"Sepertinya dia dua hari ini mimpi buruk." ujar Mark, dia dengar dari Jeno dan Johnny jika semalam Jaemin tidak tidur dengan nyenyak.

"Begitukah?" tanya Seungmin.

"Ne, dia sepertinya bermimpi mengenai anaknya, karena dia mengatakan bukan dia pembunuh anaknya." ujar Mark, Seungmin menghela nafas mendengar itu.

"Ajak dia jalan-jalan setelah ini, ajak dia menghirup udara segar, dan ajak dia ke tempat dimana hanya ada pemandangan indah di sana." ujar Seungmin memberi saran.

"Akan kami lakukan, jika keadaannya sudah membaik." ujar Hendery,

"Hari ini biarkan dia istirahat dan jangan menanyainya apapun, bisakah aku yang merawatnya hari ini?" tanya Seungmin meminta izin, namja Kim itu bisa melihat kilat tidak rela di mata para Tuan Muda NEO tapi kepala mereka mengangguk.

***

Jaemin tidak terkejut saat melihat Seungmin duduk di samping kasurnya sembari membaca sebuah buku.

"Seungmin" Seungmin yang terpanggil segera meletakkan bukunya dan melepaskan kacamata bacanya, dia pindah duduk di tepi kasur Jaemin dan membantu sahabatnya itu untuk duduk.

"Apa yang kau rasakan?" Jaemin menggeleng pelan, Seungmin meraih gelas berisi air putih dan memberikannya pada Jaemin, sahabatnya itu meraih gelas tersebut dan meminumnya, selesainya Seungmin mengambil gelas itu dan meletakkannya kembali.

"Dia muncul di mimpiku" ujar Jaemin sembari tangannya meremat selimut. Seungmin meraih jemari Jaemin dan mengusapnya.

"Lain kali sebelum tidur berdoalah, sehingga sosok anakmu yang manis yang akan muncul." ujar Seungmin, Jaemin tersenyum kecil dan mengangguk.

"Jaeminnie dengarkan aku, bukan kau yang membunuhnya, bukan kau yang menghilangkan nyawanya, kau melindunginya semampumu, tapi ayahnya lebih kejam dari manusia kebanyakan. Ikhlaskan kepergiaannya, ne?" Jaemin menunduk, Seungmin mendekat dan memeluk Jaemin.

"Lepaskan kepergiaannya secara perlahan, apa kau belum bisa melepaskan kepergiaannya hingga saat ini?" Jaemin mengangguk.

"Sekarang cobalah untuk melepaskannya, anakmu, meski belum berbentuk janin sempurna, dia aku yakin sudah bahagia di sana bersama Tuhan. Sosok mengerikan yang muncul dalam mimpimu adalah sosok yang kau ciptakan dari rasa bersalah yang dalam, yang sudah lama kau pendam, dan kembali muncul saat Hao Yu muncul di hadapanmu." Seungmin melepaskan pelukannya dan menatap Jaemin yang nampak begitu pucat hari ini. Tidak ada sinar ceria seperti biasanya.

"Akan... kucoba" Seungmin tersenyum mendengarnya.

***

Jaemin tersenyum lemah pada kedua puluh dua namja yang kini berdiri di depannya. Seungmin dan Bangchan ada di luar kamar Jaemin.

"Kau- benar sudah membaik kan?" tanya Winwin cemas, Jaemin mengangguk.

"Jangan seperti tadi lagi, kau menakuti kami." ujar Jungwoo.

"Mungkin itu yang terakhir?" jawab Jaemin tidak yakin.

"Harus yang terakhir." ujar Kun, dia takut sendiri tadi melihat Jaemin begitu meluapkan semua emosi yang dipendamnya.

"Jaeminnie, besok, mau jalan-jalan?" tanya Dejun.

"Jalan-jalan? Kemana?" tanya Jaemin.

"Kemanapun yang kau mau." jawab Ten. Jaemin tersenyum mendengar itu, mereka semua berusaha membahagiakannya.

"Bagaimana kalau perginya setelah aku bertemu dengan Victoria noona? Setelah aku membahas mengenai novel dan cerpenku?" tanya Jaemin memberi usul.

"Tidak masalah." jawab Johnny cepat.

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINWhere stories live. Discover now