Setelah kurang lebih 20 menit membereskan kekacauan ulah Lee Jeno. Jaemin langsung membersihkan diri, gerah rasanya. Bukan tubuhnya saja, hatinya juga gerah.

Tiba waktunya Jaemin untuk beristirahat. Jaemin merebahkan dirinya diranjang dan menghembuskan nafas lelah. Walau hawanya terasa dingin, Jaemin memilih memakai celana selutut, dan baju tanpa lengan. Ya, sangat panas menurut Jaemin.

“Ku tunggu kau Lee sialan.” Letupan amarah Jaemin masih ia rasakan jika belum bertemu si pelaku.
Melirik kearah jam dinding, ah tanpa terasa sekarang sudah jam setengah enam sore. Untungnya besok ia tidak ada kelas. Jaeminpun memilih memejamkan matanya, ia semalam terjaga dan hanya tidur sebentar. Tentu saja merasakan kantuk. Tanpa memakai selimut, Jaemin menyelonjorkan tubuhnya dengan posisi tangan keatas kepala. Itu adalah gaya tidur yang paling nyaman diantara semuanya.

🍜

Latihan futsal sudah berakhir setengah jam yang lalu, dan semuanya pulang kerumah masing-masing. Ada yang kembali keasrama juga. Dua pemuda sekawan yaitu Jeno Dan Hyunjin, asik menyantap ramyeon pedas.

“Habis ini kau akan pulangkan?” Tanya Hyunjin disela-sela makannya.

“Heum, ya.”

“Besok ada kelas pagi, kau sudah tugas pak Xiumin? kudengar besok datelinenya.” Jeno langsung tersedak usai mendengar kata dateline. Hyunjin dengan sigap langsung memberikan Jeno minum, dan diterima pemuda Lee itu.

Tenggorakkannya Jeno terasa panas usai tersedak ramyeon yang pedas. “Datelinenya besok? yang benar saja aku belum selesai. Kau sudah? kalau sudah aku ingin menyontek.”

“Aku baru menyelesaikannya semalam selepas pulang dari asramamu.” Ujar Hyunjin. Jeno hanya mengangguk-angguk melanjutkan menyantap ramyeonnya.

Ramyeon telah ludes disantap kedua pemuda itu, kini berduanya asik bersantai sembari bermain play station hingga lupa waktu.
“Demi tuhan! Ya! Hyunjin! Kenapa kau lupa melihat jam. Lihatnya sekarang sudah jam sembilan!” Gerutu Jeno. Ia langsung menenteng sepatunya, dan tasnya.

“Bukan salahku bodoh! kau saja yang terlalu asik!”

“Brengsek beraninya kau menyalahiku, memble!”

“Ya! kudo'akan gerbang asrama sudah dikunci!” Tanpa berpamitan dan mengucapkan terimakasih telah dipinjamkan tugas Hyunjin. Jeno melenggang dengan berlari, ada keberuntungan dibalik itu. Rumah Hyunjin masih didekat kampus, jadi ia tidak kelelahan berlari menuju asrama.

— ·

Jeno sampai didepan pintu kamarnya dengan nafas sedikit terengah-engah. Ia berdehem untuk menetralisis nafasnya agar kembali normal. Jeno membuka pintu kamar, dan pemandangan yang ia lihat adalah Bagian kamarnya yang berantakkan. Jeno yang tidak terima langsung melayangkan pukulan pada tulang pipi Jaemin. Jaemin tidak terima, lantas membalas pukulan Jeno pada bagian rahang kanan dan pukulan dari siku tangan kanannya diperut.

Jaemin mendudukkin perut Jeno, kemudian menarik bagian baju didaerah leher Jeno dengan kencang. Hingga kepala si empu yang kini sedang dalam keadaan lemas keangkat. “Dengarkan aku baik-baik tuan Lee yang terhormat. Jangan pernah mengusikku jika kau tidak ingin ku usik juga. Haha, oke mulai sekarang kita berperang.” Jaemin tertawa sarkas ditengah emosinya.


“Pantas saja kau menjadi penyuka lubang berkerut! kau tidak pernah mendapatkan cinta dari orang tuamu kan!”

Bugh!

Satu pukulan mendarat dihidung bangir milik Jeno. Saking kuatnya pukulan dari Jaemin, hidung Jeno sampai mengeluarkan darah. “Kau boleh menghina ku Lee. Tapi jangan sampai membawa orangtuaku, atau keluargaku. Aku didik dengan dan sopan santun, tidak seperti dirimu. Brengsek!”

Cuih!

“Aku begini karena kau gay! dan kau itu gay! wajar saja aku ingin kau pergi hadapanmu!”

“Oh begitu ya? bagaimana kau saja yang seharusnya pergi dari sini selamanya Tuan Lee?”





















[ Bersambung ]

Jangan lupa tinggalkan jejak! terimakasih telah membaca! love!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jangan lupa tinggalkan jejak! terimakasih telah membaca! love!

HOMOPHOBIC - JAEMJENWhere stories live. Discover now