"Aku mau pulang saja." Dumel Rose yang air matanya akhirnya mengering.
"Tapi kau kan baru sam--"
Rose memotong pembicaraan Tohma dengan akhirnya menatap matanya dalam-dalam tanpa melepasnya,
"Kau... Juga yang meminta untuk mengakhiri ini bukan? Sudah ku berikan keinginanmu ini, Sekarang... Apalagi maumu Tohma?" Rose mengelus wajah Tohma dengan tangannya yang masih menempel sejak Tohma meletakkannya sendiri.
"Aku, paham kau sibuk, tenang saja, aku tak akan mengganggumu dengan surat-surat tak berguna itu lagi, aku janji. Kau, dan aku, sekarang hanya orang yang pernah saling kenal, bukan?"
Rose dengan tenangnya ikut berjongkok dan mengelus-elus rambut lembut Tohma dan menepuk-nepuknya lembut, sebelum memeluk Tohma erat tanda ia sudah melepas dirinya walau berat.
"Rose aku tidak bermaksud menganggapmu tak ada, aku tadi... Aku hanya sedang bicara dengan saudari boss ku tentang sedikit keperluan." Tohma berusaha mencari alasan agar Rose tidak pergi terlebih dahulu.
"Tohma, aku benar sayang sekali pada mu. Maka dari itu, ayo kita putuskan hubungan ini. Aku tak suka kesendirian ini, kau ada dekat dihadapan ku, tapi entah kenapa kau terasa sangat jauh dariku." Rose mencibir hal yang terjadi beberapa waktu lalu. Tohma mengerutkan keningnya mengingat bahwa ia benar sempat menganggap angin Rose untuk beberapa waktu, hingga tahun baik selama ia tinggal di Inazuma, bahkan saat Rose telah berada disini, ia malah sibuk dengan urusan pekerjaannya sendiri tanpa menoleh kebelakang lagi.
Tohma seakan ingin mengatakan sesuatu tapi ia kembali menutup mulutnya rapat, seolah kata-kata yang ingin ia ucap tiba-tiba tertahan di tenggorokannya dan tak mau keluar samasekali.
"matahari yang indah, warnanya kemerahan jingga, warna kita berdua..." Rose kembali melihat ke arah Tohma setelah beberapa detik menatap matahari sore kala itu yang nampak sangat cocok untuk background acara romansa.
"I'm gonna pack my things & leave you behind..."
"This feelings old, and i know, that I've made up my mind..."
"I hope you feel, how i felt, when you shattered my soul..."
"Cuz you were cool--"
"And I'm a fool--"
"So, please let me go..."
"I love you So--"
"Please let me go..."
"I love you Tohma, i hope you could found someone suit you better than me in the future^^"
"... Rose aku--"
"Selamat tinggal, my fiance" Rose mengecup bibir Tohma untuk terakhir kalinya sesaat sebelum ia melanjutkan perjalanannya menuju kapal yang sudah menunggu giliran keberangkatannya di pelabuhan kecil ritou.
*
*
*
*
*
To you my--, end
*
*
*
*
*
2 years passed...
Bekas kecupan Rose yang melayang di bibir Tohma setelah sekian lamanya, meninggalkan bekas yang membuat hatinya menjadi sangat sakit, bibir itu terasa sangat hangat dan lembut seperti matahari yang kemarin menemani mereka sepanjang sore itu.
Tohma melamun menatap lampu yang menggantung tinggi di atas atap kamarnya, rebahan dengan 1001 rasa yang berkecamuk diam didalam hatinya yang baru saja terpatahkan oleh permintaannya sendiri.
"Libur dulu?" Pikir Tohma yang merasa enggan untuk keluar dari kamarnya yang tiba-tiba terasa terlalu luas, jangankan bersih-bersih, untuk melangkah keluar kamarnya saya terasa begitu beratnya.
'TOK! TOK! TOK!'
"SURAT!!" Panggil seseorang dari luar rumah Tohma yang memaksanya untuk keluar dan mengambilnya walau enggan. "PERMISI, ADA SURAT!!" Panggil orang itu sekali lagi.
"IYA-IYA! SEBENTAR!" Balas Tohma yang berjalan ke pintu keluar sambil mengikat rambutnya yang terurai lepas. "Ada apa ya?" tanya Tohma pada sang tukang pos padahal sudah tau apa yang akan ia dapat nantinya, sang tukang pos menyerahkan amflop yang tak memiliki nama dan asal, hanya stample merah yang terlihat seperti logo kamisato. "Surat dari siapa ini??"
"Maaf tuan, aku juga tidak tau itu dari siapa, tapi yang jelas itu dikirim menggunakan kapal pagi ini dari Liyue." tegas sang tukang post sebelum berpamitan untuk mengirim surat lainnya. Tohma yang penasaran langsung membuka isi surat itu hanya untuk menemukan setangkai bunga Cecilia, Windwheel Aster, Small Lamp Grass, dan dua dandelion seed. Seketika ia tau siapa yang mengiriminya bunga-bunga ini dan langsung membuka surat yang dilipat sangat kecil disebelah bunga-bunga itu tadinya berasal.
"Surat kosong??" pikir Tohma yang kebingungan sembari membolak-balikkan surat tersebut, setelah beberapa saat berlomba tatap dengan surat yang tak tau menau salahnya, ia tiba-tiba ingat beberapa trik yang pernah ia pelajari dengan Rose dulu tentang surat yang tulisannya bisa menghilang. Pada awalnya, Tohma berusaha menyetrum beberapa kali surat itu sebelum membakarnya dengan api ringan, tentunya dengan bantuan pyro vision yang ia letakkan di telapak tanyannya dan benar saja, beberapa tulisan mulai muncul sedikit demi sedikit dan membuat suatu kata didalamnya.
"Oh, ahahahha!!" Tohma tertawa canggung sambil menempelkan surat itu diwajahnya, "Kurasa cuti dan pulang kampung sesekali tidak masalah, bukan?" Tawa Tohma setelah 2 tahun lamanya menunggu balasan surat terakhirnya untuk Rose.
*
*
*
*
*
udah selesai, ending beneran, nunggu apa??? oh iya, rose itu kalian;p
-s310
YOU ARE READING
• | • 原審 x Reader • | • Genshin X Reader • | • (Bhs & Eng story mix) • | •
FanfictionGenshin Impact was owned by miHoYo, I'm just writing fan fiction based on their story so far I played, anyway, this book might end up in hiatus if I really forget about this teehee~💗(〃^▽^〃)o~ NOTE ⚠⚠⚠ Mostly angst & 💧🔶!! & it's probably gonna go...
• | To you my-- | •
Start from the beginning
