Time loop back...
Part second

"Jaemin."

"Kenapa?"

"Katanya kau akan melanjutkan lagunya.."

"Sebelum itu, ada persyaratannya. Mau?"

"Jadilah kekasihku. Kau maukan?" Tidak ada suara. Hening mendadak mendera. Jeno menatap kesegala arah, ia ingin menolak namun merasa tidak enak hati. Ia ingin menerima, tapi belum sepenuhnya terbiasa. Ia bimbang, berfikir adalah salah satu jalan keluarnya.

Namun, tidak ada yang keluar dari isi pikiran Jeno.

"Jaem, a-aku..." Jaemin paham. Dengan terpaksa hati, ia mengusap rambut lelaki itu pelan. Ya, Jaemin tahu betul jika Jeno belum terbiasa. Tidak apa, Jaemin memakluminya. Ia bukan seseorang yang egois, yang rela mengorbankan sesuatu untuk menghalalkan segalanya. Tidak, Jaemin tidak seperti itu.

Jaemin masih memikirkan perasaan orang lain, ketimbang perasaannya sendiri.
"Aku tidak memaksamu. Tidak apa, kita bisa menjadi Friends with benefit. Aku paham kok bagaimana perasaanmu.." Kalimat-kalimat Jaemin dapat menenangkan Jeno. Ia kira Jaemin akan marah karena tidak menerima cintanya.

"Kemari." Jeno mengangguk, lalu beringsut duduk disebelah Jaemin. Menarik kepala pemuda Lee itu untuk bersandar pada bahu lebar miliknya. Terasa nyaman bagi Jeno. Jeno nyatakan, bahwa mulai detik ini Bahu Jaemin adalah miliknya seorang. Tidak ada yang boleh meletakkan kepalanya dibahu Jaemin!

"Aku akan menyanyikan sebuah lagu."

"Lagu tadi?" Jeno mencela. Jaemin tersenyum, kemudian bergeleng.

"Tidak, kau dengarkan saja ya."

♪ Bidadari- ♪

"Aku bukan bidadari, Jaemin!" Protes Jeno. Jaemin hanya tertawa,

"Baiklah, aku akan menggantinya menjadi 'Malaikat."

♪ Malaikat tak bersayap datang padaku.. ♪

♪ Dikirim Tuhan dalam wujud diri kamu.. ♪

♪ Dikirim Tuhan dalam wujud diri kamu ♪

♪ Sungguh senang kurasa saat bersamamu.. ♪

♪ Sederhana namun indah kau mencintaiku ♪

Jaemin menarik tangan Jeno untuk ia genggam. Iringan instrumental lagunya adalah sebuah jentikkan antara jari tengah dan ibu jari. Mengalun merdu, dan sejuk memasuki gendang telinga Jeno.

♪ Sampai habis umurku.. ♪

♪ Sampai habis usia.. ♪

♪ Maukah dirimu, Jadi teman hidupku~? ♪

♪ Kaulah satu di hati.. ♪

♪ Kau yang teristimewa.. ♪

♪ Maukah dirimu jadi teman hidupku?"


N. Saya mohon maaf untuk perubahan lirik lagu yang sebelumnya, atau yang ini bahkan diberikutnya lagi. Bukan maksud untuk me- Remake karya orang lain, tetapi ini hanya sekedar hiburan belaka.

Friends with benefit? Bukan masalah besar. Walau tidak ada ikatan yang jelas, setidaknya sudah ada kemajuan sedikit. Jaemin mensyukuri nikmat yang tlah diberikan Tuhan kepadanya.








Detik berdenting berlalu bagai angin. Jaemin dan Renjun saat ini sudah berada di mall, di area khusus bermain sepatu roda. Mereka melakukan challange, ada kostum yang diisi gas angin bergambar alien memeluk seorang anak. Renjun kalah gunting, batu, kertas. Jadilah ia yang memakai kostum tersebut.

Jaemin tertawa renyah, Renjun sangat lucu. Ditambah lagi kostum itu terlihat kebesaran ditubuhnya. Jaemin tersenyum senang, sebegitu inginnya Renjun bermain sepatu roda. Jaemin ikut bermain, namun ia hanya sebentar. Entahlah, ia ingin melihat Renjun bermain sepatu roda.

"Jaemin! Tangkap aku ya!" Teriak Renjun dari ujung sana. Jaemin masih santai sambil bersidekap di dada.

Hingga Renjun sudah dekat barulah Jaemin bersiap-siap menangkap Laki-laki bermarga Huang itu. Renjun ditangkap pada pelukkan Jaemin. Ia membiarkan Renjun di dalam pelukkannya. Sampai getaran dari ponsel milik Jaemin membuatnya melepaskan pelukkan.

Ah Jeno menelponnya.

"Halo, Jeno. Kenapa?" Tidak ada sahutan dari sebrang sana. Hanya terdengar samar-samar deru nafas.

"Jeno, kau baik-baik saja bukan?" Masih sama seperti tadi. Sampai panggilan Jaemin yang ketiga,

"Jen-"

"J-jaem.. in."

"Ah, Jeno-ya ada apa? Kau membuatku khawatir!" Jaemin mendesak. Jaemin mendengar suara isakkan, Jeno Nya menangis? Ada apa sebenarnya?

"J-jaemin... Bisa kau datang.. K-kesini?"

"Ya, aku akan datang. Tapi ada apa? Beritahu dulu kenapa?"



"Ibu ku... Dia.. sudah pulang k-ke Tuhan..."



"Renjun, ini kuberi ongkos pulang. Aku ada urusan mendadak. Maafkan aku.." Jaemin pergi dengan berlari, meninggalkan Renjun yang tengah kesal sekarang.

"Ck! Gara-gara si Jeno ini! Akh! Menyebalkan!" Gerutu Renjun marah.






[ Bersambung ]

Vote turun, kurang semangat.

HOMOPHOBIC - JAEMJENजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें