[One] Training

112 20 1
                                    

Awan mulai menutupi langit. Seolah memberikan kesan mendung, tapi sebenarnya masih cukup cerah hanya saja tertutup oleh gumpalan awan diatas sana.

Sorotlah suatu ruangan yang sering dipergunakan untuk latihan. "Baiklah, sudah! Hari ini mari akhiri sampai bagian tadi, selebihnya tinggal dilatih saja."

Mengangkat bicara seorang lelaki bersurai merah keunguan, melempar senyum merekah pada mereka yang melihatnya.

Membuang napas kasar mulai mengambil posisi duduk dilantai, setelah berlatih dalam beberapa jam. Empat lelaki didalam ruangan tersebut, tersenyum lebar.

Diantaranya ada yang mengusap keringat dengan handuk yang lainnya meminum minuman pada botol. "Uwah! Keren," seru seorang lelaki bersurai oranye disana.

Dengan tangan keatas memasang ekspresi senang bersatu dengan semangat. Tetapi iris birunya melambangkan takjub akan gerakan tadi, merasa puas dengan apa yang telah dilakukan.

Mendengar hal tersebut, sedikit kaget tapi tetap mencoba tenang sesaat. Menaikan kacamatanya, lelaki bermahkota kuning itu mulai angkat bicara,

"Akehoshi-kun benar-benar menikmatinya, ya." Tampak kedua laki-laki yang mengamati komunikasi mereka itu, tersenyum simpul.

"Hee~ Ukki juga seharusnya menikmati gerakan itu! Sungguh berkilauan," ucap laki-laki tersebut merasa heran juga tidak terima ia rasakan, bernama lengkap Akehoshi Subaru.

Terkekeh pelan mendengar hal itu, laki-laki iris hijau mengambil alih pembicaraan dengan menjawab, "Subaru seperti biasa semangat, ya."

Huh?

Wajah cemberut ditampilkan pada pemilik mana sebelumnya. "Kalian bertiga harus semangat juga!" Tentu saja diangguki ketiganya, yang merupakan teman satu unitnya.

Karena sudah paham sifat Subaru, terlebih keduanya merupakan teman sekelas. "Iya, iya. Ah satu hal lagi, Hokuto lain kali jangan kaku, santai saja ya."

Laki-laki merah keunguan itu, menepuk pelan pundak yang ia panggil Hokuto. Tertuju pandangan ke arah mereka bergantian.

Subaru kembali menyeletuk, "Sally benar. Terlalu kaku susah juga, tahu!" serunya, mengingatkan. Terlihat wajah mengerut disana.

Menampilkan kebingungan dari perkataan yang dimaksud oleh teman-temannya. "Kaku bagaimana? Aku sudah seperti biasanya."

Hidaka Hokuto, itu nama panjangnya. Ada banyak panggilan untuknya tapi hanya beberapa yang menurutnya lumayan normal.

"Se-semuanya, tolong tenanglah! Hidaka-kun, tidak perlu dikhawatirkan soal seperti itu. Karena hal iulah yang menarik dari penampilanmu."

Laki-laki berkacamata berusaha menengahi komunikasi mereka. Walau terdengar mirip sebagai saran, tapi bisa dijadikan tameng untuk menyela percakapan.

"Yah, benar juga. Hokuto adalah Hokuto. Mau bagaimanapun seperti itulah dirinya. Tapi, kalau bukan, mungkin akan aneh jadinya."

Eh? Jawaban yang baginya sedikit tidak masuk akal, tetapi urungkan pernyataan tadi. Tampak berpikir Hokuto mulai mencerna perkataan dari lelaki tersebut yang bernama lengkap Isara Mao.

"Apakah Hokke akan berubah? Lalu-lalu! Sifatnya akan seperti apa?" tanya Subaru, dapat terlihat bola matanya sudah berbinar-binar ingin mengetahui bagaimana jadinya?

Jika ucapan yang dikatakan oleh Isara menjadi kenyataan. Memijat pelipisnya mencoba menenangkan diri, baru saja Isara ingin berkata namun sudah Hokuto mengambil alih pembicaraan.

"Apa-apaan itu? Berkhayal lebih itu buruk, tapi bermimpi lebih tidak buruk." Tidak ada jawaban dari ketiga temannya, ah mungkin perkataannya sulit dimengerti?

Tapi, ia pun kurang memahami maksud yang diucapkan oleh kedua temannya tadi. "Ahaha, Hidaka-kun benar."

Gantian saatnya Isara berkata, sudah banyak waktu terbuang karenanya. "Hokuto bahasamu terlalu sulit dimengerti Subaru, kurasa?" ungkap Isara tidak yakin.

Walau sebenarnya memang agak sulit dimengerti oleh Subaru. "Haha! Sally benar-benar paham ya~ Ah satu hal lagi. Bagaimana kalau kita mengambil hari libur untuk latihan, sewaktu liburan musim panas?" tawar Subaru, dengan mata birunya berbinar-binar.

Melirik ke arah Subaru, memegang dagunya. Netra Hijau itu bergerak bergantian. "Maa, tidak buruk juga kurasa, bagaimana denganmu Hokuto?" tanya Isara mencoba mendapatkan persetujuan.

"Oh, hal itu-"

Belum sempat menyelesaikan ucapan, pintu ruangan terbuka tiba-tiba. Memperlihatkan sosok gadis yang tersenyum lebar. "Eh, maafkan aku. Tetapi, ada seseorang yang mencari dirimu Hidaka-kun."

Melirik ke sumber suara, akibat mendengar jelas apa yang mereka dengar dari suara. "Siapa?" tanya Hokuto diikuti yang lain ikut penasaran, walau yang tanpak bersemangat hanyalah Subaru.

"Ya~ hoo!"

To be continued

YEOUBI! Hidaka Hokuto. ✓Where stories live. Discover now