"Setelah ini, kepala pelayan Min kumpulkan semua pekerja mansion di halaman belakang." Titah Jungwoo, Kepala Pelayan Min mengangguk dan pergi untuk memberi tahu pekerja yang lain.
"Lain kali masaklah dengan rasa yang jelas, ini benar-benar buruk, kau tidak ingin diganti dari pekerjaanmu, kan Paman?" Paman Koki sebenarnya bukan memasak sesuatu yang buruk, tapi karena para Tuan Mudanya marah, dia jadi gugup dan tidak bisa memasak dengan sempurna seperti biasa.
"Maafkan saya Tuan, ini yang terakhir kalinya, selebihnya saya akan memasak makanan sesuai selera Anda." Doyoung hanya mengangguk.
***
Jaemin terkejut saat mendengar pelayan yang tidak sengaja lewat depan kamarnya yang pintunya terbuka sedikit, mengatakan kalau para pekerja akan dikumpulkan di halaman belakang. Jaemin jadi merasa bersalah, gara-gara dia keseleo semua jadi kena getahnya. Jaemin bangun dari duduknya dan berusaha berjalan secara perlahan keluar kamar. Dia tidak bisa makan dengan tenang.
Jaemin berjalan perlahan dengan susah payah ke halaman belakang, dimana para Tuan Muda itu berdiri di depan para pekerja.
"Aku tidak ingat merekrut orang yang ceroboh? Kalau kalian ceroboh dan membahayakan diri kalian sendiri aku tidak akan semarah ini, tapi kalian ceroboh dan mengakibatkan Tuan Muda kalian terluka, meski hanya keseleo ringan yang akan sembuh dua sampai tiga hari." Ujar Jungwoo.
"Kepala Pelayan Min, Anda tahu benar posisi Na Jaemin di mansion ini apa, kan?" Kepala Pelayan Min mengangguki ucapan Jungwoo, Jaemin malah dibuat bingung dengan itu. Posisi apa? Tuan muda?
"Ini kesalahan kami karena telah membuat Tuan Muda Na keseleo, kami benar-benar minta maaf." Kepala pelayan Min, diikuti pelayan yang lain membungkuk.
"Mau dihukum apa?" Tanya Taeil.
"Kami siap dipindahkan ke rumah utama dan digantikan dengan pelayan lainnya" ujar Kepala Pelayan Min.
"Oh, begitu, jadi siap tidak digaji setahun ke depan?" Tanya Winwin.
"Ne" jawab mereka. Pekerja kebun dan penjaga gerbang juga bagian keamanan dibuat tidak mengerti dengan para pelayan.
Jaemin yang mendengar pembicaraan itu merasa tak nyaman. Ada yang salah menurutnya di sini. Jaemin perlahan berjalan dan mendekati orang yang berdiri paling dekat dengan posisinya. Dia meraih kaos belakang yang dikenakan orang itu yang tidak lain adalah Mark.
"Jaemin?" Mendengar nama Jaemin semua orang jadi menatapnya.
"Hyung, jangan hukum mereka, ini salahku yang tidak hati-hati, jangan hanya menyalahkan mereka. Musibah tidak ada yang tahu. Kalau hyung tidak menggaji mereka setahun bagaimana mereka menghidupi diri mereka dan keluarga mereka? Jangan hukum mereka, lagipula aku memaafkan Myungji noona, toh aku keseleo juga bukan salah Myungji noona." Ujar Jaemin.
"Jaem-"
"Hyung, aku tahu kalian dididik begitu keras, hal seperti tidak digaji atau diganti oleh orang lain bukan sesuatu yang besar bagi kalian. Tapi beda dengan mereka, tidak digaji membuat mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga mereka, diganti dengan orang lain itu bagi mereka memiliki arti lain, yaitu Tuan mereka sudah tidak mempercayai mereka lagi." Ujar Jaemin, para Tuan Muda itu menghela nafas. Jaemin menatap Shotaro.
"Taro-ya, kau paham benar situasi mereka kan?" Shotaro mengangguk kecil, dia dulu juga orang susah, mencari uang untuk bertahan hidup itu tidak mudah baginya.
"Maafkan mereka ya hyung? Lagipula mereka juga sudah meminta maaf, dan aku pun juga akan sembuh dalam dua sampai tiga hari lagi, aku juga masih bisa beraktivitas meski hanya aktivitas kecil, jangan perlakukan mereka seperti mereka melakukan kesalahan besar, mereka tidak membunuhku, jadi maafkan mereka, jangan hukum mereka." Taeil, Johnny, Taeyong, dan Yuta kompak menatap Jungwoo yang memang bertugas mengawasi kinerja para pekerja.
"Baiklah, karena Jaemin yang meminta, aku tidak akan memberi hukuman itu. Kalian masih diberi kesempatan kedua." Ujar Jungwoo. Jaemin tersenyum lega, dia senang dan menatap para pelayan yang kini membungkuk hormat penuh rasa terimakasih.
Mark membantu Jaemin berdiri dengan normal. Dia berdiri di belakang Jaemin, menahan tubuh si pria manis.
"Paman Koki, masakanmu hari ini terasa hambar, besok tolong buat masakan yang lebih enak dari hari ini ya? Saat memasak jangan merasa tertekan, memasaklah dengan nyaman, ne?" Paman Koki langsung mengangguk.
"Akan saya laksanakan Tuan Muda Na, untuk hari ini maafkan saya yang bekerja sangat buruk." Jaemin menggeleng.
"Tidak apa, aku mengerti, ini bukan salah Paman. Ah Bibi Ma, tolong buatkan dua puluh tiga coklat panas dan kudapan, bawa ke ruang tengah lantai satu, kami menunggu di sana. Aku akan memarahi pada Tuan Muda ini." Bibi Ma mengangguk.
"Baik Tuan!" Jaemin tersenyum dan menatap pekerja lainnya.
"Terimakasih atas kerja kerasnya hari ini, jangan lupa untuk menjaga kesehatan diri kalian. Jangan sungkan untuk menegurku jika aku melakukan kesalahan, ne?" Para pekerja itu mengangguk dan menunduk hormat.
"Baik Tuan Muda Na" Jaemin tersenyum.
"Segera istirahat, penjaga gerbang dan keamanan jika sudah waktunya berganti, segera berganti sesuai jadwal, lainnya yang sudah bekerja, silakan beristirahat." para pelayan dan pekerja mansion mengangguk patuh.
"Akan kami kerjakan Tuan Muda." Jaemin puas mendengar itu, setelah membubarkan para pekerja dan pelayan mansion, si manis menatap para Tuan Muda yang lain, dengan senyum manis penuh maksud.
"Mari. Kita. Bicara!" Dan yang bisa dua puluh dua Tuan Muda itu lakukan hanyalah menelan ludah dan menurut.
***
_18_
YOU ARE READING
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...
![[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN](https://img.wattpad.com/cover/269436347-64-k733470.jpg)