"Lalu untuk bahan pangan, tolong stok bahan pangan yang memang disukai oleh Tuan Muda saja, jangan menyetok bahan yang tidak akan pernah digunakan. Dan pastikan untuk menyetok bahan pangan untuk setiap dua bulan, jika untuk satu bulan akan terdengar boros." ujar Jaemin, sekali lagi Kepala pelayan itu mengangguk.
"Saya mengerti, nanti akan saya sampaikan pada yang lain." Jaemin mengangguk puas.
"Ah ne, apa memang tidak pernah ada perayaan ulang tahun di sini?" tanya Jaemin, Kepala pelayan Min mengangguk.
"Terakhir perayaan ulang tahun itu adalah perayaan usia ketujuh belas Tuan Muda Jisung, setelah itu tidak ada lagi, hanya kami selalu mengucapkan selamat ulang tahun untuk setiap Tuan Muda yang berulang tahun." ujar Kepala Pelayan Min, Jaemin mengangguk paham.
"Bahkan hampir semua Tuan Muda lupa akan hari ulang tahun mereka, seperti Tuan Muda Taeil, Tuan Muda Taeyong, Tuan Muda Jaehyun, Tuan Muda Jungwoo, Tuan Muda Mark, dan Tuan Muda Jeno. Sisanya lebih kepada tidak peduli." Jaemin menghela nafas mendengar itu.
"Tolong nanti beritahukan kepada saya, kapan saja ulang tahun mereka." Kepala Pelayan Min mengangguk.
"Apa uang untuk gaji pelayan dan uang untuk keperluan biaya listrik, air, juga uang untuk bahan pangan dibagi secara terpisah?" tanya Jaemin.
"Setahu saya begitu Tuan, karena Tuan Muda Kun dan Doyoung tidak pernah mengizinkan kami tahu apa uang itu telah dibagi atau belum." Jaemin makin menghela nafas dengan tingkah para Tuan Muda penghuni mansion Neo.
"Baiklah nanti biar aku tanyakan sendiri masalah pembagian uang itu. Dan tolong sampaikan pada kepala pelayan untuk besok, kita akan merayakan kecil-kecilan ulang tahun Tuan Muda Haechan, dan bisakah Anda memesankan kue ulang tahun dengan ukuran yang kira-kira bisa dimakan semua orang?" kepala pelayan Min mengerjap.
"Dimakan semua orang itu maksudnya untuk para pelayan dan pekerja lainnya juga?" Jaemin mengangguk.
"S-Saya mengerti." ujar Kepala pelayan Min.
"Kalau begitu, terimakasih karena sudah meluangkan waktu Anda kepala pelayan Min."
***
Siang selepas makan siang, Jaemin pergi memberi makan para peliharaan para Tuan Muda dan bermain dengan mereka, sebelum dia mendengar seorang pelayan memanggil namanya.
"Ada apa, noona?" tanya Jaemin, karena pelayan tadi nampak memanggilnya dengan nada panik.
"Tuan Muda Haechan pulang dengan keadaan terluka." Jaemin yang mendengar itu segera menyudahi acara bermainnya.
"Tolong masukkan kembali mereka ke tempat mereka, aku akan menemui Haechan." pelayan tadi mengangguk sedangkan Jaemin pergi mencuci tangannya dan masuk ke dalam mansion.
"Dimana Haechan?" tanya Jaemin pada Bibi Cha.
"Ada di kamarnya Tuan Muda Na, Tuan Muda pulang dengan raut penuh amarah, kami mencoba mendekat untuk sekedar mengobati luka di tangannya, tetapi beliau menolak dan nyaris memukul salah satu pelayan." Jaemin segera naik ke lantai dua.
"Bawakan aku kotak P3Knya." pelayan yang ada di dekatnya mengangguk dan berlari pergi.
TOK TOK TOK
"Haechan-ah, ini aku." ujar Jaemin sembari mengetuk pintu kamar Haechan, namun tidak ada sahutan.
"Tuan Muda Na, ini kotak P3Knya." Jaemin mengambilnya, tidak lupa ia ucapkan terimakasih.
"Haechan-ah aku akan masuk." Jaemin pun membuka pintu kamar Haechan dan masuk ke dalam, tidak lupa ia tutup kembali.
Jaemin melihat kamar Haechan yang berantakan, barang berserakan di sekitar kakinya. Jaemin melihat Haechan yang duduk di kasurnya dengan tangan yang terluka. Tampilannya tidak serapi sebelum ia berangkat ke rumah orang tuanya tadi.
BINABASA MO ANG
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...
![[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN](https://img.wattpad.com/cover/269436347-64-k733470.jpg)