"Tapi ada syaratnya, besok Kamis dan Jumat kalian harus masuk kerja, tidak boleh membolos lagi, meski hari Jumat hari libur kalian, tapi besok Jumat kalian harus kerja, Sabtu dan Minggu juga begitu, selesaikan semua urusan kalian, karena selama satu minggu kita akan menghabiskan waktu bersama, bisa?" mereka tidak menyangka jika Jaemin akan mengusulkan seperti itu, tentu saja mereka setuju. Pekerjaan bisa dikontrol dari mana saja sebenarnya, toh mereka tidak masuk seminggu juga tidak akan membuat bangkrut begitu saja.

"Tentu saja bisa, besok kami akan pergi kerja, tapi hari Jumat siapa yang mengantarmu?" tanya Jungwoo.

"Aku akan minta sopir untuk mengantarku nanti, jangan cemaskan aku, aku akan baik-baik saja." ujar Jaemin menenangkan mereka semua.

"Yakin?" tanya Jeno.

"Ne, tidak perlu cemas." ujar Jaemin.

"Kami pegang janjimu."

***

Hari Jumat, Jaemin benar menemui Victoria, pemilik Periwinkle Media, dengan diantar salah satu sopir mansion. Hari Kamis dan Jumat ini para Tuan Muda benar-benar masuk kerja, mereka tidak malas-malasan seperti beberapa hari sebelumnya, dan hari Kamis kemarin, Jaemin sudah tidak bermimpi buruk mengenai anaknya kembali setelah mencoba merelakan dan mengikhlaskan kepergiaan anaknya. Kabar Jaemin yang tidak mengalami mimpi buruk itu tentu saja membuat para Tuan Muda merasa lega dan senang. 

Lalu karena janji menghabiskan waktu bersama para Tuan Muda, Jaemin berencana akan mengajak Jeongin bertemu hari ini, dia rindu adik manisnya, dan Sabtu besok dia berencana jalan-jalan dengan Jeongin dan Seungmin, tentu saja dia akan minta izin dulu, Seungmin sendiri kebetulan Sabtu tidak ada jadwal mengajar, dan Jeongin hanya bekerja sampai Jumat saja, pemuda Yang itu tidak ada shift di hari Sabtu dan Minggu.

Pertemuannya hari Jumat ini bersama Victoria berjalan dengan lancar, editor bertanya  mengenai apa Jaemin mengizinkan mereka untuk mengedit beberapa bagian, dan Jaemin setuju setelah melihat susunan novel versi editan yang sudah diedit oleh seorang editor, editor tersebut sudah menyukai gaya tulisan Jaemin dan dia sendiri yang meminta pada Victoria untuk menjadi editor tetap Jaemin. Lalu seorang ilustrator meminta izin untuk membuat cover dan beberapa gambar ilustrasi yang cocok untuk cerita Jaemin, tentu saja Jaemin mengangguk setuju. Mereka juga membicarakan masalah pembagian royalti antara perusahaan publisher dan Jaemin. Jaemin merasa 60 : 40 itu cukup, karena 40 secara untuh jatuh untuknya, sedangkan yang 60 itu untuk perusahaan dan akan dibagi kepada editor, ilustrator, dan perusahaan publisher itu sendiri.

Victoria mengatakan pada Winwin setelah pertemuannya dengan Jaemin, wanita itu mengatakan dia jatuh hati pada Jaemin dan kebaikan hatinya. Victoria dan timnya akan mengusahakan yang terbaik untuk Jaemin, terlebih cerita Jaemin itu bagus, dan ilustrator menambahkan gambar yang cocok untuk cerita yang Jaemin buat. Intinya Victoria menyukai Jaemin dan akan melakukan apapun agar buku Jaemin itu sukses di pasaran.

***

Selesai bertemu Victoria, siang itu Jaemin menemui Jeongin yang kosong. Dia mengajak Jeongin jalan-jalan di taman dan membicarakan banyak hal. Jeongin mengatakan ia senang bisa bertemu dan berbincang kembali dengan Jaemin. Lalu Jaemin mengatakan keinginannya untuk mengajak Jeongin jalan-jalan di hari Sabtu bersama dengan Seungmin juga, Jeongin tentu saja setuju, dia juga kebetulan kosong hari itu.

Jaemin baru pulang sekitar pukul empat sore, dia sampai di mansion dan segera pergi mandi dan menuju dapur, dia kembali membantu para koki memasak. Jaemin sendiri mulai membiasakan diri jika para pelayan atau pekerja memanggilnya dengan 'Nyonya'.

"Nyonya, para Tuan Muda sudah kembali dari kerja." lapor seorang pelayan, Jaemin mengangguk dan mengucap terimakasih. Dia meminta pelayan untuk menyiapkan air hangat untuk para Tuan Muda yang langsung dikerjakan oleh para pelayan. Para Tuan Muda itu sendiri terkejut karena pelayan tiba-tiba mengatakan ingin menyiapkan air hangat, awalnya ingin menolak tapi setelah tahu Jaemin yang menyuruh mereka menurut.

Jaemin sendiri sudah selesai dengan ayam panggangnya dan makanan lainnya, dibantu para pelayan dia menyiapkan makanan itu di meja makan. Jaemin sedang menuangkan air putih ke gelas kosong saat seseorang datang memeluknya, Jaemin menyentuh lengan orang yang memeluknya dan tersenyum.

"Haechannie, lepas dulu aku sedang mengisi air." ujar Jaemin dengan sabar.

"Sweetheart, tahu tidak aku butuh mengisi tenaga dengan pelukan darimu." Jaemin tertawa mendengar itu, akhirnya dia biarkan Haechan memeluknya dan meminta pelayan lain untuk menggantikan pekerjaannya.

"Apa kau mandi dengan benar?" tanya Jaemin, Haechan hanya mengangguk.

"Apa melelahkan pekerjaan hari ini?" Haechan mengangguk lagi.

"Ayo duduk, yang lain akan segera turun, jika mereka melihat ini, mereka akan iri dan aku yang akan repot nanti." Haechan dengan terpaksa melepas pelukannya, Jaemin berbalik dan terkekeh kecil melihat raut wajah Haechan yang kusut, dia menata rambut Haechan dan tersenyum.

"Duduklah aku akan duduk di sampingmu hari ini." mata Haechan berbinar.

"Benarkah?" Jaemin mengangguk, namja manis itu pergi untuk ke dapur sebentar mengambil sumpit yang kurang. Saat kembali yang lain sudah turun dan duduk manis di meja makan, menatap berbinar pada ayam panggang yang ada di hadapan mereka.

"Dalam rangka apa ini?" tanya Lucas.

"Tidak ada sih, hanya ingin membuat ayam panggang saja." jawab Jaemin sembari duduk diantara Haechan dan Jungwoo hari ini.

"Taeyong hyung, pimpin doanya." Taeyong mengangguk dan memimpin doa sebelum makan malam hari itu.

***

Jaemin tidur lebih awal, membiarkan para Tuan Muda yang masih sibuk dengan pekerjaan mereka. Demi liburan bersama Jaemin seminggu penuh, mereka lembur, untuk memastikan jika seminggu ke depan tidak akan terjadi masalah dengan bisnis mereka masing-masing.

"Sudah tahu kemana Jaemin akan mengajak kita pergi?" tanya Jaehyun.

"Tidak, dia sendiri belum bilang apapun." jawab Johnny.

"Aku jadi penasaran." gumam Yuta.

Mengabaikan para Tuan Muda yang sibuk, kecuali Jisung, dia berjalan masuk ke dalam kamar Jaemin, dia melihat Jaemin yang terlelap dengan begitu tenang, tidak seperti yang dikatakan Mark, Johnny, dan Jeno beberapa hari lalu, mengenai Jaemin yang selalu dilanda mimpi buruk.

Jisung hanya berdiri mengamati wajah damai Jaemin yang terlelap, dengan selimut yang menutupi sampai leher, dan tubuh meringkuk nyaman, Jaemin tidur seperti bayi, Jisung tersenyum tipis melihat itu.

"Selamat malam dan tidur yang nyenyak, Jaemin hyung."

***

_26_

*Book lainnya menyusul

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINWhere stories live. Discover now