Zhan juga tidak hadir dalam pernikahan temannya itu. Karena itu, setelah berulang kali protes dengan alasan tidak ingin mengganggu bulan madu keduanya, Zhan terpaksa menerima undangan mereka malam ini. Tapi dari komentar yang dilontarkan Yibo barusan, Zhan jadi tahu bahwa pertemuannya dengan Zhang wei dan istrinya adalah kebetulan.

Jika saja pertemuan ini adalah suatu hal yang sudah direncanakan sebelumnya, tentu Zhan akan kabur sekarang juga dan meninggalkan hotel sesegera mungkin. Ia tinggal menelpon Zhang wei dan meminta maaf. Tapi sekarang ia tidak bisa begitu. Apalagi Liuying tahu persis bagaimana pikiran Zhan terhadap seorang teman kencan. Zhan tidak pernah mau berkencan dengan siapapun!

Walau begitu, Zhan mengakui bahwa kata-kata Yibo tadi sungguh menyakitkan hatinya. Ia melirik sekilas bayangan dirinya yang terpantul di kaca dinding bar. Tubuhnya tinggi seperti model, dengan kaki panjangnya tertutup celana hitam yang agak longgar. Kemeja yang digunakan juga sama longgarnya dan sebelah sisinya mencuat keluar dari pinggangnya yang ramping. Rambutnya terlihat sangat berantakan setelah ia mencucinya sebelum berangkat tadi. Zhan keluar rumah dengan penampilan seadanya. Keadaan Zhan yang sekarang sungguh sesuai dengan hinaan Yibo barusan, 'tidak laku.'

"Meskipun begitu," lanjut Yibo santai, "Aku terpaksa harus menolak undangan kalian. Temanmu mungkin tidak keberatan, Aying, tapi aku jelas keberatan."

Entah mengapa Xiao Zhan merasakan sekarang wajahnya panas mendengarkan omelan Yibo di belakangnya. Sebetulnya Zhan juga malas makan malam bersama Aying dan suaminya karena mereka masih dalam suasana bulan madu. Tapi Aying terus memohon padanya dengan menolak mentah-mentah alasan bahwa ia mengganggu bulan madunya.

Pelan-pelan Zhan meninggalkan trio itu dari belakang tanaman besar dan menuju toilet di lobby hotel. Di situ Zhan merapikan penampilannya, mulai dari kemejanya, celananya yang sedikit longgar dikencangkan dengan ikat pinggangnya, menampilkan kaki panjangnya yang seksi, lalu rambut pendeknya di sisir dengan rapi, memberi kesan muda.

Tidak laku, huh!

Zhan berjalan melewati resepsionis dengan langkah yang panjang, santai, di bawah mata beberapa wanita maupun pria yang mengikuti gerak tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zhan berjalan melewati resepsionis dengan langkah yang panjang, santai, di bawah mata beberapa wanita maupun pria yang mengikuti gerak tubuhnya. Zhan tidak memungkiri bahwa dirinya juga menarik perhatian beberapa orang pria. Dan jangan menyalahkannya. Dia hanya terlahir seperti ini.

Zhan terus melangkah penuh percaya diri sambil mengacuhkan pandangan mata yang menatapnya. Matanya kini berkilat menantang.

Reaksi sebagian orang melihat penampilan Zhan sekarang tidak mungkin akan berpikir bahwa ia sedang berburu orang kaya. Setelan bajunya yang mahal, jam tangan lapis emas serta asesoris cincin yang hanya dijual lima buah saja di dunia ini, akan mengenyahkan pernyataan itu. Zhan ingin tahu apa komentar Yibo jika melihatnya.

Kali ini Zhan tidak berhenti di depan bar seperti sebelumnya, tapi langsung menuju tempat duduk Aying dan Zhang wei, serta pria tadi duduk. Zhan tersenyum lebar pada temannya itu ketika Aying mendongak dan melihatnya berjalan mendekat.

OWN YOUR HEART ✓Where stories live. Discover now