"Tapi kalau dipikir-pikir kembali, mana mungkin roh jahat itu berani memasuki tubuhmu. Secara kau kan lebih mengerikan ketimbang roh itu." Sambung Guanlin kemudian.
Renjun mendelik tidak terima pada pemuda yang lebih muda disebelahnya, "Dasar sialan, jaga omonganmu anak haram."

"Skip baperan." Renjun merotasikan bola matanya sebal. Pemuda disebelahnya ini benar-benar menyebalkan sekali.

Jaemin kembali ketempat duduk semulanya dengan membawakan satu botol minuman penyegar tanpa alkohol, langsung memberikannya ke Jisung. "Terimakasih Hyung."

Jaemin melihat kearah kedua pemuda berdarah China itu lalu mengernyit bingung, "Tumben sekali kalian berdua diam saja? apa ada masalah?" Tanya Jaemin.

"Tidak." Guanlin.

"Ya!" Renjun.

Lagi lagi Jaemin dibuat bingung, "Yang mana yang benar? jangan membuatku pusing dan bingung."

"Aku." Guanlin.

"Aku." Renjun.

"Sialan, terserah kalianlah, buat pusing saja."



































Lucas, pemuda asal China yang kini tengah duduk diranjang miliknya dengan kedua lubang telinga yang disumpal oleh Headset. Didalam headset itu memutarkan sebuah lagu namun sipendengar lagu malah asik melamun. Diotaknya memutarkan kalimat Jungwoo yang tadi siang dilontarkan kedirinya.

'Kapan kau akan bersikap dewasa?'
'Ubah pola fikirmu itu.'

Lucas menghela nafas memijit pelipisnya lelah. Ia rasa ucapan Jungwoo ada benarnya, Ya ia perlu mengubah pola fikirnya yang rendah ini.

Suara pintu terbuka mengalihkan pikiran yang sedang bergelut memikirkan kalimat dari lelaki bermarga Kim tersebut. Ah ternyata itu Jungwoo. Omong-omong kemana dirinya sedari siang hingga baru kembali saat malam? Pikir Lucas berkecamuk. "Kau benar." Kalimat membingungkan untuk Jungwoo yang dilontarkan oleh Lucas.

"Maksudmu?" Bingung Jungwoo lalu bertanya.

Lucas beranjak dari ranjang berjalan kearah Jungwoo lalu memeluk pemuda bermarga Kim itu. Jungwoo tidak membalas pelukkan itu, ia hanya diam menunggu maksud perkataan Lucas tadi. "Kau benar, seharusnya aku mengubah pola fikirku yang kekanak-kanakkan ini." Astaga Jungwoo mengerti, ternyata Lucas memikirkan kalimat itu.

"Kau memikirkannya?" Tanya Jungwoo lembut, lelaki itu membalas pelukkan Lucas. Ia menarik pinggang Lucas agar lebih mendekat kedalam pelukkan itu.
"Heum." Lucas menjawab dengan dehaman dan anggukkan kepalanya pelan.

"Seharusnya kau tidak usah memikirkannya. Aku sedang emosi saat tadi siang." Tangan Jungwoo bergerak mengusap rambut belakang milik Lucas dengan sayang.
Lucas melepaskan pelukkan itu, tetapi tangan milik Jungwoo masih setia bertengger dipinggang milik Lucas. Jarak diantara wajah mereka hanya beberapa inci saja, bahkan keduanya bisa merasakan hembusan nafas milik masing-masing.

"Ya, aku tahu. Tapi tetap saja-"
Kalimat yang ingin dikatakan oleh Lucas terhenti karena ada sebuah bibir yang menempel tepat pada bibir tebal milik Wong Lucas. Bisa ditebak bukan, Bibir milik siapa yang berani membungkam Lucas menggunakan bibirnya sendiri. Benar, Kim Jungwoo. Entah tekad darimana pemuda Kim itu mempertemukan kedua bibir mereka.

Lucas masih tidak bergeming, tubuhnya masih membeku atas perlakuan Jungwoo yang terlalu mengejutkan. Bibir milik Jungwoo mulai bergerak untuk melumat. Kedua bola mata Lucas yang masih terbuka menatap mata Jungwoo yang tertutup rapat. 'Apa dia menikmatinya?' Batin Lucas.
Tangan kanan Jungwoo menekan tengkuk Lucas untuk memperdalam ciuman, dan tangan kirinya menarik pinggang Lucas agar semakin merapat. Tanpa disengaja dilakukan 'Milik' mereka berdua bergesek Dari luar celana. Lucas terbuai dengan ciuman memabukkan yang dilakukan Jungwoo, matanya terpejam dan tangannya tanpa dipaksa melingkar dileher Jungwoo.

Nb: ( Lucas disini tingginya disamain dengan Jungwoo, yt: 180cm. )

Jungwoo menggigit pelan bibir bagian bawah Lucas, "Ahhh.." Mulut Lucas terbuka sedikit memudahkan akses lidah Jungwoo untuk memasuki Goa hangat mulut Lucas. Lidah Jungwoo mengabsen deretan gigi rapih Lucas, dan menggelitik langit-langit mulut Lucas.

Ciuman itu terjadi selama tujuh menit, Jungwoo memilih menyudahinya. Ia tidak ingin melakukan sesuatu yang lebih dari ini ke Lucas, Takut jika Lucas malah menjauh darinya. Jungwoo mengusap rambut Lucas menyingkirkan poni panjang itu yang menutupi mata pemuda China itu.

"Tidak usah terlalu dipikirkan. Aku selalu sikapmu seperti biasanya."


























Jaemin tiba dikamar asramanya pukul setengah sepuluh malam, menunggu taksi sepuluh menit perjalanan dua puluh menit. Mengunci pintu, ia berjalan dengan langkah kaki sedikit gontai. Kesadaran Jaemin tersisa 55 persen, ia terlalu banyak meneguk alkohol. Meletakkan kembali barang-barang ditempat semula, Jaemin melangkahkan kakinya menuju ranjang milik Jeno.

Jaemin mendudukkan dirinya disisi ranjang kanan Jeno, lalu meletakkannya pada dada pemuda Lee itu. Jaemin bisa mendengar degub jantung tenang Jeno yang tengah tertidur lelap. Jaemin menegakkan tubuhnya kembali, menatap lamat-lamat wajah Jeno. Tangannya bergerak untuk mengusap daerah rahang Jeno yang tajam, lalu beralih kepipi. Dan terakhir ia mengusap pelan rambut Jeno, menyingkirkan poni yang menutupi kening Jeno.

"Kau sudah sembuh ternyata." Jaemin tersenyum disela-sela kegiatannya mengelus rambut Jeno.

"Baguslah, dan maaf."








[ Bersambung ]

T

iba tiba kepikiran mau jadiin lucas uke😭. Tapi aneh ga ya nanti? Semoga ngga deh.

Jeno itu imut dengan eye's smilenya, dan jeno itu imut dan lucu tanpa dia sadari

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


Jeno itu imut dengan eye's smilenya, dan jeno itu imut dan lucu tanpa dia sadari

Segitu aja dulu deh, satu bonchap ga papa kan? Sinyal saya lagi ga bagus. Jangan lupa tinggalkan jejak! See u, love!

HOMOPHOBIC - JAEMJENNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ