3 - date

364 65 63
                                        

-happy reading!-

Sejak tragedi ciuman beberapa hari lalu, Taehyun selalu menjaga jarak dari healernya. Beomgyu punya pikiran yang sulit ditebak dan itu membuat sang Flamo was-was setiap nafas yang ia hembuskan.

Bahkan di motor saat ini, Taehyun membuat sela antara ia dan Beomgyu.

"Tae"

"Apa?!"

Respon sang flamo dengan ketus. Masih ada sisa-sisa rasa kesal dalam dirinya. Setelah hal memalukan kemarin terjadi, ia harus rela menjadi topik pembicaraan seluruh penghuni sekolah. Bahkan video ciuman ia dan si Healer beredar luas di menfess sekolah.

"Kenapa menjauh? Ayo mendekat, kau membuat motornya berat di belakang sana"

"Simpan imajinasi mu itu tuan Choi. Sampai kapanpun aku tidak akan mendekat barang satu senti pun"

Tentu saja otak penuh dengan ide milik Beomgyu tidak akan mengibarkan bendera putih begitu saja. Setelah lampu merah berganti, dengan penuh tekad ia melajukan motor sekencang mungkin bak menantang maut. Membuat tangan penumpang belakang refleks bertengger erat di perutnya. Bahkan ia bisa merasakan jantung Taehyun yang berdegup kencang.

"BAJINGAN! MAKSUDMU APA BANGSAT?!"

Nyatanya umpatan si Flamo makin memperparah kecepatan motor yang sedang ia tumpangi, mendahului mobil bahkan truk-truk besar. Berkali-kali mulutnya berteriak untuk berhenti tapi Beomgyu sama sekali tidak mendengarkan. Hingga yang bisa ia lakukan hanya menutup mata, memeluk sang Healer erat dan menahan rasa takutnya.

Sedangkan Beomgyu yang tidak lagi mendengar suara sang Flamo perlahan-lahan menepikan motornya di halte depan salah satu pusat pemberlanjaan.

"Tae? Kau tak apa?"

Pelukan Taehyun ia lepas, kemudian Beomgyu membalik posisi duduknya untuk melihat keadaan sang kekasih hati. Kaca helm yang menutupi sebuah pahatan manis ia buka dan saat itu juga Beomgyu sadar ia sudah kelewat batas. Melihat air mata yang mengalir dan isakan serta mata tertutup erat seketika membuat dirinya merutuki kebodohan tadi.

"J-jangan ulangi..."

Setidaknya itu kata yang Taehyun gumamkan ketika berada dalam dekapan spontan Beomgyu. Ternyata ia takut dengan kecepatan dan aksi Healernya tadi benar-benar membuatnya bergetar setengah mati.

***

"Ayo tonton yang ini!"

Bioskop menjadi latar dengan dua insan menjadi pelakon, si manis yang tenggelam dengan hoodie ukuran XL dan si tampan yang mengenakan kaos santai.

Agenda hari ini adalah bolos sekolah dan membawa mereka ke dalam pusat pemberlanjaan untuk bersenang-senang. Ini semua adalah ide Beomgyu untuk membayar rasa bersalahnya.

Di awal tentu saja Taehyun menolak, tapi tidak mungkin juga ia pergi ke sekolah dengan keadaan sehabis takut seperti itu. Jadi mau tak mau ia terpaksa mengiyakan ajakan healernya. 'Hitung-hitung sekaligus healing time' pikirnya.

Film bergenre romance menjadi pilihan, keduanya berjalan menuju bangku yang disediakan dan duduk bersebelahan.

Keadaan sepi dan hening ternyata berdampak terhadap pasangan ini. Mereka hanya duduk diam tanpa pembicaraan, ditambah Beomgyu yang sibuk bertukar pesan dengan Soobin si ketua kelas, mengatakan bahwa ia izin bolos karena ingin menghabiskan waktu dengan Taehyun. Tapi itu semua terhenti kala sang Flamo menarik lengan kaosnya pelan.

"Uhmm, apa nama dari emosi tadi?"

"Tadi? Sewaktu di motor?"

Anggukan kepala dari si manis membawa tangan Beomgyu mendarat di pundaknya dan semakin merapatkan tubuh mereka dengan maksud mendapat kehangatan.

"Takut, itu namanya. Kau akan merasa takut jika mengalami, melihat atau mendengar sesuatu yang dianggap mengerikan"

Penjelasan sang Healer membuat Taehyun benar-benar mendengarkan secara seksama. Jari Beomgyu yang mengusap lengannya juga menimbulkan afeksi nyaman.

"Hah... maaf jika aku membuat mu merasakan emosi itu, pasti sangat buruk ya?"

Kali ini Beomgyu membawa mereka duduk berhadapan. Membuat si Manis bisa melihat raut khawatir sang Healer yang merapihkan rambut serta mengusap pipi tirusnya dengan sayang.

Taehyun terkikik kemudian menyingkirkan tangan Beomgyu dan langsung menerjang tubuh besar itu dengan pelukan erat. Kepala dengan surai abu ia usak di dada pria nya. Sangat nyaman dan hangat.

"Tidak apa. Tapi lain kali jangan diulang, takut itu sangat buruk, Hyunie tidak suka"

Ia bisa merasakan sebuah tangan membalas pelukannya, bahkan diberi bonus elusan di kepala belakang serta punggung kecilnya.

Beruntung karena masih pagi jadi tidak terlalu banyak pengunjung yang datang. Mungkin hanya beberapa karyawan yang terheran melihat dua orang pria berpelukan di kursi tunggu bioskop.

TBC

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 01, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

EMOTION | BEOMTAEWhere stories live. Discover now