Meet The Narnia

1 0 0
                                    


 Saat itu ada perlombaan di Taiwan, aku dan Brian seharusnya menjadi partner saat perlombaan itu, tapi ternyata sore hari sebelum latihan untuk perlombaan dia tidak sengaja memakan makanan yang memicu alergi nya, dan jadilah dia sekarat di atas ranjang hotel sekarang. Mengerikan, aku sampai harus menemaninya beberapa jam sebelum memulai belajar ku, begitu juga di malam harinya.

Sebenarnya aku tidak begitu masalah dengan perlombaan nya, maksudku aku cukup percaya diri untuk mengerjakan seluruh soal-nya, walaupun itu kelihatan mustahil. Memang seharusnya berpasangan tapi jika salah satu partner tiba-tiba sakit atau ada masalah yang tiba-tiba terjadi maka diperbolehkan hanya satu perserta, tapi memang agak mustahil sih, karena nanti ada esai dan juga debat sederhana antar tim.


Dr.Pym sedikit kebingungan dengan situasi ini, terutama kami juga kehabisan waktu, saat pagi hari tiba aku sudah pasrah, aku langsung membuka semua buku ku dan mencoba mengingat seluruh materi yang penting. Tepat dibelakang panggung aku menghela napas dan menarik napas ku berkali-kali dan mencoba untuk tenang.

Tapi tepat 15 menit sebelum perlombaan dimulai Dr.Pym memperkenalkan aku dengan seorang perempuan, cantik, tinggi, dia tersenyum tipis sambil mengulurkan tangan nya. Aku langsung memandang Dr.Pym dengan tatapan bingunng sambil mengangkat satu alis ku. Lalu dia berkata bahwa perempuan ini adalah orang yang menggantikan Brian untuk lomba kali ini.

Aku langsung menjabat tangannya sambil menatap wajah nya dengan hati-hati. Dia masih tersenyum, sedangkan aku hanya dia tidak berkutik. Beberapa menit kemudia kami diatas panggung dengan seluruh pertanyaan di jawab oleh tim ku, ternyata partner ku tidak terlalu buruk juga, susah sebenarnya mencari partner yang seumuran ku dengan level berpikir yang rumit.

Dan disanalah kami tersenyum dengan lebar bergandengan tangan lalu penonton bersorak gembira, aku hanya tersenyum tipis dengan kemenangan ini, tapi begitu aku melihat Brian yang berada di antara penonton aku langsung tersenyum lebar dan melambai padanya. Aku tidak sadar kalau dia berada di antara penonton, mungkin karena aku terlalu fokus dengan lombanya. Perempuan ini lebih tinggi dibandingkan dengan ku, melihat foto kami berdua yang diambil saat pemotretan setelah lomba membuat aku merasa jadi kurcaci seketika itu juga.



Malam nya aku berada di hotel, mandi dan membersihkan diri lalu disanalah stylist ku menunggu, membawakan gaun dan bersiap mendandani ku. Aku bisa membayangkan berada di pesta itu sendirian, terlebih lagi Brian yang masih terbaring sakit karena keracunan makanan, paling-paling nanti ditengah pesta aku akan membuat alasan supaya tidak usah mengikuti pesta nya sampai akhir.

Dan disanalah aku duduk dimeja yang penuh dengan makanan, berusaha untuk tersenyum dengan ramah, ditanyai bermacam-macam oleh orang yang lalu lalang. Kepala ku pusing manusia didalam ruangan itu terlalu banyak, rasanya sesak. Padahal ruangan nya besar dan kami tidak berdempetan tapi masih terasa sesak, akhirnya aku berlari ke balkon dan mencoba menenangkan diri, aku ingin keluar dari pesta mengerikan ini.


Akhirnya kau tidak tahan lagi dan aku langsung membuat alasan yang paling masuk akal menurutku, aku berkata pada Dr.Pym dihadapan beberapa orang untuk dijadikan sebagai saksi, bahwa aku sakit perut seperti masalah perempuan setiap bulan nya. Sangat-sangat sakit perut sampai tidak bisa berjalan dengan tegap, jadi aku ijin untuk berbaring di kamar.

Karena aku mengatakannya di depan beberapa orang dengan cukup lantang, maka dengan situasi seperti itu Dr.Pym tidak mungkin tidak memperbolehkan ku untuk pergi ke kamar untuk berbaring. Jadi dia mengizinkan ku.

Aku buru-buru pergi ke kamar, dan langsung melepaskan gaun pesta ku, mencuci muka dan memesan makanan dari hotel. Beberapa menit setelah tenang aku langsung mengunjungi Brian, memastikan kalau dia tidak apa-apa, dia maih terbaring lesu tapi untungnya dia akan membaik mungkin setelah satu atau dua minggu dia akan di ijinkan mengikuti kegiatannya yang normal.

Setelah itu aku kembali lagi ke kamar hotel ku, menonton acara televisi kartun sambil memakan makanan yang sudah aku pesan. Baru beberapa menit aku merasa sudah aman, disana lah aku mendengar suara ketukan pintu, aku berdecak mengeluh siapa lagi sih yang menggangguku.


Aku melihat gadis yang tadi menjadi partner lombaku dari kaca pintu hotel. Aku langsung membukakan nya pintu, berusaha untuk berakting kalau aku betul-betul sakit perut.

Tapi dia disana hanya mengatakan selamat bagi kami berdua dan membawakan ku makanan serta obat sakit perut untuk menstruasi. Aneh. Aku menerimanya lalu berusaha untuk tersenyum dengan ikhlas, setelah untuk balik menjabat tangan nya, lalu dia pergi begitu saja. Mengerikan. Apa yang baru saja terjadi?

Setelah tiga hari keadaan Brian membaik, kami memutuskan pulang ke academy, kami naik penerbangan siang. Disanalah aku dan Brian berdiri memandangi pesawat yang hendak lepas landas dari balik kaca ruang tunggu benadara. Dan disanalah aku melihat perempuan yang memberikan ku obat sakit perut dan membawakan ku makanan berjalan dengan anggun berasa dengan partner nya menuju ke arah kami.


Lalu berhenti tepat didepan kami.

Dr.Pym langsung mengenalkan kami satu persatu, lalu dia berkata bahwa aku dan Brian akan menjadi partner mereka, begitu juga dengan mereka. Kami diminta untuk memperkenalkan diri lagi, biodata beserta level dan kemampuan dan juga darah keturunan. 

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Aug 11, 2021 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

The AcademyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora