𝐇𝐢𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐨𝐝𝐝𝐞𝐬𝐬 × Ø12

Mulai dari awal
                                    

I don't know if it is a good sign or bad. That's why it makes me worried .

Aku merasakan sentuhan di pundakku membuatku berjengit kaget bersamaan dengan namaku yang terpanggil.

"Athena... "

Oh, rupanya Aria yang memanggilku.

"Aku dari tadi memanggilmu."

Aku menampilkan ekspresi menyesalku, "oh maaf Aria aku tidak mendengarmu. "

"Clearly. What's wrong? Mikirin hutang?" Tanyanya bercanda.

Aku tertawa kecil lalu menggeleng, "no, Aria." Ucapku sambil memasukkan baju seragam sekolah yang sudah ku lipat ke dalam loker bersamaan dengan tas tabungku.

"So, jika bukan hutang..." Aria menggantungkan ucapannya seakan tengah berpikir ucapan selanjutnya lalu seakan ada bolam menyala di kepalanya, Aria berseru, "Aha!"

Aria menutup lokernya lalu berkacak pinggang di hadapanku, "kayaknya aku tau nih jawaban yang pas," senyumnya berseri-seri seperti mendapatkan jackpot.

Aku menaikkan kedua alisku, "coba apa?"

"Hihihi," kekeh Aria persis hantu. "Pasti, ga salah lagi, seratus persen trusted, Athena mikirin cowok yaa?" Unjuk Aria.

"Ya kan? Ya kan?" Tanya nya lagi.

Aku mulai berjalan ke arah pintu ruang ganti, menghiraukan Aria yang terus bertanya 'ya kan' berulang kali.

"Jangan ngadi-ngadi deh kamu. Ayo ntar Miss Amara bisa marah kalo telat ke ruang latihan." Ucapku.

"Athena mengalihkan pembicaraan. So, my guess is right!!" Serunya senang.

"Ini kasus yang langka. Akhirnya Athena kesem-sem sama cowok, hiks.. I'm so proud of you." Ucapnya sambil menyapu bawah matanya yang tidak ada air mata itu.

"Kasih tau dong siapa namanya?! Seperti apa orangnya?! Apa dia sexy? Hot? Atau super hot and sexy as hell?!" Tanya Aria beruntun dengan semangat.

Aria memang super talkactivy, hyper and cheerful. Selalu mengingatkanku pada Ally.

Aku menoleh ke arahnya dan tersenyum sebelum aku bisa menjawabnya, aku agak terkejut saat bahuku bertabrakan dengan seseorang.

Atau lebih ke seseorang yang dengan sengaja menyenggol kan bahunya kepadaku.

Aku menghela nafas pelan. Briella memang tidak berhenti untuk menganggu dengan ucapan sinis dan wajah angkuhnya.

Well, aku sudah terbiasa. Aku selalu menghadapinya dengan tatapan dingin dan ekspresi datar.

"Oh, it's attention seeker," ucap Briella dengan dengusan dan senyuman sinisnya.

I don't know why she keeps calling me attention seeker. It should be her not me.

"You better watch your step next time atau seseorang mungkin akan mengambil selangkah depanmu."

Aku menahan tangan Aria yang akan melangkah menghampiri Briella. Dilihat dari wajah Aria yang melihat ke arah Briella dengan tidak suka. Aria mudah sekali terpancing dan terbakar perkataan kompor milik Briella sementara diriku yang selalu mencegah Aria melakukan hal brutal.

"Listen, Athena. Untuk next event, aku yang akan menjadi main role. Karena aku yang lebih pantas melakukan swan lake dance."

Aria mendengus, "huh! Percaya diri sekali."

Briella menyipitkan matanya menatap Aria.

"Tentu saja, aku percaya diri. Aku tidak mungkin membiarkan main role untuk melakukan swan lake terambil begitu saja tanpa perlawanan kan."

𝐇𝐢𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐨𝐝𝐝𝐞𝐬𝐬 [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang