbahak - bahak, tak terkecuali diriku. Dia memang sangat jahil, bahkan kelewat jahil. Dia sering mengganggu teman - temannya dengan berlagak manja. Menjijikan sebenarnya. Tapi bagiku, itu sangat manis. 

Aku Suka KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang