{8} Keributan

13 3 0
                                    

Jam tujuh malam Cross baru sampai di rumah dengan perasaan yang campur aduk. Dia harap bisa cepat-cepat mengistirahatkan hati dan pikirannya, namun Cross hanya bisa berkhayal sepertinya.

"Lagi ngapain?" tanya Cross saat melihat Eya yang sedang duduk di sofa dengan wajah tak bersahabat.

Dengan tatapan yang tajam Eya menoleh menatap Cross, tadinya Eya ingin bicara sesuatu tapi sayangnya dia keburu kesal karena Cross telat datang.

Alhasil Eya malah langsung pergi ke kamar tanpa menjawab pertanyaan Cross atau sekedar bertanya gitu kenapa pulang malam, seperti isteri-isteri kebanyakan.

"Eya?"

Cross mengikuti Eya dan terus memanggil namanya, tapi Eya malah mengacuhkan Cross. Membuat Cross membuang napas kasar dan spontan menarik lengan Eya kasar.

"Eya! Gue manggil lo dari tadi ya!" ucap Cross kesal.

Eya dengan wajah sinisnya hanya menjawab, "Gak denger." Lalu melepaskan lengan Cross dengan kasar.

Sikap Eya benar-benar jutek. Cross yang pusing tambah pusing karena sikap Eya.

"Lo kenapa sih? Kalo ada masalah ngomong! Gue gak suka ya sama sikap lo barusan, gak sopan tau gak," omel Cross, berharap Eya mau bicara.

Tapi Eya tetap tak menjawab, malah menutup tubuhnya dengan selimut sampai kepala. Cross mendecak dan lalu menghampirinya.

"Eya, bangun," titah Cross menahan emosinya.

"Eya, jangan buat gue kesel deh. Lo gak tahu apa ... gue tuh capek abis pulang kerja, dan lo tetiba kayak gini. Bangun gak!"

"Ya udah sih! Biasanya juga gini, gak usah berisik deh gue mau tidur," sentak Eya dengan suara serak.

Cross terdiam, dan tanpa ba-bi-bu lagi dia langsung menarik selimut itu sampai wanita itu mau bangun.

"Cross!" bentaknya dengan suara parau.

"Lo nangis? Kenapa?"

Eya langsung mengusap air matanya yang sudah berani keluar di depan Cross. "Bukan urusan lo!"

"Jelas urusan gue lah, lo kan istri gue."

Cross lalu mendekat, menatap wajah polos Eya. "Kenapa? Gue punya salah sama lo?"

Eya menepis lengan Cross yang menyentuh pipinya. "Gak usah pegang-pegang!"

Cross membuang napasnya kasar dan lalu kembali menatap Eya.

"Lo kenapa? Kalo gue ada salah ngomong, Ya, jangan kayak gini."

Eya masih enggan untuk menjawab, tapi juga masih terisak. Membuat Cross bingung.

"Ck, gue telepon Mami deh—"

"Jangan!" Eya melarang.

Cross tak jadi beranjak saat Eya malah mencegahnya. "Kenapa? Gue gak ngerti lo kenapa, lo juga gak mau bilang."

"Gapapa," balas Eya.

Membuat Cross mengacak rambutnya frustasi. "Astaga Eya! Lo kenapa sih, gue bilang Mami ajalah."

"Gue bilang enggak ya enggak! Kenapa sih lo gak ngerti, gue tuh lagi marah sama Mami," pekik Eya tak tahan.

Cross dibuat mematung, apalagi saat melihat Eya mengeluarkan air matanya.

"Lo tuh sama aja kayak Mami; pemaksa. Mami juga belain lo terus, sebenarnya yang anaknya tuh gue atau elo sih." Eya menutup wajahnya dengan tangan, tidak mau Cross melihatnya sebagai wanita lemah.

"Papi gak pernah tuh maksa-maksa gue, dia selalu nurutin apa kata gue, gak pernah bentak-bentak. Enggak kayak lo sama Mami, bisanya marah-marah doang, gak sayang sama gue ...."

Kata-kata Eya langsung terhenti saat dirasakan tubuhnya ditarik oleh Cross dan dibawa ke dalam pelukan pria itu.

"Kata siapa? Gue sayang kok sama lo, gue sayang sama lo Eya," lirih Cross.

"Bohong, kalau sayang gak mungkin marah-marah. Mami juga pasti gak sayang lagi sama gue. Kalau emang gue cuma nyusahin ya udah tinggalin, biarin gue ikut Papi aja."

"Enggak Eya, kita semua sayang sama lo," kata Cross seraya mengecup puncak kepala Eya. Pelukannya dia eratkan dibarengi Eya yang mulai luluh.

"Jangan pernah ngomong gitu lagi, gue gak suka. Lo gak pernah ngerepotin atau nyusahin. Gue sayang sama lo, Mami juga sayang banget sama lo. Maaf ya?"

Eya menggeleng, tangisnya makin pecah. "Mami cuma sayang sama lo, tadi siang aja dia belain lo malah gue yang diomelin."

"Mungkin Mami lagi capek kali, jadi dia khilaf. Lagian lo juga yang salah," timpal Cross.

Eya memukul dada Cross pelan, mendengus.

"Makanya, nanti-nanti gak usah ngadu. Kalau gue salah omelin gue aja, gapapa kok," ucap Cross sambil mengusap-usap punggung Eya.

"Udah ah jangan cengeng, udah gede tahu," imbuhnya, "Lo udah makan belum?"

Eya menggeleng. "Gak ada makanan."

"Kan bisa pesen?"

"Gak mau makan."

"Jangan gitu, nanti sakit. Ayo makan di luar, gue yang traktir deh," ajak Cross.

Eya tetap menggeleng. "Enggak mau."

"Gue juga belum makan, udah ayo."

"Enggak," kata Eya dengan bebal.

"Eya."

"Ish! Ya udah sana mandi dulu, lo bau!" cibir Eya.

"Dih, bau tapi betah banget meluknya."

"Bacot."

"Heh! Ngomong apa tadi."

"Enggak-enggak, iya maaf," kata Eya dengan bibirnya yang dimajukan.

Minta dicium, untung Cross tahan.

Hihi.

"Ya udah gue mandi dulu, bentar ya."

a f f e c t e d • 

Jam menunjukkan pukul delapan malam dan mereka baru saja selesai makan di salah satu restoran seafood sesuai permintaan Eya.

Kini mereka tengah berjalan-jalan sekedar menikmati indahnya malam—Eya yang minta, katanya belum pengen pulang.

"Dingin tahu, Ya, udah malem ih."

"Kata siapa masih siang."

Cross menatap datar Eya, merasa gemas dia pun langsung saja meraih tangan Eya untuk digenggam. Untung Eya gak protes, kayaknya dia juga mau deh, tapi gengsi mau ngomongnya.

Ah, dasar Eya.

Bruk.

"Aduh!"

Eya refleks meringis saat bahunya ditabrak oleh seseorang dari belakang.

"Eh—maaf ya, gak sengaja," kata orang yang menabraknya.

"Gapapa, Ya?" tanya Cross.

Sontak orang di depan mereka ini mendadak diam, membuat Eya dan Cross bingung. Hingga saat Cross mendongak barulah terlihat jelas wajahnya.

"Cross," sebutnya.

Eya terkejut saat wanita di depannya ini menyebut nama Cross, dia pun menoleh menatap wajah Cross; seakan bertanya—lo-kenal-sama-dia?

Merasakan atmosfer yang canggung Cross pun berdeham.

"Eh, Ya, kita pulang sekarang aja yuk! Udah malem juga," ajak Cross pada Eya.

"Eh, tapi ...,"

"Udah ayo." Cross tetap berjalan sambil menggenggam tangan Eya meski wanita itu mencoba menghentikannya.

Cross tidak mau Eya tahu soal masa lalunya bersama Zoey. Lagipula, sedang apa Zoey di sini malam-malam.

AFFECTED | 2019 ✓Where stories live. Discover now