Eins

43 9 2
                                    

2018, December, Seoul, South Korea.

"Kau tidak ada jadwal?" Tanya yang lebih muda.

"Ada, jam tujuh malam aku harus melakukan siaran. Itu membosankan."

"Ohh, kau mau melakukan di mana? Perusahaan atau mobil?"

"Mobil. Aku lelah kalau harus kembali pergi ke perusahaan."

Lee Sanha dan Kim Daehwi, mereka sengaja untuk hangout bersama setelah Daehwi menyelesaikan comebacknya.

"Mau beli apa?" Sanha menawarkan.

"Tteokbokki."

"Call,"

Sembari menunggu pesanan tteokbokki yang mereka pesan, Daehwi mengedarkan pandangannya ke sekitar. Banyak fansite di sini, entah itu fansite dirinya, atau teman tingginya ini.

Kalau banyak fansite seperti ini, aku tidak leluasa menjalankan apa yang aku mau, batin Daehwi.

Pandangan Daehwi seperti tidak aneh ketika melihat orang yang mungkin ia kenal. "Sanha-ya, bukankah itu Bomin?" Tanyanya.

"Di mana?"

"Arah jam tiga."

"Dia dengan Hyunjin?" Sanha bertanya yang dibalas dengan anggukan oleh Daehwi.

"Ini," Sanha menyerahkan tteokbokki ke Daehwi. "Mau pulang sekarang?" tawarnya.

Ini sudah pukul 6.45 p.m, sebentar lagi Sanha akan memulai siarannya.

"Kita ke Bomin dulu, ya..., Jebal..." Kalau Daehwi sudah meminta seperti ini, Sanha tidak bisa menolak.

"Kita ikuti belakangan saja. Mereka pasti pergi ke restoran terdekat." Saran Sanha yang disetujui oleh Daehwi.

"Hwi-ya, bukankah bulan lalu kau bilang kalau Hyunjin juga sama seperti Bomin?"

"OH IYA!" Pekik Daehwi. "Astaga, bagaimana aku bisa lupa soal itu. Jangan-jangan mereka merencanakan sesuatu untuk melakukan hal itu lagi."

"Mereka sudah gila pasti. Padahal mereka masih rookie, resikonya akan besar jika mereka terkena skandal."

Sanha pikir, hanya Bomin yang tanpa belas kasih melakukan hal itu. Ternyata, Hyunjin juga. Meskipun ia tidak terlalu dekat dengan Hyunjin, tapi ia pernah beberapa kali bertemu di acara musik. Apalagi dia masih seorang rookie yang baru debut. Tentu saja itu menarik perhatian.

"Kau akan berdiri terus? Setidaknya kita kita harus pergi menemui mereka."

-
-
-

꧁「Psycho」꧂

-
-
-

Ini benar-benar buruk. Bagaimana Sanha dan Daehwi terjebak di keadaan seperti ini? Mencari kesenangan, itu yang dikatakan Hyunjin tadi.

Bodoh. Kesenanganmu dan mereka berbeda Lee Sanha! di batinnya, Sanha memaki.

Jalanan sepi dengan lampu temaram mungkin menjadi salah satu kesenangan mereka yang berada di depan. Berbeda dengan Sanha maupun Daehwi. Mereka masih was-was jika ada orang yang lewat.

Daehwi bahkan mengumpat secara terang-terangan tadi. Memaki Bomin dan juga Hyunjin.

"Sudah ku bilang untuk tidak mengikuti kami." Hyunjin berdecak malas.

"Besok kau masih bersekolah 'kan? Bukankah sebaiknya kita pulang?"

"Kau mau pulang, Lee? Jika kau terlambat pun, ssaem tidak akan memarahimu." Bomin tau, Sanha salah satu murid kesayangan guru setelah si peringkat satu.

"Aku tidak seperti itu, Jeon Bomin."

"Baiklah. Kalian membunuh target, aku dan Sanha akan berjaga di sini, bagaimana?" usul Daehwi.

Mendengar hal tersebut, Hyunjin merenggut, "Tidak mau!"

"Lakukan saja, kenapa sih?" Untungnya, Hyunjin dan Bomin setuju. Jadi mereka tidak perlu banyak bicara yang tidak penting.

"Kau yakin akan berjaga?" Tawar Hyunjin pada Sanha.

"Sudah, sana!" Kata Sanha sambil mendorong Hyunjin menjauh.

Sanha dan Daehwi tidak berbohong tentang ia menjaga mereka dari jauh. Tadinya, hampir saja mereka ketahuan warga sekitar. Tapi pada akhirnya, mereka tetap melarikan diri.

Mereka tidak mau jika harus ada saksi mata yang membuat mereka harus mempertanggungjawabkan perilakuannya.

"Untung saja mereka tidak melihat kita."

-
-
-

꧁「Psycho」꧂

-
-
-

[DISCONTINUED] PSYCHO - 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang