"lagian ngidam-ngidam segala. tugas depan lo noh kerjain, jangan pergaulan bebas." celoteh jaehyuk ngawur.
"lo ngatain gue pergaulan bebas sekali lagi, nama lo gak gue tulis ye di tugasnya."
"SINTING."
perdebatan keduanya berakhir saat seorang pelayan mengantarkan mango smoothie pesanan somi.
selain itu, karena waktu yang juga sudah tidak banyak lagi, mereka juga langsung mengerjakan tugas.
sebenarnya, jaehyuk takut juga sih kalau tau-tau namanya nggak ditulis sama somi perkara somi dendam dikatain pergaulan bebas.
di saat semua pekerjaan mereka sudah selesai pun, jaehyuk juga tidak memilih untuk pulang ke apartemen, apalagi mengantar somi pulang.
untungnya, vernon, kakak somi, menjemputnya di pipo café sehingga jaehyuk tidak perlu repot-repot kesana kemari.
jaehyuk langsung melanjutkan pekerjaannya dengan membantu karyawan lain melayani pelanggan, seperti biasanya.
hingga akhirnya di jam tutup café, jaehyuk bisa pulang dengan tenang.
nggak tenang-tenang amat juga sih?
asahi yang ditinggalkannya seharian, memenuhi otaknya pula seharian.
jaehyuk melangkah masuk ke apartemennya, lalu mendapati asahi sedang berada di ruang tengah; menonton tv.
mendengar adanya kehadiran jaehyuk, asahi menengok; sekilas, lalu mengalihkan pandangannya lagi pada tv.
jaehyuk yang merasa diabaikan segera menghampiri asahi dengan membawakan beberapa roti.
"roti nih." ujar jaehyuk singkat.
"udah tau."
sontak, jaehyuk menatap asahi.
bukan karena jawabannya yang menyebalkan, namun dirinya seperti dejavu.
kalimat itu tidak terdengar asing bagi jaehyuk. tentu, karena ia memang pernah mendengarnya semasa sma dulu; dan sama-sama dilontarkan asahi untuknya.
asahi mendongak karena jaehyuk tidak bergeming. ia mengerutkan dahinya; bertanya-tanya dalam hatinya tentang tingkah jaehyuk yang aneh.
tatapan asahi lantas menyadarkan jaehyuk.
"maksudnya roti buat lo, bukan ngasih tau ini namanya roti." balas jaehyuk, akhirnya.
"iyaa, gue cuma bercanda. kaku banget kayak kanebo kering." kata asahi, lalu meraih roti dari jaehyuk dan melahapnya.
sementara itu, jaehyuk duduk di samping asahi; merebahkan tubuhnya yang benar-benar lelah.
"makan apa aja tadi?" tanya jaehyuk.
"pesen bubur tadi pas lo udah berangkat kuliah, sama makan sandwich dari minjeong. trus barusan, biasalah, curry instan." jelas asahi.
"dari gue kali, bukan dari minjeong."
"yang buat kan minjeong, yang ngasih juga minjeong."
"yang nyuruh gue, ya. enak aja." kata jaehyuk ketus, "kalo diliat-liat, lo udah sembuh nih soalnya udah balik lagi jadi galak."
"diem deh."
"oh ya, lo suka tomat?"
pertanyaan jaehyuk sedikit membuat asahi bingung. meskipun begitu, ia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"nggak suka."
jaehyuk hanya bisa terdiam, kemudian menghela nafasnya. pikirannya menjadi campur aduk seketika.
"kenapa emang?"
"tadi sandwich-nya gue minta minjeong pakein tomat."
"ya ampun, santai aja."
"gue kira lo suka suka aja."
nada bicara jaehyuk yang terdengar aneh di telinga asahi, membuatnya mengalihkan pandangan pada jaehyuk.
seakan melakukan scanning, asahi memperhatikan raut wajah jaehyuk sejenak, berusaha memahami pikirannya.
"kenapa? dia dulu suka tomat?" tanya asahi.
tentu, pertanyaan asahi sangat memancing jaehyuk untuk membahas lebih banyak soal hal yang tampak sepele ini.
"nggak suka," kata jaehyuk, "makanya tadi gue kasih aja, karena gue pikir, gak semua hal dari dia bakal sama kayak lo."
"dan ternyata sama?"
jaehyuk mengangguk, "bahkan, kalimat lo waktu gue ngasih roti tadi. nggak ada bedanya."
asahi tak memberikan jawaban apapun untuk sesaat, namun ia kemudian tertawa kecil.
"kasian banget, lo belum move on." ejek asahi.
"kata siapa?"
"kata gue lah? emangnya lo udah move on?" tanya asahi, "ke cewek yang tadi sama lo di café?"
jaehyuk sontak menegakkan tubuhnya, menatap asahi bingung.
"tadi lo ke café?"
"nggak lah, kan lo ngelarang gue."
bisa jaehyuk lihat dengan jelas, asahi tampak menahan tawanya. sudah pasti, karena jaehyuk terkejut dan bertingkah panik.
"tau darimana? minjeong?"
"nggak juga."
"dari mana?" jaehyuk mendaratkan sentilan pada kening asahi, tidak peduli dengan keadaan asahi yang sedang sakit.
"aduh!" keluh asahi, "kan cctv café bisa diliat lewat hp? lo gak canggih banget jadi orang."
"lo ngapain mantau gue?"
"sinting kah gue mantau lo? gue mantau café lah, ya kali mantau orang gamon kayak lo."
jari jaehyuk sudah siap memberikan sentilan lagi pada asahi namun segera ditepis oleh asahi.
"itu cuma temen gue, lagi kerja kelompok. lo mah sukanya mikir yang enggak-enggak!"
"iya iya! tukang ngamuk nih ah, gue kan cuma bercanda!"
"lagian lo kalo udah kayak gini nyebelin. gak usah jalan-jalan deh ya?"
"jalan-jalan apa—" kalimat asahi terhenti. ia mendadak ingat tentang semalam.
ajakan jalan-jalan yang dilontarkannya pada jaehyuk, tepat di saat ia setengah sadar dari tidurnya. tentu saja, asahi ingat soal itu.
kini, giliran jaehyuk yang tersenyum usil.
"kok diem? lo inget ya semalem ngajakin gue jalan-jalan?" ujar jaehyuk.
"inget lah," balas asahi ketus, sembari memberikan tatapan sinis pada jaehyuk, "lagian itu setengah sadar, gak usah jalan-jalan juga gak papa. gue enggak rugi apa-apa."
jaehyuk mencubit pipi asahi gemas, membuat asahi langsung menepis tangan jaehyuk.
"harus jadi dong? weekend ini ya, sa!"
::
YOU ARE READING
about time / jaesahi
Fanfiction[SEQUEL: ERROR] hidup jaehyuk tidak pernah terlepas dari sosok asahi, seseorang yang mampu membuatnya jatuh cinta berkali-kali. but, in the end... it's all about time that will come with destiny. :: jaehyuk & asahi (treasure) :: lowercase & bxb cont...
04. two sides
Start from the beginning
