"Seungmin, aku butuh Seungmin" Jaemin bangun dari posisinya dan mencari ponselnya. Setelah menemukannya dia segera menghubungi Seungmin. Dia menceritakan apa yang terjadi hari ini pada Seungmin, dan tanggapan Seungmin adalah tawa.
"Kau lambat, aku saja sekali lihat kemarin juga sudah tahu jika mereka menyukaimu. Mereka bahkan begitu khawatir padamu, lebih dari rasa khawatirku padamu. Tapi Jaeminnie, semua keputusannya kembali padamu, kalau kau tidak menerima mereka tolak mereka secara halus, kalau kau menerima mereka, siapkan saja tubuh juga hatimu, dan hari-harimu akan jadi semakin ramai."
"Tapi aku baru beberapa hari di sini. Maskudku, tidak mungkin-"
"Tidak ada yang tidak mungkin. Kau mau menyalahkan siapa jika mereka jatuh cinta pada pandangan pertama terhadapmu? Lagipula kalau dipikir kau pantas mendapatkan itu, kau berhak bahagia juga, dan mungkin karena Tuhan bingung malaikat mana yang akan dikirim padamu, jadi Tuhan memberikan kedua puluh dua malaikatnya untukmu. Jaemin, tidak terpengaruh mau seberapa lama kau ada di sana, jika mereka sudah jatuh cinta padamu dan menganggapmu adalah pusat dunia mereka, mau bagaimana lagi? Siapa yang mau kau salahkan? mereka? dirimu sendiri? atau takdir?" Jaemin hanya terdiam.
"Dengarkan saja apa yang mereka bicarakan mengenai dirimu, dan tanyakan juga apa alasan mereka, berilah mereka kesempatan, karena aku bisa melihat keseriusan dalam diri mereka. Mereka adalah orang-orang tertutup, yang tidak akan peduli pada sekitarnya, mereka adalah orang-orang yang hanya fokus pada pekerjaan mereka saja, hanya memikirkan bagaimana mengembangkan bisnis mereka lebih luas lagi, Bangchan hyung bilang, selama dia mengenal mereka, tidak pernah Bangchan hyung temukan mereka berkencan dengan namja atau yeoja, bahkan Bangchan hyung mendengar dari para pekerja jika tidak pernah ada yeoja atau namja yang berhasil menggaet atensi mereka semua. Tapi lihat apa yang terjadi kemarin? Maaf mengingatkanmu, saat Hao Yu datang dan membuat keributan, Mark hyung adalah orang pertama yang segera menarikmu, melindungimu, Yuta hyung orang yang memukul Hao Yu." Jaemin mencoba mengingat kembali kejadian kemarin, dan reflek dia meremat perutnya sekaligus tanpa ia sadari menggigit bibirnya.
"Tapi- aku- mana mungkin-"
"Mereka adalah orang yang tidak akan memberikan alamat atau mengajak orang lain ke NEO mansion, tapi kemarin mereka mengajakku datang hanya untuk mendengarkan apa yang pernah terjadi padamu. Mereka adalah para penguasa yang tertutup, tapi hanya untukmu, mereka rela repot untuk mencari tahu masa lalumu, bahkan aku dengar apa yang Taeyong hyung katakan padamu, dia memastikan kebahagiaanmu." Jaemin mengehela nafas pelan.
"Baik, mungkin sekarang kau belum bisa menerima mereka, tapi hargai apa yang mereka perbuat untukmu. Dan biasakan dirimu bersama mereka, jika sudah terbiasa kau pasti bisa terbiasa dengan cinta mereka semua dan bisa menerimanya. Gila memang, tapi ini nyatanya, dan kau mengalaminya. Lagipula tidak ada salahnya punya dua puluh dua pelindung yang melindungimu dan melimpahkanmu kasih sayang juga cinta." ujar Seungmin.
"Tapi apa aku tidak terkesan serakah?" Seungmin tertawa di seberang.
"Tanyakan pada mereka apa kau serakah? Aku yakin jawabannya pasti tidak. Ini balasan untuk semua kesakitan yang sudah kau rasakan."
Dan pembicaraanya bersama Seungmin hari itu berakhir sampai di situ.
***
Jaemin kembali mengalami mimpi buruk, kembali memimpikan anak kecil itu, yang selalu berkata, 'Mama membunuhku' berkali-kali. Jaemin mulai menyadari, anak kecil itu adalah anaknya yang gagal dia selamatkan, anaknya dengan Hao Yu. Jaemin berkali-kali mengatakan bukan dia yang membunuhnya, tapi anak itu semakin berteriak bahkan menangis darah, Jaemin dibuat semakin gila. Dia berlari, berlari dari anaknya sendiri.
Tubuh Jaemin yang bergerak risau dan keringat yang keluar dari keningnya membuat Johnny dan Jeno cemas. Malam itu mereka ingin melihat Jaemin sebentar, namun malah hal ini yang mereka dapatkan. Jaemin yang bergerak risau dan mengigau. Jeno duduk di tepi kasur sedangkan Johnny naik ke sisi kosong di sebelah Jaemin.
"Jaeminnie, hey bangun, Jaeminnie." Jeno mengguncang pelan tubuh Jaemin. Nafas Jaemin memburu, tapi Jaemin tidak kunjung bangun.
"Jaeminnie, hey baby, bangun." giliran Johnny yang berusaha membangunkan Jaemin. Kepala Jaemin bergerak ke kanan dan ke kiri sebelum dia tersentak bangun dengan nafas yang memburu. Jaemin masih berusaha mengatur nafasnya.
"J-Johnny hyung... Jeno..." tatapan cemas diberikan kedua namja itu padanya. Jeno meraih gelas berisi air putih dan memberikannya pada Jaemin, yang diterima oleh si manis dengan baik, setelah meminumnya Jeno mengambil kembali gelas tersebut.
"Gwaenchana?" tanya Johnny, Jaemin menatap sekelilingya, ini kamarnya di mansion.
"N-Ne, gwaenchana" jawab Jaemin.
"Mimpi buruk?" tanya Jeno, Jaemin tidak menjawab namun baik Johnny dan Jeno tahu jawaban itu.
"B-Bisakah kalian menemaniku sebentar saja? Sampai aku tidur?" tanya Jaemin, keduanya mengangguk. Johnny membantunya berbaring lagi.
"Tidurlah kembali, kami di sini, menemanimu." ujar Johnny, Jeno pergi untuk mematikan kamar Jaemin dan hanya menyalakan lampu tidur saja. Johnny mengusap pelan kepala Jaemin. Jeno mendekati ranjang dan kembali duduk di tepi ranjang.
"Sleep well, baby." bisik Johnny.
"Have a nice dream, my world." bisik Jeno.
Dan malam itu Jaemin tidak kembali memimpikan anaknya yang gagal dia selamatkan.
***
_25_
VOUS LISEZ
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...
![[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN](https://img.wattpad.com/cover/269436347-64-k733470.jpg)