23 :: ° Underground Treasure ࿐

Start from the beginning
                                    

Banyak. Tinggal pilih mau pakai yang mana, tapi karena di titik ini yang paling kencang itu Wi-Fi kedua, jadilah Junkyu pake yang kedua.

Junkyu berjalan lebih dalam lagi ke tempat yang tidak terkena sinar matahari. Gelap. Junkyu menyalakan flashlight ponselnya untuk menambah penerangan. Barulah ia bisa melihat ada objek apa saja di dalamnya.

Banyak sarang laba-laba, di dinding terukir aksara kuno yang Junkyu tidak bisa baca, ada juga sebuah peti besar dilapisi debu tebal, lalu di sampingnya terdapat tulang-belulang dan dua tengkorak bergigi emas. Sebenarnya Junkyu sudah gemetaran melihat tengkorak di hadapannya itu, nanti kalau bergerak kayak di film-film gimana?

Namun, Junkyu menghalau segala kekhawatirannya itu dengan rasa penasaran yang besar. Lagipula mereka sudah mati bertahun-tahun lalu, mana mungkin berdiri tegak trus ngejar Junkyu, gak lucu 'kan?

Dari tadi Junkyu cuma tarik napas, hembuskan, tarik napas, hembuskan. Ulangi.

Satu per satu tungkai Junkyu maju selangkah seraya mengarahkan senternya ke depan. Takut banget dia sampe jalannya bungkuk-bungkuk.

"Woii Junkyu!"

Junkyu kaget. Siapa yang memanggilnya di tempat sepi seperti ini?!

"Junkyu, gue tau itu lo!"

Tak ada siapapun di sini, padahal Junkyu sudah menoleh ke kanan, kiri, atas, bawah---tunggu, sejak kapan ada pintu di ujung sana? Mungkin saja mata Junkyu yang bermasalah.

Berlari kecil, kini Junkyu berada tepat di depan pintu. Pemuda itu mencoba membuka pintunya, tapi sayangnya digembok. Junkyu pun mengambil sebongkah batu di tanah lalu menghancurkan gembok tersebut.























































DUKDUKDUK!!



























































DUKDUKDUK!!











































































CRASH!!

Akhirnya gembok itu terbuka. Junkyu melempar batunya asal dan beralih memutar kenop pintu. Ia pun masuk ke dalam secara perlahan.

Dan saat itu juga manik Junkyu bersitatap dengan sosok yang sejak tadi memanggilnya.

"Loh, Kak Hyunsuk?"

"Ayo kita kabur dari sini," ajaknya sembari menarik kaos Junkyu.

Junkyu segera menangkis tangan Hyunsuk. "Sejak kapan lo ada di sini?!" tanya Junkyu ngegas.

"Gue di sini udah dari semalem, tapi ...." Hyunsuk memelankan intonasi suaranya membuat Junkyu mengernyit. "Ada makhluk aneh yang ngurung gue di dalem ruangan ini."

Junkyu mencoba mencerna keadaan. "Oke gitu, trus lo tau dari mana gue ada di sini? Lo 'kan jelas-jelas dikurung."

"Maaf, sebenernya gue jepitin alat pelacak bikinan gue di belakang baju lo. Gue pikir lo punya niat jahat karena udah ngedit rekaman CCTV itu," tutur Hyunsuk agak merasa bersalah.

Junkyu mengambil alat pelacak yang dikatakan Hyunsuk di belakang bajunya. Benar saja, alat itu masih senantiasa terjepit di sana. Bisa-bisanya Junkyu baru sadar. Junkyu pun melemparnya ke sembarang arah.

"Tch, mana mungkin gue ngedit rekaman itu. Lo mau tau siapa orang asli yang dorong Yoshi? Junghwan―lebih tepatnya jin suruhan Jaehyuk yang menyerupai Junghwan," tutur Junkyu. Lalu ia melanjutkan, "Jaehyuk pengen Yoshi meninggal karena Yoshi sejak awal udah curiga ada sesuatu yang gak beres."

"Trus kenapa Mashiho jadi kambing hitam?" Hyunsuk bertanya.

"Pertama, karena Mashiho langsung gercep nyamperin pas Yoshi teriak minta pertolongan―tapi sayang pegangan tangan mereka lepas. Kedua, karena Mashiho orang Jepang. Jaehyuk 'kan benci orang Jepang karena dulu sempet ngejajah Pulau ini. Terutama keluarga Hamada yang pernah nyulik Jaehyuk trus ditelantarin," jelas Junkyu detail.

"What?! Jaehyuk sejahat itu?!" kaget Hyunsuk.

Junkyu berdeham. "Hm, ceritanya panjang. Intinya Jaehyuk anak Raja di Pulau ini. Dia yang ngirim jin ke mimpinya Asahi buat ngambil harta karun."

Hyunsuk ber-oh-ria. Dia baru tahu dampak dari mimpi Asahi bisa sampai serumit ini. Baru tahu juga kalau Jaehyuk sebusuk itu.

"Kok lo serba tau sih?" tanya Hyunsuk lagi.

"Gue tau semua ini dari Jihoon. Setelah meninggal pun dia masih nyari informasi. Baik banget tuh orang," kata Junkyu. Tanpa sadar sudut bibirnya melengkung ke atas. Jihoon itu pure orang baik, buktinya saja banyak pengorbanan yang dilakukan Jihoon.

"Lo ketemu sama arwah Jihoon?"

Junkyu mengangguk. "Bukan ketemu lagi, malahan ngobrol plus bercanda. Dia sering nampakkin dirinya. Emang Jihoon gak nemuin lo, Kak?"

"Eh? Enggak ah."

"Tapi Jihoon sendiri tadi pamit ke gue katanya mau nemuin lo―eh iya gue lupa." Junkyu menepuk jidatnya pelan. "Mungkin maksud dia Hyunsuk kedua."






































































































╰─➤𖥸 ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ

 ⸙͎۪۫ MY TREASURE ✔︎Where stories live. Discover now