Demi Susu Anak - Part 9

Bắt đầu từ đầu
                                    

Banyu tampak pasif seolah dia belum tau bagaiman persenggamaan sesama jenis dilakukan. Akupun menuntun penis Banyu yang telah tegak berdiri dan perlahan memasukkannya ke dalam anusku.

Saat kepala penis Banyu mulai masuk, aku merasa sedikit sakit padahal ini bukan hal baru lagi bagiku dalam melakukan hal seperti ini. Awalnya Banyu sedikit kaget saat aku merasa kesakitan namun aku lumat bibirnya untuk meyakinkannya bahwa aku menginginkan ini, dan begitu penis Banyu melesak seluruhnya kedalam anus ku dia melolong seperti seekor lembu jantan.

Aku mulai menaik turunkan badanku agar penis Banyu dapat menstimulus titik-titik kenikmatan didalam sana, dan lama-kelamaan Banyupun mulai aktif menggenggam kedua belah pantat kekarku dan mengobok lubangku dengan kecepatan yang konstan.

Aku bahkan hampir lupa cidera yang ku alami akibat kecelakaan tadi, pun demikian dengan Banyu karena saat ini kami sudah dibutakan oleh kenikmatan sexual yang tiada tara hingga kami lupa diri.

Arrrggghh... Arrrgghhh... Arrrgghhh...
Plok... Plok... Plok...
Aaarrrggghhhh... Arrrrggghh... Arrrrgghh... Fuuccckkk... Anjiiinnggg... Ngentoooott enak banget...

Suara - suara desahan dan umpatan bersahut-sahutan keluar dari mulut kami menggema dirumah kontrakan Banyu.

Tiba - tiba Banyu mendekap tubuhku dan mulai berdiri, dalam keadaan menggendongku dan penis panjangnya masih tertancap mantap di anusku lalu dia menyandarkanku kedinding dan mulai menyodomiku dengan cepat, aku pun terlonjak - lonjak akibat sodokan Banyu yang begitu bertenaga menghajar lubang anusku.

Ntah berapa lama kami melakukan persenggamaan, aroka keringat yang sangat jantan menguar mengisi setiap sudut ruangan disana dan disaat sedang asiknya melakukan persenggamaan tiba - tiba ...

"Tok... Tok... Tok... Mas Banyuuu?? Halooo ?? Maaass....???"

Ada yang mengetuk pintu dan berteriak dari luar,

"Anjiiingg...." Umpat Banyu kaget, dan membuat posisi kami jadi tidak stabil dan...

Gubraaaakkkk...

Aku dan Banyu ambruk dan menjatuhkan beberapa barang didekat tempat tidur Banyu,

"Bang, abang kebalakang dulu yah sebentar please" Ucap Banyu setengah berbisik kepadaku, aku yang masih kaget dan sedanh dipuncak persenggamaan sedikit bengong dan akhirnya berjalan perlahan kebagian dapur Banyu yang hanya di tutupi oleh sebuah kain hijau tua.

Samar - samar aku mendengar perbincangan Banyu dengan seorang pria yang mengetuk pintu tadi.

"Hujan - hujan gini kok keringetan Mas Banyu?" Tanya pria tersebut.

"Eh... Ini apa tadi saya abis beberes kamar pak" Jawab Banyu dusta.

"Jadi gimana Mas Banyu? Udah dipikirkan belum tawaran saya minggu lalu? Kan lumayan Mas Banyu ga perlu lagi bayar sewa kontrakan disini" Suara pria tersebut terdengar seperti sedang menggoda Banyu.

Akupun mengintip dari sela kain yang menutupi area dapur Banyu, dan melihat ada sosok Bapak - bapak paruh Baya dengan kumis tebal dan badan sedikit gempal sedang mengelus lengan kekar Banyu yang basah keringat persenggamaan kami tadi.

"Mau yah Mas Banyu, toh biar kita sama - sama enak juga, saya paham betul dalam kondisi pandemi seperti sekarang pasti sulit mencari uang, makanya saya kasih solusi yang baik untuk Mas Banyu dan saya tentunya, hehe..." Sambung pria tua tersebut yang kini tangannya sudah mulai berani meraba dada kekar Banyu.

Aku yang melihat kejadian itu spontan merasa terbakar api cemburu, ntah apa yang membuatku merasa begitu padahal hey! Ayolah aku dan Banyu tidak memiliki hubungan khusus dan bahkan tadi aku yang memulai persenggamaan ini tanpa meminta persetujuan dari Banyu.

Demi Susu Anak (TAMAT)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ