Bagian 20 : Piknik

Start from the beginning
                                    

Salena pun ikut menatap ke arah Shalita. Mengingat tadi kebersamaan mereka yang sangat singkat, rasanya kerinduan Salena pada Shalita belum sepenuhnya terbayar.

Kembali menatap Rasya lalu ia mengangguk pelan seraya tersenyum tipis.

Kemudian Salena turun dari mobil, melambaikan tangan pada Rasya yang melajukan mobilnya. Pergi dari sana.

Salena masih diam berdiri. Terpekur.

Apakah liburan nanti ada Mamanya Rasya?

Kenapa Salena tidak memikirkan sebelumnya?

Salena memejam sejenak. Merasa pusing sendiri memikirkan jika nantinya bertemu dengan Mamanya Rasya lagi.

Wanita yang melahirkan Rasya itu begitu membencinya. Masih berstatus istri Rasya saja, Salena sering dimaki dan diberi tatapan sinis. Bagaimana nantinya, ia yang tak lagi berstatus istrinya Rasya.

***

Di rumah Odit, tepatnya di halaman belakang, mereka melakukan piknik. Melebarkan karpet yang di atasnya terdapat beberapa kudapan manis serta kompor portable yang diatasnya terdapat panci berisi air sup tomyam yang dipanaskan. Di sebelahnya terdapat wadah berisi isian tomyam tersebut.

Di sisi lain terdapat tungku BBQ, terdapat beberapa beef slice di atasnya sedang dipanggang. Ada Viora dan Nasha yang bertugas memanggang. Seperti biasa bertengkar karena Viora akan makan beef slice tersebut jika telah masak.

Nasha menoyor kepala Viora saat hendak memasukkan daging ke dalam mulutnya. Sebelum Viora menendangnya, ia segera berdiri menjauh dari temannya itu.

Mengeluarkan ponselnya ia melakukan selfie dengan background Viora yang memanggang, Salena yang mengaduk air sup tomyam yang di sebelahnya ada Zidny yang memakan kudapan manis serta ada Odit dan Ares yang berbincang.

Nasha tersenyum lebar, ia segera menoleh memanggil Odit dan Ares membuat keduanya menatapnya. Lalu mengambil foto.

"Sha, kalau lo upload, gue gak bakal ajakin lo makan enak!" Ancam Odit dengan mata melotot. Nasha tertawa lalu bergabung duduk di atas karpet.

"Tenang aja. Gak akan kok."

"Up aja Sha, gak pa-pa kok," sahut Ares menyengir lebar yang langsung mendapat tamparan di wajahnya. Siapa lagi kalau bukan Odit.

Meski tidak sakit, tapi Ares merengek. Merengek pada Zidny yang tertawa.

"Maminya Nini jahat banget, bikin muka Om sakit." Ares mendekat ke arah Zidny, memangku gadis kecil itu seraya minta disuapi.

Zidny mengulurkan sebuah potongan kue yang siap dilahap Ares, tapi Zidny malah memasukkan ke dalam mulutnya lalu kembali tertawa.

Ares cemberut, tapi kemudian menggelitik Zidny yang membuat gadis kecil itu semakin tertawa.

"Nanti Nini nangis!" Tegur Odit menghentikan Ares.

Kedatangan sosok June membuat mereka semakin heboh. June yang tiba-tiba datang.

"Kapan lo datang?" tanya Salena menyambut June, pria itu langsung memeluknya.

"Semalem. Sengaja gak bilang supaya kalian kaget. Kalian kangen gue, gak?" Yang lain berekspresi ingin muntah. Kecuali Salena yang hanya tertawa.

"Lo bawa oleh-oleh apa Jun?" tanya Odit.

"Gak ada. Bawa diri gue aja. Widih enak nih! Emang rejeki anak soleh gak pernah kemana!" June langsung mengambil daging dari piring Viora membuat wanita itu mendelik tajam ingin memukul kepala June menggunakan alat penjepit.

"Kangen banget gue, Vi." June hendak memeluk Viora, tapi ia urungkan, makanya ia memeluk Odit dan langsung mendapat tatapan tidak suka dari seseorang.

Bukannya melepaskan, June mengeratkan pelukannya pada Odit, menatap Ares dengan pandangan pongah.

"Apa sih Jun? Jangan bilang lo belum mandi?" Odit mendorong June agar berhenti memeluknya. June hanya menyengir dan Odit tau jawabannya, semakin menjauh dari June.

"Lo gak asik. Masa gak bawa oleh-oleh," cibir Nasha.

"Gue bawa kok. Tapi cuma buat yayang Salena." June menepuk kepala Salena seraya tersenyum manis.

"Lo bawain gue apa?" Tatapan Salena penuh harap.

"Gantungan kunci."

Salena tersenyum hampa, memasang ekspresi marah yang tentunya hanya pura-pura. Menjauh dari June, tapi June malah mendekat dan merangkul pundaknya.

"Jangan mau Len di modusin June!" Viora menepis tangan June lalu duduk di antara mereka.

"Cemburuan amat si lo!" ejek June pada Viora. Sekarang merangkul pundak Viora.

"Lagian Salena juga gak bakal kepincut ama lo Jun," sahut Nasha.

"Emang kenapa? Lo udah punya pacar Len?" June menatap Salena yang langsung menggeleng. "Ya udah, sama Abang aja." Kepalanya langsung ditoyor Viora.

"Lo jauh di bawah Mas Rasya, gak mungkin Salena milih lo." Odit mulai menggoda Salena yang wajahnya memerah.

"Apa sih?" Teman-temannya kini menatapnya penuh tanya kemudian dengan pandangan menggoda.

"Duh bentar lagi ada yang bakal rujuk nih?" Nasha terkikik.

"Siapa?" sahut Ares. Tatapannya tertuju pada Odit yang mengernyit saat ia menatap wanita itu.

"Odit. Jadi gak usah ngarep lo!" sahut June membuat Ares mendelik kesal.

Odit hanya berdecak kesal. Kenapa malah dia? Padahal yang dimaksud Nasha, yaitu Salena.

***

See you the next chapter
Salam manis dari NanasManis😉
16/08/21

Bittersweet DivorceWhere stories live. Discover now