Revisi Tugas 4

7 1 0
                                    


Aldrian dan Rasa adalah murid kelas 10 SMA. Mereka adalah murid terpintar disekolah nya. Dengan gelar prince school untuk Aldrian dan fuckboy untuk Rasa.

Aldrian dan Rasa memiliki sifat bertolak belakang. Aldrian memiliki sifat kalem sedangkan, Rasa memiliki sifat pecicilan. Aldrian yang kalem suka menolak berada satu meja dengan Rasa yang pecicilan, saat guru membagi teman satu meja.

Dan karena itu, mereka tidak pernah akur. Disekolah, mereka pasti saling memperebutkan posisi peringkat satu. Entah itu peringkat dikelas ataupun satu angkatan.
Ketidakakuran antara Aldrian dan Rasa tidaklah hanya diantara mereka saja

Orang tua mereka juga.
Karena rumah Aldrian dan Rasa saling bersebrangan. Dirumah, orang tua mereka juga saling berselisih.

Suatu hari, karena menghadiri seminar yang diadakan sekolah. Membuat Aldrian dan Rasa pulang larut malam. Di gelapnya, malam. Sepinya jalan Aldrian dan Rasa berjalan bersama, yang tentunya ada jarak. Rasa berjalan di depan, sedangkan Aldrian berada setengah meter dibelakang. Hanya ada kecanggungan dan keterdiaman diantara mereka. Pasalnya, tidak ada percakapan diantara mereka.

"Bicara sesuatu, dong!" Rasa
mengambil inisiatif berbicara.

Membuka obrolan diantara mereka.

Aldrian hanya diam, mengangkat sebelah alis, menatap orang didepannya.

"Nggak usah bingung. Doyan banget diem, bikin suara apa, kek! Sepi, nih."

"Takut?" tanya Aldrian, satu kata sederhana tapi menusuk. Pasalnya, itu kebenaran. Dirinya memang takut akan kegelapan dan suasana sepi.

"Apaan, sih! Siapa yang takut," sanggah Rasa menolak menerima kenyataan.

Harga diri Rasa sangat tinggi. Menolak kekurangannya itu. Dirinya tidak ingin Aldrian mengetahuinya.

"Jujur." Aldrian menuntut.

"Udah, ah! Nggak usah ngomong.
Sekali ngomong, irit dan nyelekit."

"Kikiki ...." tiba-tiba suara hadir diantara perdebatan mereka. Suara cekikik mirip suara wanita.

Menghentikan Rasa yang masih ingin diucapkan. Rasa yang mendengar suara aneh itu diam, mematung ditempat. Dirinya mati gaya, wajahnya mulai memucat. Aldrian juga berdiri ditempat. Yang tentunya masih di jarak setengah meter.

"Woy, siapa, tuh?" teriak Rasa, memberanikan diri bertanya.

Hening yang ada. Tidak ada suara yang menjawab Rasa.

"Setan," ucap Aldrian tenang.

Ucapan mengagetkan Rasa yang sedang ketar-ketir di keheningan yang ada. Segala kemungkinan sedang hadir di otak nya saat itu.

Rasa menengok kebelakang, menatap sinis Aldrian.

"Nggak lu---"

"Kikiki ... kikiki ... kikiki ...." suara cekikikan terdengar lagi. Kali ini suaranya lebih keras, lebih panjang dan lebi dekat. Memotong ucapan Rasa. Diiringi suara gemersik dibalik tanaman teh-tehan didepan rumah tempat mereka berdiri.

Mendengar itu, tanpa banyak alasan, refleks Rasa langsung berlari kabur. Meninggalkan Aldrian yang masih ditempat.

"Beneran setan, woy!!!" teriaknya.

Aldrian yang masih ditempat, tidak ikut lari seperti Rasa. Dengan berani, dia berjalan ke sumber suara. Semakin dekat melangkah, semakin jelas suara.

Lalu, hap.

Seekor kucing keluar dari balik tanaman teh-tehan itu. Kucing berbulu putih berjalan sambil terlihat mengangguk-anggukan kepala. Setiap anggukan keluarkan suara Kikiki.

Jum'at, 4 june 2021
Jumlah words :447

Tag: AsterAzalea, YooFreiZhuh, RaindeAlthera, MikasaKuruta, lorddevil__, FathChili, PhoenixWriter_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tag: AsterAzalea, YooFreiZhuh, RaindeAlthera, MikasaKuruta, lorddevil__, FathChili, PhoenixWriter_

Tugas PhoenixWhere stories live. Discover now