Seorang Choi Yuna bisa melakukan itu sendiri?

"Nakamoto-san?" Yuna menggoyang-goyangkan telapak tangannya, dan berhasil membuat Yuta tersadar.

"Huh?"

"K-kenapa?" tanya Yuna takut-takut.

Yuta membuang muka, lelaki itu berjalan mengambil sepatu formalnya.

"Tidak, tidak aneh."

Yuna tersenyum lega, sebenarnya ia agak tidak percaya diri karena sudah lama tidak berdandan seperti ini.

"Choi Yuna,"

"Hm?" Yuna berbalik untuk melihat Yuta, dan ia kebingungan dengan lelaki itu yang tiba-tiba menyerahkan sebuah kotak cokelat dengan bahan kulit itu padanya.

"Pakai ini,"

"Ini apa?"

Yuta tidak menjawab, ia membukakan kotak itu agar Yuna bisa melihat sendiri apa isinya.

Dan ya, hal itu membuat gadis itu tercengang kagum.

Sebuah kalung!

Kalung cantik yang mungkin terbuat dari emas putih dengan berlian kecil nan indah yang mengelilinginya.

"Milik mendiang ibu."

Yuna tertegun sejenak, pandangannya teralih pada wajah tampan Yuta, ekspresinya datar seperti biasa, namun ada yang lain dari sorot mata lelaki itu.

"Nakamoto-san,"

Yuta kembali menyodorkan kotak itu pada Yuna.

Namun, Yuna tidak menerimanya, gadis itu merasa tidak nyaman, benda seberharga itu, apakah pantas ia yang memakainya?

"Apa tidak apa apa kalau aku yang-"

Yuta menarik pelan lengan Yuna agar gadis itu mendekat padanya.

"Kau ini cerewet juga, ya?"

Yuna hanya bisa terdiam mematung saat Yuta yang tiba-tiba memasangkan kalung itu kelehernya.

"Kalung ini, kesayangan ibuku. Dulu, ibu selalu berkata akan memberikan kalung ini sebagai hadiah untuk menantu perempuannya."

Mendengar hal itu, Yuna kembali menatap Yuta, ekspresinya tetap sama. Namun, sorot mata terpendam itu terlihat semakin jelas.

Jelas, kalau sorot mata yang selalu tajam itu, kini mulai perlahan menyendu.

"Tapi karena insiden itu-"

Yuta tidak bisa melanjutkan ucapannya karena terkejut dengan apa yang Yuna lakukan sekarang.

Gadis itu memeluknya, erat.

Yuna tidak ingin melihat Yuta seperti itu. .

"Kau tidak perlu melanjutkannya, aku mengerti. Sudah cukup."

Kemudian Yuna melepaskan pelukannya, ia menatap Yuta dengan lembut sambil tersenyum.

"Terimakasih, aku akan menyimpannya dengan baik."

...

Yuta keluar dari mobil diikuti dengan Yuna, mereka sudah tiba dibangunan hotel mewah dengan gaya klasik yang menjadi tempat diadakannya pesta ulang tahun Miyawaki Mei.

Yuna tampak kagum dengan interior hotel tersebut, ini hotel tapi sudah seperti istana kerajaan saja.

"Akan ada banyak jenis formalitas diacara seperti ini. Dan salah satunya ini,"

Yuta meraih tangan Yuna, kemudian menautkannya dilengannya sendiri.

"Kau mengerti apa yang harus kau lakukan, kan?"

Let Me Be Your Healer, Mr. Nakamoto! | NAKAMOTO YUTA (Completed)Where stories live. Discover now