"Kita ke Myeondong street, kita akan jalan-jalan di sana." Jaemin mengangguk, dia dengan segera memutar setir ke arah dimana tujuan mereka berada.
"Aku tidak tahu kau bisa menyetir juga." Jaemin mendengus mendengar itu.
"Tentu saja aku bisa." timpal Jaemin, dan setelah itu hanya pembicaraan ringan mengalir, hingga mereka sampai di area myeondeong street, memarkirkan mobil di area yang sudah disediakan.
"Kajja" keduanya keluar dan Haechan segera meraih tangan Jaemin agar tidak lepas darinya. Mereka berdua jalan berdampingan dan menghampiri satu kios ke kios lainnya. Mencicipi berbagai jajanan yang dijual di sana.
"Jaemin, aku ingin ke toko barang antik di sana dulu, mau ikut atau menunggu di cafe seberang toko?" tanya Haechan.
"Aku tunggu di cafe seberang toko saja." Haechan mengangguk dan memberikan beberapa lembar uang. Jaemin merona parah, dia lupa kalau dia tidak punya, sejak tadi dia bahkan tidak mengeluarkan uang sama sekali, justru Haechan yang mengeluarkan uang untuknya.
"Minggu depan aku harus kerja" gumam Jaemin sembari melangkah masuk ke dalam cafe.
"Tapi, kenapa persetujuan publikasi novel yang kubuat belum aku dapatkan juga?" gumam Jaemin heran, dia masa bodoh dengan itu dan segera pergi memesan.
Jaemin dulu suka sekali menulis cerita, dia akan mengirimkan cerpen-cerpennya ke majalan anak-anak dan dia mendapat royalti dari sana. Dan itu terus dia lakukan hingga sebelum dia diusir dari kontrakannya. Sebenarnya seminggu sebelum dia diusir itu dia sudah mengirim novel yang menceritakan tentang kisah penyihir cilik dan nenek tua penjaga hutan. Dia menulis novel untuk anak-anak. Tapi sampai sekarang belum ada kabar mengenai bukunya akan di publish.
"Awas saja kalau sampai rancangan novelku dibuang" kesal Jaemin.
Jaemin saat ini sedang duduk dan menatap ke luar, mengamati para pejalan kaki yang berjalan kesana-kemari. Dia menghembuskan nafas dan menatap ke arah pintu cafe, hingga matanya membulat sempurna.
"Hao Yu" pria yang juga menatap Jaemin itu membelalak kaget sebelum terkekeh, dia mendekati Jaemin yang sudah bergetar ketakutan.
"Jaeminnie~ sudah lama sekali bukan kita tidak bertemu, hm?" saat jemari panjang itu hendak menyentuh dagu Jaemin, tangan lain menepisnya. Itu Haechan.
"Apa yang kau lakukan pada priaku, Tuan?" tanya Haechan penuh penekanan. Hao Yu menatap tajam Haechan dan Jaemin.
"Seleramu berubah, eh?" tanya Hao Yu. Jaemin tidak menjawab, Haechan melirik bagaimana tubuh Jaemin bergetar, dan raut wajah tenang itu berubah ketakutan.
"Jaeminnie, ayo pergi." Jaemin mendongak dan meraih jemari Haechan, mereka berjalan pergi, melewati Hao Yu yang menatap keduanya.
"Jaemin-ah! Kita akan bertemu lagi!" ujar Hao Yu dengan seringai. Jaemin tidak mau dengar dan mempercepat langkahnya, hingga nyaris jatuh jika Haechan tidak menahannya.
"Jaemin!" Jaemin menatap Haechan sebelum dia memalingkan wajahnya.
"Dia siapamu?" tanya Haechan saat mereka berjalan kembali.
"...." tidak ada jawaban, tapi Haechan bisa simpulkan jika orang itu adalah orang yang Jaemin kenal dengan baik. Tapi yang jadi pertanyaan, kenapa Jaemin nampak takut pada pria itu?
***
Saat Haechan dan Jaemin pulang yang lain sudah ada di rumah menunggu mereka di ruang tengah, tapi Jaemin yang biasa menyapa mereka hanya berjalan lalu, meninggalkan tanda tanya pada yang lain.
"Nanti aku ceritakan, aku bicara dulu dengannya." mereka mengangguk dan membiarkan Haechan bicara dengan Jaemin.
"Jaemin" Haechan masuk kamar Jaemin dan menutup pintu.
"Kau baik-baik saja?" tanya Haechan sembari mendekati Jaemin, saat hendak menyentuh Jaemin, tubuh itu menghindarinya. Jaemin menunduk dan memeluk lengannya. Haechan mendengar gumaman Jaemin, namun karena tidak jelas dia berusaha mendekat-
"H-Hao Yu, harusnya dia masih dipenjara, bagaimana? Hao Yu" Haechan menjauhkan tubuhnya.
"Jaeminnie, istirahat." Jaemin mendongak dan menatap Haechan sebelum kembali memalingkan wajahnya.
"Aku tahu kau lelah, sekarang istirahatlah, aku tidak akan bertanya apapun. Tidur." Jaemin hanya diam dan menurut. Haechan baru pergi keluar kamar setelah memastikan Jaemin menutup matanya. Haechan meninggalkan ponselnya yang memutar lagu lullaby pengantar tidur.
***
"Ada apa?" tanya Taeil.
"Jeno, bisa cari tahu siapa itu Hao Yu?" tanya Haechan, Jeno segera meraih ipadnya dan mencari data mengenai orang tersebut.
"Siapa Hao Yu?" tanya Yuta.
"Dan kenapa Jaemin hyung bisa seperti tadi?" tanya Chenle.
"Untuk hari ini hingga besok, jangan dekati Jaemin sampai dia sendiri yang mendekati kita." ujar Haechan.
"Kepala Pelayan Min mengatakan besok Jaemin berencana mengadakan pesta kecil untuk ulang tahunmu, apa mau dibatalkan saja?" tanya Renjun.
"Lebih baik begitu, nanti biar aku yang bicara pada Kepala Pelayan Min." ujar Haechan.
"Sudah dapat, Jen?" tanya Haechan. Jeno mengangguk dan meletakkan ipadnya di meja. Mereka semua mencondongkan tubuh.
"Dia tahanan, harusnya dia keluar beberapa bulan lagi, dia dipenjarakan karena kasus kekerasan yang ia perbuat pada salah satu anak dona... tur" Jeno segera menatap kamar Jaemin sebelum dia menatap Haechan.
"Apa kau dan Jaemin bertemu dengannya?" Haechan mengangguk.
"Jaemin nampak ketakutan melihat pria itu, beruntung aku segera datang dan membawanya keluar cafe. Kau tahu siapa itu Jeno-ya?" tanya Haechan.
"Dia mantan Jaemin."
"NE?!"
"Tepatnya, mantan yang merebut sesuatu yang Jaemin jaga dengan baik selama ini. Dia yang membuaut Jaemin kehilangan keperjakaannya."
"MWO?!"
***
_14_
YOU ARE READING
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...
![[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN](https://img.wattpad.com/cover/269436347-64-k733470.jpg)