Demi Susu Anak - Part 1

Start from the beginning
                                    

Satu setengah jam berlalu dan aku telah menyelesaikan beberapa set latihan bicep, tricep, chest and back, aku iseng melakukan mirror selfie saat memandang bentuk tubuhku yang semakin lean and full of muscle.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang saat aku lagi seru-serunya berpose di depan kaca. "Hei! Riyan kan yah? Riyan anak perhotelan dari SMKN 9 Bandung kan yah?" Sapa pria tersebut sambil tersenyum memamerkan gigi putih bersih hasil veneer di hadapanku, ku perhatikan dengan dahi berkerut mencoba mengingat-ingat siapa gerangan yang menyapaku saat ini, wajahnya tampak familiar dengan brewok tercukur rapi dan alis tebal menghiasi matanya, rasanya tidak asing tapi aku benar-benar lupa sosok pria di depanku ini.

"Iyah bang saya Riyan, maaf saya lupa, abang ini siapa yah?" Jawabku sambil tersenyum kepada pria di hadapanku ini, "Yaaahh... Lupa dia, wajar sih udah lama gak ketemu, ini aku Andro kakak kelas kamu waktu di SMK 9 loh! Gimana, udah ingat belom?" Jawabnya tanpa menghilangkan senyuman manis dari wajah tampannya tersebut. "Oiyah bang Andro! Ingat-ingat maaf bang lupa, apa kabar bang?" balasku seketika langsung teringat memori saat sekolah dulu.

Sedikit cerita, dulu waktu sekolah bisa di bilang aku cukup terkenal di kalangan siswi-siswi SMK 9 Bandung, bukan karena prestasi tapi karena aku termasuk siswa yang cukup badung dan sering kenak hukum plus memiliki wajah dan badan yang cukup menarik karena hobiku akan basket saat itu. Dan ternyata hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri untukku, jujur aku masuk ke sekolah ini karena ibu memintaku masuk SMK agar begitu selesai sekolah bisa langsung kerja, dan aku memutuskan untuk mengambil jurusan perhotelan karena saat tamat SMP seorang kenalanku mengiming-imingi kalau kerja di hotel itu enak dan uangnya banyak, aku yang masih polos hanya manut-manut saja dan mengikuti saran orang tersebut.

Ngomong-ngomong soal bang Andro tadi, jujur waktu sekolah kami tidak terlalu akrab. Walaupun kami berada di sekolah yang sama dan jurusan yang sama tapi dia adalah kakak kelasku, dan aku bukan tipe orang yang suka mengakrabkan diri dengan kakak kelas. Satu-satunya kesempatan yang membuat kami terlibat percakapan adalah saat praktik kejuruan, itupun hanyalah obrolan-obrolan santai dan singkat.

"Kabar baik yan, badanmu keren banget yah udah berapa lama nge-gym?" Tanpa basa-basi bang Andro memberikan pertanyaan tersebut, "Baru setahun bang, inipun aku nge-gym karena dapat fasilitas dari tempat kerja, lumayanlah mumpung gratis jadi di manfaatkan saja"
"Oooohh gitu, kamu sekarang kerja dimana yan?" Pertanyaan dari bang Andro barusan membuat lidahku kelu, karena aku bukan tipe orang yang terbuka dan mudah curhat dengan sembarang orang, di tambah lagi aku sudah lama tidak bertemu bang Andro, "Aku kerja di sebuah restoran bang" Jawabku dengan senyum tipis.

Obrolan kami berlanjut hingga saat di loker ku perhatikan sekilas bang Andro begitu tajam memperhatikan badan topless ku saat akan berganti pakaian, aku tidak memperdulikan hal tersebut dan segera memakai pakaianku, kemudian bang Andro tiba-tiba mengajakku untuk makan malam di luar, awalnya aku menolak ajakan tersebut karena saat ini aku baru saja kehilangan pekerjaan tapi bang Andro sedikit memaksa dan mengatakan kalau dia ingin mentraktirku malam ini dan anggap saja sebagai acara reuni sesama anak SMK 9 Bandung kilahnya, akupun mengiyakan ajakan bang Andro tersebut.

Saat di parkiran bang Andro mengatakan padaku kalau dia sedang tidak membawa kendaraan di karenakan mobilnya sedang rusak, dan akhirnya kita memutuskan untuk menaiki motorku saja, karena kebetulan aku hanya membawa satu helm terpaksa aku meminjam helm Daniel, karena aku tau anak itu selalu membawa dua helm dimotornya, katanya sih kalau-kalau ada orang yang ikut nebeng dengan motornya, hahaha... Anak itu memang selalu sedia payung sebelum hujan.

Saat di jalan aku bertanya pada bang Andro kemana tujuan kita malam ini, "Yan kita ke SenCy aja yok, kebetulan ada restoran yang ingin aku kunjungi" Jawabnya dan karena tujuannya kami sudah jelas kemana, akhirnya aku melajukan motorku dengan kencang dan tiba-tiba aku merasakan ada gerakan memeluk yang cukul erat di perutku dari belakang, awalnya aku sedikit bergidik kaget karena perlakuan tersebut, lalu bang Andro dengan santainya menempelkan dada bidangnya ke punggungku dan berteriak "Yaaan aku pegang perutmu yah soalnya aku takut jatoh, kamu ngebut banget!" Aku yang tidak mau berpikiran negative -pun tidak mempermasalahkan tingkah bang Andro tersebut dan mengiyakannya saja.

Sesampainya di SenCy (Senayan City) kami harus mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, seperti memakai masker, hand sanitizer, dan tak lupa pengecekan suhu tubuh. Saat di dalam mall yang tampak sepi karena pengunjung pasti tidak ramai seperti biasa, tiba-tiba bang Andro merangkulkan lengannya kebahuku, sebuah gerakan natural seolah-olah kami adalah sahabat karib, aku yang masih belom kepikiran hal-hal aneh diam saja akan perlakuan bang Andro tersebut. Tepat jam 8 malam pengumuman mall tutup sudah keluar karena selama pandemi jam operasional mall pun berkurang, bang Andro menyelesaikan transaksi dan kemudian kami berjalan ke parkiran dengan posisi bang Andro kembali merangkul pundakku sambil mengobrolkan hal-hal kecil.

Tadinya bang Andro ingin pulang dengan menaiki ojek online tapi karena aku tahu diri aku memaksa bang Andro untuk mengantarkannya pulang, dan sepertinya bang Andro tampak sumringah dengan penawaran kecil dariku tersebut. Dan yah sepanjang jalan bang Andro masih tetap memelukku erat dan aku sudah tidak terlalu memikirkan perlakuan bang Andro tersebut sampai sesuatu yang keras menekan bagian belakang pinggangku, aku heran dan mulai berpikir apa jangan-jangan bang Andro lagi horny yah? Tapi aku tidak berani mempertanyakan itu kepadanya.

Bang Andro tinggal di sekitar Pakubuono yang mana jaraknya tidak terlalu jauh dari SenCy saat turun dari motor, bang Andro menawarkanku untuk singgah di rumahnya, tapi aku dengan sopan menolak tawaran tersebut, namun sepertinya bang Andro kurang puas dengan jawabanku dan dia tampak kekeh ingin mengajakku singgah di rumahnya, "Ayolah yan, bentar aja lagian ini masih jam setengah 9, buru-buru amat pulangnya, ngobrol-ngobrol bentarlah yok sekalian nyicipin minuman hadiah dari temenku yang baru pulang dari Swiss" Dan akhirnya aku mengiyakan tawaran bang Andro tersebut untuk singgah di rumahnya.

Saat masuk ke dalam rumah mewah bang Andro aku cukup kagum dengan isi dalam rumahnya, tapi rumah ini tampak sepi seolah-olah hanya bang Andro sendiri yang tinggal di sini, "Sendiri aja bang di sini?" Aku membuka obrolan, "Sekarang sih iya, karena ART aku beri cuti 1 bulan, katanya khawatir anaknya di kampung" "Memangnya abang belon menikah?" Sambungku memberanikan diri, "Hahaha... Belom aku masih sendiri, kenapa? Riyan mau nikah sama abang?" Jawab bang Andro sambil tertawa renyah yang membuatku jadi merasa aneh dengan jawaban yang menurutku tidak lucu sama sekali.

Bang Andro mengajakku duduk di ruang tengah, katanya biar sekalian nonton tv, ia pun menyalakan tv yang menampilkan siaran berita yang mana beritanya tidak jauh-jauh dari seputar virus covid-19. Bang Andro meminta ijin sebentar untuk berganti pakaian sekalian mau mengambil hadiah dari temannya tersebut. Akupun menunggu bang Andro sambil selonjoran di sofa ruang tengah tersebut, badanku cukup lelah mulai dari coffee shop, gym, SenCy dan ke rumah bang Andro ini, cukup lama bang Andro berganti pakaian matakupun sedikit sayu efek dari kegiatan hari ini, dan akhirnya dia kembali dengan setelan kaos putih tanpa lengan plus boxer abu-abu cerah sambil menenteng sebuah boto wine yang aku yakini itu adalah merk yang cukup mahal di tangan kanannya dan dua buah gelas kristal di tangan kirinya.


Bang Andro pun menawariku untuk mencoba wine tersebut pertama kali, "poop" suara tutup botol wine saat di buka oleh bang Andro terdengar sexy yang kemudian di tuangkannya ke sebuah gelas untukku, rasa wine mahal ini benar-benar nikmat yang tanpa aku sadari kadar alkoholnya juga pasti lumayan tinggi. Dan ini adalah gelas ke tiga yang aku minum sepertinya aku sudah mulai high kepalaku mulai pusing dan berat, suara bang Andro mulai samar di telingaku sekilas ku lihat bang Andro tersenyum manis ke arahku, lalu dia menarik tanganku, menyenderkan kepalaku ke dadanya dan seketika gelap aku tidak sadarkan diri.

ANDRO POV


Riyan Ferdinand, kamu tau gak? Dari sejak sekolah aku sangat-sangat mengagumimu, aku ingin sekali menjamahmu, memelukmu dan melampiaskan semua hasrat yang aku pendam sejak hari pertama kamu mendaftarkan diri ke sekolah dulu. Dan mungkin kini lah saat yang tepat yang di berikan semesta untukku agar semua khayalanku selama ini menjadi nyata.

Akupun mengelus-elus kepala Riyan di dadaku sambil mematikan tv di hadapan kami.

to be continued...

Author :
Guys makasih buat yang udah mau baca cerpen ke 3 ku ini, udah lama rasanya aku tidak menulis sejak terakhir aku menulis cerita 7 Kebiasaan Buruk Adit semoga kali ini kalian terhibur dan please banget, share dan vote cerita aku kali ini agar aku makin semangat buat nulis.

Please Vote !!!
Stay safe and always cheerfull everyone...
Xoxo

Demi Susu Anak (TAMAT)Where stories live. Discover now