CKLEK

"Hyung, aku sudah dapat air kelapanya, tadi aku juga minta Johnny hyung untuk membukakannya dan memindahkannya, sekarang harus aku taruh mana?" tanya Sungchan sembari menunjukkan gelas berisi air kelapa kepada Jaemin.

"Oh, taruh saja di sini." ujar Jaemin sembari menunjuk sebuah nampan di atas meja nakas.

"Terimakasih Sungchannie." ujar Jaemin sembari mengukir senyum manis, Sungchan mengangguk membalasnya.

"Senang bisa membantu, apa obat dari Jungwoo hyung kemarin bekerja hyung?" tanya Sungchan.

"Semalam tidak, tapi sepertinya setelah sarapan tadi, suhu tubuhnya sudah mulai turun. Semoga saja dia bisa lekas sembuh." ujar Jaemin, Sungchan mengangguk kecil, mengamini dalam hati.

"Hyungie~" dari balik pintu muncul kepala Chenle yang melongok masuk.

"Ada apa Chenle-ya?" Chenle masuk dan mendekat.

"Jisungie akan sembuh kan?" Jaemin tersenyum, dia bangun dari duduknya dan membawa Chenle duduk di sofa yang ada di kamar Jisung. Sungchan ganti duduk di kursi yang tadi Jaemin duduki, kursi yang ada di dekat ranjang Jisung.

"Wae? Chenle khawatir?" Chenle mengangguk kecil.

"Mau bagaimanapun, Jisung adalah teman pertamaku, dia yang mau menolongku saat yang lain hanya melihat saja, dia orang pertama yang akan menegurku saat orang lain mengiyakan semua tindakanku meski itu salah. Aku tidak bisa melihatnya sakit." Jaemin tersenyum, dia genggam jemari Chenle dan mengusapnya.

"Dia akan baik-baik saja, besok atau lusa pasti juga sudah sembuh. Hyung jadi merasa bersalah juga, karena hyung mengatakan kalau kita akan liburan saat kalian sudah menyelesaikan pekerjaan kalian semua, membuat kalian jadi harus lembur dan kurang tidur. Maafkan keegoisan hyung juga, ne?" Chenle mengangguk kecil.

"Kumaafkan, tapi saat jalan-jalan besok hyung harus jalan bersamaku, ya?" Jaemin mengangguk kecil.

"Sudah, pergilah istirahat sana, gunakan waktu ini untuk istirahat, jangan terlalu memaksakan diri." Chenle mengangguk, dia segera bangun dari duduknya lalu hendak keluar, tapi dia sempat berhenti dan menatap Jisung sebentar sebelum dia keluar kamar.

"Hyung, kau tidak salah sama sekali, kami hanya ingin membuatmu senang." ujar Sungchan saat Chenle sudah keluar.

"Tidak Sungchannie, aku salah, saat tahu Jisung sakit tiba-tiba rasa bersalah menyergapku, dia jatuh sakit karena terlalu memaksakan dirinya, aku terlalu egois dan lupa tidak memikirkan kalian jika kalian punya banyak pekerjaan yang harus dihandle, maafkan aku." Sungchan berdiri dari duduknya dan mendekati Jaemin yang masih duduk, lantas kemudian dia memleuk Jaemin.

"Tidak perlu meminta maaf" bisik Sungchan, Jaemin menutup matanya dan balas memeluk Sungchan, lalu mengangguk kecil.

"Baiklah" Sungchan tersenyum dan melepaskan pelukannya.

"Lebih baik fokus saja pada Jisung, agar dia bisa lekas sembuh, aku yakin anak itu sudah tidak sabar pergi keluar lagi." Jaemin terkekeh mendengar itu.

"Ne, arraseo~"

***

Jaemin menyelimuti tubuh Lucas yang terbaring di sofa dengan laptop terbuka. Dia lalu menyelimuti Jeno yang ada di sofa lainnya dengan tab di atas perutnya. Jaemin mengusap kepala Jeno sebelum membubuhkan sebuah ciuman, hal yang sama Jaemin lakukan pada Lucas. Dia juga tidak lupa menyimpan data Lucas baru mematikannya.

Jaemin pergi ke kamar Taeil dan melihat penghuni sulung itu sudah lelap, begitu juga dengan Taeyong dan Johnny, Jaemin tidak lupa memberikan kecupan selamat malam di kening ketiganya, tapi saat di kamar Yuta, dia melihat hyung satu itu masih sibuk dengan bacaannya.

"Hyung?" Yuta mendongak, dia melambai pada Jaemin, meminta si manis untuk masuk. Jaemin  pun melangkah masuk dan duduk di sebelah Yuta.

"Kenapa belum tidur?" tanya Jaemin.

"Aku masih membaca novel, aku ingin menuntaskannya, tinggal sedikit lagi." Jaemin melirik dan dia menyerah, itu novel bahasa Jepang.

"Aku pusing saat melihat huruf di sana." Yuta terkekeh mendengarnya, dia menyimpan novelnya setelah meletakkan pembatas. Dia mengalihkan atensinya sepenuhnya kepada Jaemin. Jemari Yuta terarah ke surai gelap Jaemin yang mulai memanjang.

"Tidak memotong rambut?" tanya Yuta, Jaemin menggeleng.

"Belum ingin, hyung sendiri kenapa memanjangkan rambut?" tanya Jaemin, jemarinya balas mendarat pada surai Yuta, dia menyisihkan poni Yuta.

"Tampan" gumam Jaemin, Yuta yang mendengarnya tersenyum.

"Aku malas ke salon, jadi kapan-kapan kalau ada niat ke salon, aku akan ke sana dan memotong rambutku." ujar Yuta.

"Hyung harus mengajakku kalau begitu." Yuta mengangguk. Jaemin pun berdiri.

"Segera tidur ya hyung, sudah malam, sampai jumpa besok, selamat malam dan mimpi indah." CUP Jaemin mencium kening Yuta sebelum dia pergi keluar kamar pria berdarah Jepang itu. 

Jaemin kembali melanjutkan 'patroli'nya. Dia memasuki kamar Doyoung dan melihat pria itu sudah lelap, Jaemin mendekatinya dan mencium kening Doyoung. Jaemin pergi ke kamar Kun dan Ten, hal yang sama dia lakukan pada kedua hyung lainnya.

Saat masuk ke kamar Winwin, dia menemukan pria berdarah China itu tengah fokus pada sebuah tontonan di tabnya, telinganya bahkan terpasang airpods. Jaemin mendekat dan berdiri di depan Winwin.

"Oh" Winwin segera menghentikan videonya dan melepaskan airpodsnya.

"Melihat sesuatu yang menarik ge?" Jaemin duduk di sebelah Winwin.

"Ne, video siswa-siswa yang dikirim oleh para guru di sekolah, mereka memintaku memberikan penilaian." ujar Winwin. Jaemin mengangguk paham.

"Apa sudah selesai?" Winwin menggeleng.

"Kurang dua." Jaemin mengangguk.

"Lanjutkan pekerjaan gege, tapi setelah itu gege harus tidur, mengerti?" Winwin mengangguk. Jaemin berdiri dan mencium kening Winwin.

"Selamat malam, jangan tidur terlalu larut~" Jaemin keluar dari kamar Winwin, mengabaikan si pemilik kamar yang hanya bisa terdiam terpaku.

Jaemin memasuki kamar Jaehyun, Hendery, Mark, Dejun, Renjun, Haechan, Yangyang, Shotaro, Sungchan, dan Chenle bergantian. Semua penghuni kamar itu sudah tidur, Jaemin hanya bisa memberikan kecupan di kening mereka dan pergi kembali ke kamar Jisung. Jaemin tidak lupa mengatur suhu ruang tengah dimana Lucas dan Jeno berada, dia mengatur suhu ruangan agar keduanya bisa tidur lebih nyenyak.

Jaemin masuk ke dalam kamar Jisung dan melihat si maknae yang demamnya sudah mulai turun secara perlahan. Jaemin mendekat dan mengganti kompresnya dengan yang baru, dia cek kembali suhu tubuh Jisung, dan suhunya mendekati normal. Rona pucat sudah hilang dari wajah Jisung.

"Semoga besok kau sudah sembuh, jadi kau bisa menikmati liburan juga, Jisungie~" CUP

"Cepat sembuh dan selamat malam, semoga mimpi indah~"

***

_32_ 

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINDonde viven las historias. Descúbrelo ahora