"Kau tidak berubah sama sekali, ya?"

Yuna masih terdiam, sedikit terkejut dengan perlakuan Kenta yang tiba-tiba itu.

"Yuna-ya,"

"Naka-" Yuna langsung menutup mulutnya, hampir saja.

Yuta melirik Kenta, "Kau belum pulang?"

Kenta hanya tersenyum tipis, "Hm, aku berbincang sebentar dengan Yuna."

Yuta mengalihkan pandangannya pada Yuna.

"Kita pulang sekarang?"

Yuna mengangguk pelan, kemudian tersenyum canggung kearah Kenta.

"Kami pulang duluan, kak."

Kenta mengangguk.

...

Disepanjang jalan menuju hotel mereka tinggal, tidak ada yang membuka pembicaraan, aura Yuta yang mendadak berubah dingin, kembali tak tersentuh, membuat Yuna sedikit takut.

Sesekali ia melirik suaminya itu, tatapannya tersorot tajam lurus kedepan, dengan alis tegasnya yang bertaut, menambah kesan mengerikan.

Mungkin Yuta kelelahan, maka dari itu suasana hatinya sedang buruk sekarang. Begitu pikir Yuna.

Begitu sampai dikamar hotel pun, masih tidak ada yang membuka suara. Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Yuta yang mulai melepas setelan jasnya, dan Yuna yang sibuk memijat kakinya yang super pegal.

Hingga sampai beberapa saat keheningan itu bertahan, Yuta memilih lebih dulu membuka suara.

"Kau tampak dekat sekali dengan Kenta itu."

"Eh?"

Yuta tidak merespon lagi setelah mengucapkan itu.

"Hmm, tidak terlalu dekat juga, kami hanya pernah satu proyek untuk lomba, setelah itu sudah jarang bertemu. Tapi kalau tidak sengaja berpapasan, tetap saling menyapa, seperti itu saja."

"Mungkin memang karena karakter kak Kenta yang terkenal seperti itu, makanya ia terlihat dekat dengan semua orang. Dia orang yang cukup menyenangkan."

Yuta diam saja, ia melepaskan sepatunya dan kemudian melemparkannya kesembarang arah, membuat Yuna terkejut karena suaranya.

Yuna menoleh menatap Yuta, mendapati raut wajah tampan yang begitu kusut.

"Nakamoto-san, kau baik-baik saja?" tanya Yuna hati-hati.

Yuta tidak langsung menjawab, entah apa yang sedang ada dalam dirinya.

Yuta merasa emosinya sekarang tidak terkontrol.

"Menurutmu?"

Yuna yang ditanya kembali, menjadi kebingungan, ia sungguh tidak tahu ada apa dengan suaminya itu.

Apakah ia masih marah karena kesalahannya dipesta tadi? Tentang Jung Jaehyun?

"Ka-kau masih marah karena kesalahanku dipesta? Tentang Jaehyun, aku sungguh minta maaf, Nakamoto-san. Aku tahu aku tidak sopan begitu, aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji akan lebih berhati-hati."

Merasa Yuta yang tak kunjung menghiraukannya, Yuna semakin yakin lelaki itu masih marah padanya. Apakah kesalahannya memang sefatal itu?

Yuta hanya terus memberikan tatapan tajamnya, yang membuat Yuna ingin menghilang saja rasanya.

Menakutkan sekali.

Ia ingin kabur saja.

"A-aku akan mandi,"

Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)Where stories live. Discover now