" Tentang kita?" Mark sedikit menoleh kebelakang

" Mhm.... saat itu aku juga kau gendong seperti ini"

" Benarkah?"

" Ya.... padahal saat itu jantung mu masih lemah tapi kau masih memaksa untuk menggendong ku"

" hahaha sepertinya aku benar benar keras kepala ya dulu"

"Hmmm sangat... ah itu ruangan ku, turunkan saja aku di depan pintu aku akan masuk sendiri"

Seakan tidak punya telinga Mark tidak menurunkan Haechan 

" Yak!  Ku bilang turunkan Aku!"

Mark mengabaikan Haechan yang memberontak dan memukul punggungnya. 

" Ini kan ruangan mu? " Tanya Mark sambil membuka pintu 

" Iya! Tapi turunkan A-" Haechan menghentikan kalimatnya ketika mendapati Renjun dan Jaemin di ruangannya. Seakan tidak bersalah Mark malah memberikan salam kepada dua orang itu yang membuat Haechan semakin malu

" Uhm... aku mau kekamar mandi dulu" Renjun dengan cepat berdiri dan meninggalkan ruangan

" Uhm... a..aaku ada kelas..ya benar aku mau ngajar" Jaemin pun dengan cepat keluar dari ruangan. 

Haechan hanya bisa mengehela nafasnya pelan, ia pasti di ledek habis habisan oleh kedua temannya nanti. 

.

.

.

"Aw!!" Renjun meringis ketika Haechan memukul kepalanya 

" Sakit tau! Bisa pelan pelan ngga sih!" Gerutu Haechan, Renjun kini tengah mengurut kaki Haechan yang terkilir

" Ya makanya jangan banyak gerak! ck... gara gara kau aku ngga ke apotik loh!" 

" Aku ngga minta tuh!"

 " Ck.." Renjun memukul kaki Haechan yang membuat Haechan mengerang kesakitan 

" Jadi... semalam Mark menginap di rumah mu?" Kini Jaemin yang bertanya dan sukses membuat wajah Haechan memerah 

" Hmmmmmm terjadi sesuatu bukan?" Jaemin menaik turunkan alisnya menggoda Haechan. Sedangkan Haechan hanya memutar matanya malas

" Ayolah ceritakan!" Renjun memaksa Haechan untuk menceritakan apa yang terjadi


" Aw! Ck... sakit tau... bisa ngga si ngga mukul orang!" Sebal Haechan pasalnya kini Jaemin dan Renjun sedang berteriak gemas setelah mendengar cerita Haechan dan tubuhnya kini sedang dijadikan media mereka untuk melepaskan kegemasan mereka.

" Kau tidur di pelukannya? Waah aku tidak percaya bisa bisanya kau memeluknya" Jaemin sedikit iri dengan temannya ini 

" Ya mana aku tau kan reflek! Dia juga  tiba tiba main peluk aja!" Protes Haechan tapi disertai dengan senyuman

" Jadi jadi jadi jadi... Mark menggendongmu sedari rumah ?" Tanya Renjun

" Uhm... dia tidak membiarkan ku menginjak tanah, bahkan turun dari mobil saja tidak boleh"

" Hua.... romantis sekali... aku juga ingin... apa aku pura pura sakit ? Supaya Jeno juga merawatku?" 

" Pftt.. yang ada dia malah mengoperasimu nanti"  Timpal Renjun

Haechan hanya bisa menggeleng pelan, teman temannya ini selalu saja memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupannya. 

" Nanti kau pulang dengan ku atau Jaemin?" Tanya Renjun sedangkan Haechan hanya menunduk malu-malu

" Uhm itu... anu..."

" Apa? Mark menjemputmu?" Tanya Jaemin 

" Bukan.... itu ... uhmmm dia... menungguku..."

" HA???" Renjun dan Jaemin berteriak dengan serentak 

" Jadi maksud mu dia menunggumu di parkiran hingga kau selesai?" Haechan mengangguk 

" Arrrgh kenapa tidak bilang dari tadi, tau gitu mending dia yang urut kaki kamu.... kalo gitu aku pulang duluan yaa" Renjun dengan cepat mengemasi barang barangnya

" Ck... kenapa baru bilang sekarang si ... tau gitu mending aku ngerumpi sama guru guru lain di kantor, suruh dia masuk aja kesini... Aku ke kantor dulu ya"

Renjun dan Jaemin mengomel di waktu yang sama yang sukses membuat Haechan terdiam

" Tap-... Na.. Inju-"

" Nikmati waktu kalian yaa" Renjun mulai berjalan menjauhi pintu

" Aku bisa meminta penjaga sekolah mematikan cctv ruangan ini" Goda Jaemin sambil tertawa keluar ruangan 

" WOI! DENGERIN AKU DULU!!" 

Percuma saja Haechan berteriak kedua temannya ini tengah tertawa terbahak bahak diluar dan mengabaikan teriakan Haechan. 

.

.

.

Mark sengaja meminta anak buahnya untuk tidak menghubunginya jika tidak ada hal mendadak. Secara tidak langsung Mark mengatakan untuk tidak mengganggunya seharian ini, karena Mark kini sedang menunggu Haechan disekolahnya. Mark baru tau ternyata Haechan kepala yayasan, tidak mengherankan semua perabotan dirumahnya terlihat mewah. 

" Ya halo?" Mark dengan cepat mengangkat telfonnya ketika berbunyi 

" Uhm... ini aku"  Terdengar suara Haechan dari seberang telfon 

Setelah Mark mengantar Haechan, Mark memberikan nomornya pada Haechan sehingga Haechan bisa menghubunginya nanti setelah pekerjaannya selesai

" Ya Haechan... kau butuh bantuan?" Mark dengan segara turun dari mobilnya. 

" Uhm.. tidak si.. bisakah aku keruangan ku?"

" Baiklah tunggu sebentar aku akan segera kesana"  


Tidak sampai lima menit Mark sudah sampai di ruangan Haechan. 

" Kau berlari?" Tanya Haechan yang melihat Mark mengambil nafas banyak setelah sampai di ruangannya 

" Uhm... ku pikir terjadi sesuatu padamu"

" Astaga.. aku hanya menyuruh mu kesini, duduklah" Haechan menyuruh Mark untuk duduk di sofa yang ada di ruangan nya kemudian menaruh secangkir teh 

" Kakimu sudah tak apa? "

" Ya... sudah sedikit membaik, tadi Renjun membantuku" Mark mengangguk dan menyesap teh itu

" Kau tidak ke kantor?" Tanya Haechan 

" Hmmm tidak, sedang tidak ada kasus" Mark beralasan 

" Hmmm... setelah ini aku ada rapat dan mungkin mengerjakan beberapa hal jam 2 aku baru selesai. Dari pada menunggu di luar tunggulah di sini"

" Bagaimana dengan temanmu? apa aku mengganggu kalian?" 

" Hahahah, justru mereka yang memaksa mu kesini"

" Terimakasih... hmm setelah kau selesai kita makan siang di luar?"

" Baiklah "


[COMPLETED] Our Story || MarkHyuck Where stories live. Discover now