“Kau sudah ‘mengacak-acakku’ semalam! Lalu mau apa lagi?” Taeyong bertanya dengan nada sarkas namun sedikit berbisik. Matanya tidak lupa melihat sekitar memastikan tak ada orang lain yang melihat mereka saat ini.

“Masih di ‘acak-acak’ kan? Belum di bagian ‘grand opening’!”

“Itu salahmu! Siapa suruh kau tidur?! Yang penting aku sudah melakukan sesuai kesepakatan!” Taeyong mengambil tas punggungnya dan hendak meninggalkan Jaehyun. Tetapi pria Jung itu tiba-tiba menarik sikutnya dan menciumnya. Lalu mendorongnya ke meja, dan mengangkat tubuh Taeyong ke atasnya.

“Kalau begitu kita lakukan saja disini!”

Taeyong memegang tasnya kuat lalu memukulkannya pada kepala Jaehyun.

“Kau ini pakai narkoba ya?”

“Apa maksudmu?”

“Memangnya selain aku kau tidak punya pacar atau siapapun yang bisa kau ‘tiduri’?”

Jaehyun memiringkan kepalanya. “Kenapa kau bertanya seperti itu?”

Taeyong turun dari meja. “Percuma kalau kau punya jabatan, banyak uang, wajah yang bagus tapi tidak punya pacar. Itu namanya kau bodoh!” ia lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. “Nih alarm mu! Tidak jadi ku jual karena kotaknya tidak ada,” Taeyong mengembalikan barang Jaehyun yang diambilnya diam-diam tanpa merasa berdosa.

🏢🏢🏢

Taeyong meletakkan nampan makan siangnya dan duduk didepan Doyoung. Biasanya ia selalu membawa bekal sendiri dari rumah demi menghemat pengeluaran. Tapi semalam dia tidak pulang kerumah karena takut dimintai uang oleh ayah kandungnya-yang-rasa-ayah-tiri itu. Jadi Taeyong menginap di apartemen Doyoung.

Kehadiran Taeyong membuat Doyoung menoleh dua kali. Seperti terkejut temannya yang cantik itu tiba-tiba duduk didepannya.

“Apa yang kau lakukan disini?”

Taeyong yang sudah mengaduk-ngaduk makanannya mengernyit. “Makan,”

Apa ada yang salah sehingga Doyoung bertanya demikian padanya? Biasanya juga kan mereka makan siang bersama di meja yang sama?

“Maksudku... kenapa kau disini? Bukankah harusnya kau berada diruangan ketua program studi?”

Taeyong melahap suapan pertamanya, tidak bisa menahan rasa laparnya lagi. Tadi pagi ia hanya sarapan roti di apartemen Doyoung, jendela kantor juga sangat kotor karena semalam hujan. Jadi tenaganya lumayan terkuras hari ini.

“Untuk apa?” tanya Taeyong dengan mulut yang mengunyah.

“Kau tidak membaca grup fakultas memangnya? Namamu masuk ke daftar mahasiswa yang akan menerima beasiswa dari J Group.”

Taeyong lagi-lagi mengernyit, bahkan kunyahannya berhenti demi mencerna informasi dari Doyoung. Ia memang sudah jarang melihat ponsel semenjak menggantikan ibunya, biasanya sepulang bekerja dia langsung tidur, bahkan mengerjakan tugas kuliah ketika jam istirahat di tempat kerja sambil makan siang.

Bergegas Taeyong mengambil ponselnya didalam kantong dengan mulut yang kembali mengunyah, melanjutkan menelan makanannya.

Ia tidak terkejut dengan ratusan pesan baru di grup yang belum terbaca, karena grup fakultas memang diisi oleh seluruh mahasiswa dari fakultas yang sama. Walaupun jarang terjadi percakapan, namun sekalinya ada pengumuman di grup itu dalam satu menit bisa dibalas oleh lebih dari 200 orang.

Taeyong mencari topik yang diberitahukan Doyoung di grup tersebut mengenai dirinya, dan ia menemukan sebuah file PDF yang di share oleh si ketua program studi.

I WANT YOU SO BAD [JaeYong]Where stories live. Discover now