"Aku mengerti." ujar Baekhyun.

***

Banyak yang sudah mereka lakukan di Yongdusan Park, mereka bahkan sudah mengambil banyak foto di sana. Tidak hanya di Yongdusan Park, mereka juga pergi mengunjungi Busan Tower dan Museum of World Folk Instrument. Johnny sudah mengambil banyak foto hasil jalan-jalan mereka di tempat ini.

"Mau ke Sea Life Busan Aquarium sekarang?" tanya Hendery.

"Boleh, aku tak sabar untuk melihat ikan." ujar Jaemin.

"Kajja, kalau begitu kita ke sana sekarang." ajak Taeil, dan segera mereka keluar dari area Yongdusan Park.

Selama perjalanan Jaemin tidak hentinya tersenyum dan bersenandung kecil. Dulu dia selalu ingin pergi ke tempat-tempat seperti ini, tapi yahh~ kendala ekonomi dan dia juga hanya anak panti, membuatnya harus menahan diri.

Jaemin tiba-tiba kepikiran, jika saat ini tidakkah dia terlalu memanfaatkan para Tuan Muda ini? Jaemin jadi merasa bersalah dibuatnya, jika bukan karena para tuan muda ini, Jaemin tidak akan bisa berkunjung ke tempat-tempat ini. Senandungnya yang tadi terdengar ceria, menjadi tidak terdengar lagi. Jaehyun yang ada di sebelahnya menatap Jaemin yang melamun.

"Jaeminnie, queen, are you okay?" tanya Jaehyun, Jaemin tidak menyahut karena dia terlalu larut dalam dunianya.

"My Queen, are you okay?" tanya Jaehyun dan kali ini dengan memberikan tepukan di bahunya. Jaemin yang kaget, segera menoleh. Jaehyun menatap cemas padanya.

"A-ah, aku tidak apa-apa." jawab Jaemin.

"Kau yakin? Kau mendadak menjadi diam." ujar Dejun.

"Itu- emm- nanti saja." ujar Jaemin, mencoba untuk mengerti para Tuan Muda yang satu mobil dengan Jaemin itu akhirnya memilih untuk diam. Lucas sendiri masih fokus menyetir menggantikan Jaehyun.

***

Saat di Sea Life Busan Aquarium, Jaemin tidak berhenti berdecak kagum. Ada beberapa jenis ikan yang tidak ia lihat di Seoul. Tidak hanya Jaemin, tapi para Tuan Muda ini pun juga menikmati waktu mereka di sini. Mereka juga ikut berpartisipasi dalam memberikan makan penguin dan berang-berang.

Cukup lama mereka menghabiskan waktu di sana, tak terasa saat keluar jam sudah menunjukkan pukul empat sore.

"Kita pulang, kalian sudah lelah juga." ujar Jaemin saat melihat beberapa wajah para Tuan Muda yang nampak begitu lelah.

"Mau makan malam apa hari ini?" tanya Doyoung.

"Apapun tapi olahan dari seafood!" jawab Chenle semangat.

"Lainnya?" tanya Kun.

"Samakan saja, mau beli bahannya dulu?" tanya Jungwoo.

"Sepertinya, satu mobil saja yang pergi cari bahan makanan, sisanya bisa pulang." ujar Renjun mengusulkan.

"Benar juga, kalau begitu yang beli bahan siapa?" tanya Ten.

"Biar aku, Doyoung, Kun, Renjun, dan Haechan." ujar Taeyong.

"Berarti yang satu mobil dengan mereka harus pindah mobil." ujar Yuta. Yang lain mengangguk menurut dan segera pindah mobil, agar mereka bisa cepat pulang. Jaemin masuk ke dalam mobil lainnya dan langsung menyandarkan kepalanya ke kaca mobil. Jeno yang berada di sampingnya menatap heran.

"Jaeminnie, you okay?" Jaemin menoleh dan mengangguk.

"Hanya lelah, hari ini melelahkan, padahal masih ada sisa enam hari untuk liburan." ujar Jaemin, terdengar seperti keluhan, Jeno tersenyum geli dan mengusap kepala Jaemin.

"Istirahat setelah ini, supaya besok ada tenaga untuk jalan-jalan lagi." Jaemin mengganti meletakkan kepalanya di bahu Jeno dan menyamankan dirinya. Jeno sendiri tersenyum dan mengusap kepala Jaemin dengan lembut.

***

Makan malam dengan menu seafood benar-benar membuat mereka semua kenyang. Taeyong selepas makan pergi ke beranda samping rumah, dia mengeluarkan ponsel dan mengecek email masuk ke dalam ponselnya.

"Pekerjaan?" Taeyong berbalik dan menemukan Jaemin berjalan menghampirinya. Taeyong segera mematikan ponselnya dan tersenyum menatap Jaemin.

"Ne, tetap saja aku tidak bisa lepas pengawasan." Jaemin mengangguk mengerti, dia mendekati Taeyong yang kini memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana yang ia kenakan.

"Apa kau menikmati jalan-jalan hari ini?" tanya Taeyong.

"Ne, dan ternyata ini melelahkan, padahal baru sehari." Taeyong tertawa mendengarnya.

"Masih ada enam hari lagi." ujar Taeyong, Jaemin mengangguk. Taeyong menatap Jaemin dari samping.

"Jaeminnie, mau cerita kenapa kau tadi nampak murung?" tanya Taeyong dengan nada lembut.

"Hanya tiba-tiba kepikiran saja, semua yang aku lakukan hari ini menggunakan uang kalian bukan uangku sendiri. Aku jadi terkesan memanfaatkan kalian, aku-" Taeyong tertawa mendengar itu, Jaemin menatap pria yang lebih tua darinya.

"Hyung aku serius!" kesal Jaemin.

"Hahahaha maaf tapi kau lucu sekali, love~" Jaemin menatap kesal Taeyong yang masih menertawakannya.

"Kami tidak merasa dimanfaatkan, ingat itu! Lagipula uang itu memang untukmu, gunakan sebaik mungkin, jangan merasa seperti tadi lagi." ujar Taeyong. Jaemin diam dan menunduk ke bawah.

"Kalian ini benar-benar serius menjadikanku Nyonya Muda atau bagaimana?" Taeyong mendekat dan menyeringai tipis.

"Tentu saja serius, kami tidak main-main dalam masalah pasangan." ujar Taeyong.

"Bagaimana kalau aku orang jahat? Yang hanya memanfaatkan kalian? Dan nanti kabur membawa semua uang atau harta kalian yang lain?" Taeyong sekali lagi tertawa dibuatnya.

"Love, jangan mengada-ada, kami  tahu benar kau tidak akan mampu melakukan itu." baiklah, Jaemin kalah. Dia memang tak akan bisa melakukan itu meski dia mau sekalipun.

"Sudahlah, ayo masuk dan tidur, besok kita akan pergi jalan-jalan lagi kan?" Jaemin mengangguk, keduanya pun beranjak dari beranda dan masuk ke dalam mansion.

***

_30_

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINWhere stories live. Discover now