"Sampai jumpa lagi Jaeminnie, jaga dirimu baik-baik, jangan sampai sakit, bibi juga akan menjaga diri bibi dengan baik." Jaemin memeluknya sebelum akhirnya bibi Zhu pergi dari mansion NEO.
Saat bibi Zhu sudah pergi Jaemin kembali masuk ke dalam mansion, dia menemukan Lucas berdiri bersandar di dinding.
"Gegeeee~" Jaemin berjalan cepat dan memeluk Lucas, dan pemuda Wong itu hanya mengusap punggung Jaemin.
"Waeyo?" Jaemin tidak menjawab, dia mendongak menatap Lucas yang menunduk. Lucas membubuhkan ciuman di kening Jaemin.
"Kau sedih karena beliau akan kembali ke China?" Jaemin mengangguk.
"Kita bisa mengunjunginya di China kalau kau mau." Jaemin mengangguk lagi, dia kembali meletakkan wajahnya di dada Lucas, dan menghembuskan nafas pelan.
"Dia sudah seperti sosok ibu bagiku, aku merasa kehilangan saat mendengarnya akan kembali ke China." ujar Jaemin, Lucas menepuk-nepuk pelan punggung Jaemin.
"Kau lelah, ayo istirahat." Jaemin menurut saat Lucas menggendongnya, dia menutup matanya dan menyandarkan kepalanya di bahu lebar Lucas.
***
Mood Jaemin sore ini kacau selepas mendengar Bibi Zhu akan kembali ke China, seharian dia menempel pada Lucas, tidak mau lepas. Lucas sih senang, tapi tidak dengan penghuni lainnya yang iri, tapi mendekati Jaemin yang moodnya kacau juga bukan hal yang bagus, jadi mereka membiarkan Jaemin menempel pada Lucas.
"Love, bisa lihat aku sebentar?" Jaemin menoleh pada Taeyong yang tadi memanggilnya.
"Ada apa hyung?" tanya Jaemin.
"Boleh hyung bicara mengenai masalah panti asuhannya?" tanya Taeyong, Jaemin mengangguk.
"Apa ada masalah di sana?" tanya Jaemin, karena dia tidak mendapat laporan yang mengatakan di sana terjadi masalah.
"Tidak, tapi kita kekurangan tenaga kerja, kau mau menambah orang atau tidak? Terlebih dua orang yang kita kirim adalah pelayan di kediaman ini, mereka yang biasanya melayani harus mengurus para anak kecil." Jaemin terdiam sesaat.
"Apa hyung ada orang yang bisa dipercaya? Aku tidak mengenal siapapun yang bisa dijadikan pengasuh, aku tidak kenal banyak orang, terlebih aku tidak ingin salah memilih orang." ujar Jaemin. Para Tuan Muda mulai muncul satu per satu dan kini duduk di sekitar Jaemin.
"Bicara masalah panti?" tanya Sungchan.
"Ne, apa kau ada kenalan yang bisa mengurus anak-anak dan pastinya tidak akan membuat masalah di masa mendatang?" tanya Taeyong pada Sungchan.
"Coba kulihat?" Sungchan nampak mencoba mengingat-ingat adakah orang disekitarnya yang bisa dipercaya.
"Kita tidak mungkin mengirim pelayan dari mansion, karena mereka punya pekerjaan juga di sini." ujar Taeyong.
"Hyung memang tidak punya kenalan?" tanya Jisung.
"Ular semua yang kukenal, lebih baik tidak." jawab Taeyong.
"Sama denganku, tidak ada yang bisa dipercayai untuk mengurus ini." ujar Taeil.
"Kalau membuka lowongan pekerjaan untuk itu?" tanya Yangyang.
"Tidak akan berefek apapun, meski kita pakai nama NEO, tapi Tuan panti asuha itu adalah Jaemin, bisa jadi masalah nanti." ujar Johnny.
"Ah benar juga, Jaemin kan belum dikenal publik." ujar Yangyang.
"Seungmin atau Jeongin? Kau tidak bisa bertanya pada mereka?" tanya Jeno.
"Aku tidak yakin mereka mampu mengurus anak-anak." ujar Jaemin.
"Tapi akan kucoba." Jaemin meraih ponselnya dan mengirim pesan pada Seungmin, dia tidak berani menelpon Seungmin, takut menganggu sahabatnya itu, lebih baik dia mengirim pesan untuk melihat sahabatnya sibuk atau tidak.
"Seungmin bilang ada temannya yang butuh pekerjaan, kebetulan temannya pernah bekerja di daycare, bagaimana?" tanya Jaemin pada yang lain.
"Kita coba dulu." Jaemin pun mengirim pesan itu kepada Seungmin, tadi dia juga mengirim pesan pada Jeongin tapi belum ada balasan.
TING
"Jeongin?" Jaemin segera membuka pesannya dan terkekeh kecil.
"Ada apa?" tanya Haechan.
"Jeongin bilang kalau dia mau bekerja padaku, dia bisa mengurus anak-anak, meski begitu aku masih khawatir jika dia yang menjaga anak-anak." jawab Jaemin, dia membalas pesan Jeongin, mengatakan kalau Jeongin harus mempertimbangkan lagi untuk menjadi pengasuh.
"Setidaknya yang bekerja di sana adalah orang yang mampu mengurus rumah, bisa memasak, punya kesabaran tinggi, tidak mudah emosi, dan tidak main tangan, ah satu lagi, harus pintar." ujar Shotaro.
"Tapi mencarinya agak susah, dari syarat yang kau ucapkan meski sudah terpenuhi tapi dia tidak bisa dipercaya ya sama saja." ujar Jaehyun.
"Ah iya benar juga, kalau tiba-tiba dia pergi membawa uang panti atau melakukan korupsi, nama Jaemin yang jelek." ujar Shotaro, Jaemin hanya diam saja mendengarkan pembicaraan mereka.
"Tuan Muda, Nyonya, makan malam sudah siap." seorang pelayan memberi tahu mereka, dan segere setelah itu mereka semua pergi ke ruang makan untuk makan malam.
***
Jaemin tidak bisa tidur malam ini, dia hanya berguling ke kanan dan ke kiri. Sebelum akhirnya dia bangun dan memutuskan untuk keluar kamar, dia pergi ke ruang musik dan duduk di depan piano, dia memainkan Wu Ji, lagu itu yang membuatnya tenang. Karena suasana yang sepi, suara itu terdengar di seluruh penjuru mansion. Para Tuan Muda yang ada di kamar mereka hanya bisa diam mendengarkan permainan Jaemin.
"Bukannya tidur aku malah buat ribut" gumam Jaemin, tapi dia tidak berhenti, lagu berikutnya dia memainkan Unbreakable Love. Pintu ruang musik yang terbuka membuat suara terdengar sampai luar.
"Waktunya tidur Nyonya Muda~" Jaemin menghentikan permainannya dan menemukan Yuta berdiri di depan pintu ruang musik. Jaemin terkekeh dan berdiri dari duduknya.
"Tidak bisa tidur hyung" jawab Jaemin pelan, Yuta merangkul Jaemin dan membawanya keluar ruang musik.
"Mau dipeluk sampai tidur?" tanya Yuta, Jaemin menatap Yuta.
"Memang hyung mau memelukku?" tanya Jaemin.
"Jika kau tidak keberatan sih hyung mau-mau saja, bagaimana?" tanya Yuta balik.
"Baiklah, peluk aku sampai aku tidur!" Yuta terkekeh dia mencium gemas pipi chubby Jaemin dan keduanya pun melangkah menaiki tangga, masuk ke dalam kamar Jaemin.
"Berbaringlah, aku akan matikan lampunya." Jaemin menurut, dia segera berbaring, membiarkan Yuta mematikan semua lampunya. Jaemin bergeser memberi ruang kepada Yuta, agar pria Jepang itu bisa berbaring di sebelahnya.
BUK
Yuta melemparkan tubuhnya ke sebelah Jaemin, dia berbaring menyamping dan menarik Jaemin dalam pelukannya. Jaemin sendiri segera balas memeluknya. Yuta mengusap belakang kepala Jaemin dengan perlahan, dia bahkan menyenandungkan lullaby. Jaemin tersenyum, perlahan matanya menutup.
Yuta menghentikkan senandungnya saat merasakan hembusan nafas lembut Jaemin. Nyonya kesayangan seluruh penghuni mansion sudah terlelap. Yuta mencium kening Jaemin dengan begitu penuh kehati-hatian.
"Oyasuminasai, ai."
***
_41_
YOU ARE READING
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...
![[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN](https://img.wattpad.com/cover/269436347-64-k733470.jpg)