Oneshot

37 4 0
                                    

Seperti biasa, Izekiel Alpheus tampak mengesankan malam ini.

Ia mengenakan setelan hitam, jubah merah tersampir di bahunya serta topeng biru bertatahkan percikan warna perak di permukaannya. Rambutnya yang biasa menghalangi kening kini ditata separuh ke belakang, menimbulkan reaksi girang bagi para gadis yang melihatnya. Meski begitu, sekali lihat saja sudah ketahuan jika pria itu Izekiel. Aura pemeran utama laki-lakinya terpancar kuat bagai cahaya ilahi, ditambah lagi warna perak rambutnya sangat jarang dimiliki penduduk Obelia, sangat menarik perhatian.

Namun ada yang salah dengan pria itu.

Tak seorang pun yang menyadarinya kecuali Athy. Dan bukannya Athy memperhatikannya tapi sebaliknya dia-lah yang dijadikan objek perhatian Izekiel.

Sudah tidak terhitung berapa kali Athy mencoba kabur dari tatapan itu, akan tetapi semuanya gagal. Dia selalu ketahuan.

Merasa risih, Athy menengok ke sudut aula. Di sana terdapat meja bundar yang menghidangkan berbagai jenis minuman. Tak ada orang di sekitarnya.

Sambil berpamitan pada Jennette dan kelima kawan minum tehnya, Athy cepat-cepat melewati beberapa kelompok gosip bangsawan lalu menegak segelas cocktail. Perasaan Athy seketika campur-aduk sewaktu meminumnya. Rasanya manis dan melegakan tapi disaat yang sama ia merasa punggungnya bakal berlubang gara-gara tatapan Izekiel.

Lagi-lagi ketahuan, Athy memijit kening tak habis pikir, apa yang dia lakukan sampai-sampai laki-laki itu mengawasinya? Ia sudah memastikan pergerakannya bersih, tidak menunjukkan gelagat Tuan Putri dan mengenakan gaun serta perhiasan yang sesuai bagi anak Marquess.

Benar. Kalian tidak salah baca. Seperti yang diketahui, keturunan murni kerajaan memiliki mata kristal biru dan rambut emas sebagai identitas mutlak. Dan hal terakhir yang Athy inginkan—yang sebenarnya sangat ironis mengingat posisinya sebagai putri kerajaan paling disegani keberadaannya—adalah menjadi pusat perhatian.

Ia memanfaatkan sihir pengubah wujud untuk menjadi orang lain. Rambut sebahu berwarna cokelat dan mata sehitam batu obsidian. Sebagai konfirmasi, ia telah mengecek keefektifannya langsung ke teman-teman minum tehnya tadi. Jennette, yang merupakan sepupunya sama sekali tidak curiga, malah topeng dan gaunnya dapat pujian bertubi-tubi. Itu berarti aktingnya sukses besar.

Lantas kenapa Izekiel bertingkah seperti predator terhadapnya?

Athy berpikir keras. Jangan-jangan Felix tanpa sengaja membocorkan rahasianya saat bicara dengan Lily? Tidak, mustahil Felix seceroboh itu. Faktanya dulu sewaktu membuntuti Felix, lehernya hampir terpenggal gara-gara meremehkan kemampuan ksatria itu. Kemungkinan lain dia kepergok saat mengaktifkan sihir, tapi mustahil Izekiel bisa sampai ke Istana Emerald, mengintipnya berias dan tiba lebih dulu di aula sebelum Athy.

Tidak kunjung dapat penjelasan masuk akal, Athy akhirnya mendesah. Ia melirik ke arah Izekiel, setengah berharap pandangan mereka bertemu. Namun Izekiel tidak melihatnya. Perhatiannya teralihkan pada gadis berambut perak dan lelaki yang menjadi pasangannya. Mereka berbincang-bincang dan Athy tak bisa menekan rasa penasarannya.

Siapa mereka? Orang yang memiliki rambut perak biasanya berasal dari Atlanta. Sepupu Izekiel? Yah, terlepas dari itu, kini dia punya kesempatan buat kabur. Diam-diam Athy menyelinap keluar aula dan mengaktifkan mantra penghilang wujud. Dia melewati para penjaga serta pelayan yang berlalu lalang. Satu tempat terpikirkan olehnya untuk beristirahat.

Kebun bunga.

♛♛♛♛♛♛


Sebagai putri mahkota, Athy sadar bahwa dia memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan. Misalnya menghadiri pesta, menegaskan kekuatan politiknya, berbaur dengan masyarakat kalangan kelas atas maupun bawah, dan berbagai macam aktivitas sosial lainnya.

Long-Short StoryМесто, где живут истории. Откройте их для себя