"Wow, ternyata selera seorang Jung Jaehyun agak sedikit... yah,"

"MAKSUDMU APA?!"

Yuta menggeleng, kemudian tersenyum kecil. "Selamat. Semoga sukses kali ini, Mei."

Mei memberengut sebal, "Tunggu sebentar,"

Yuta diam saja melihat Mei yang berjalan meninggalkannya kemudian kembali dengan membawa sebuah kotak hitam berukuran sedang dengan pita berwarna hijau tua.

"Apa itu?"

"Untukmu."

Yuta menerima kotak itu dengan rasa penasaran, kemudian ia menatap Mei.

"Aku sudah lama ingin memberikannya, tapi kurasa waktunya selalu tidak tepat."

"Isinya?"

"Buka nanti saja,"

"Bukan bom, kan?"

Mei hanya tersenyum miris mendengarnya. Sabar, Mei.

"Aku menyesal pernah menjadi pacarmu,"

Yuta membalasnya dengan tersenyum. "Aku juga."

Mei tertawa hambar, melihat wajah Yuta sungguh membuat emosinya ingin meledak.

"Kau merusak suasana,"

"Maaf," ucap Yuta dengan entengnya, lelaki itu kemudian bangkit dari tempat duduknya, bersiap untuk pulang. "Aku pulang sekarang,"

Mei mengangguk saja.

...

Yuta masuk kedalam kamarnya, ia mendapati Yuna sedang duduk sambil sibuk berkutat dengan laptopnya.

Yuna tampak begitu fokus sehingga tidak menyadari kedatangan Yuta.

Biasanya hanya dengan suara pintu kamar yang terbuka, Yuna langsung menyambut dengan senyum manisnya itu.

"Ehem,"

Yuta sengaja berdehem agar Yuna menyadari kedatangannya.

"Oh, kau sudah pulang?"

Ya, Yuna menyambutnya, tapi sama sekali tidak melihatnya, pandangannya tetap terarah lurus pada layar laptopnya.

Dan kalian tahu? Sekarang, seorang Nakamoto Yuta merasa sedikit kesal hanya karena hal itu.

Mana dirinya yang dulu? Yang bahkan tidak peduli ada atau tidaknya Yuna dirumah.

Yuta juga tidak mengatakan apapun lagi, ia berjalan melewati Yuna sambil menepuk-nepuk kotak hitam yang diberikan Mei padanya.

Dan karena suara tepukan itu, berhasil membuat Yuna menoleh kearahnya.

Yuta menatap Yuna yang hanya tersenyum sekilas melihatnya, kemudian fokus wanita cantik itu kembali ke semula.

He? Yuna tidak tertarik bertanya? Atau ia tidak penasaran?

Yuta tidak peduli lagi, meski agak kesal sendiri, ia memilih membuka kotak yang diberikan Mei itu.

Yuta tersenyum remeh, "Apa ini?"

Isinya hanyalah komik-komik yang pernah dipinjam Mei darinya semasa sekolah menengah atas, dan sebuah figura kecil berisi foto mereka berdua yang tampak saling bertatapan dan bergandengan tangan, dengan latar sebuah tempat wisata budaya yang lumayan terkenal di Jepang.

Yuta berdecak, "Jadi foto ini yang ia gunakan untuk membuat Jaehyun marah waktu itu?"

"Itu foto apa?"

Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora