21 :: ° Haunted Yacht ࿐

Start from the beginning
                                    

"Pibi! Idinyi jigi gii dikiri iring gili kitiwi-kitiwi sindiri." Jihoon meniru ucapan Hyunsuk bermaksud mengejek. Bibirnya minta ditabok emang.

"Ngadepin hantu modelan lo kayaknya bisa bikin orang jadi gila," ujar Hyunsuk menahan emosi.

"Michyeogane naneun michyeogane~" Sekarang Jihoon malah nyanyi.

"PARK JIHOON!" Hyunsuk meneriaki Jihoon. Baru kali ini Hyunsuk tahu kalo ada makhluk se-ngeselin ini.

Namun, entah mengapa Jihoon malah menganggap kemarahan Hyunsuk suatu hal yang lucu. "AHAHAH KIYOWOOO~ EH EH?! KAK HYUNSUK, AWAS!!!"

Tiba-tiba saja Hyunsuk terjun ke dalam kolam berkedalaman 1,7 meter tersebut. Seseorang bertopeng yang baru saja mendorongnya tertawa puas sembari bertepuk tangan.

Hyunsuk memandang seseorang bertopeng itu dengan perasaan benci. Akibat ulahnya, Jihoon menangis sejadi-jadinya karena tak bisa menolong Hyunsuk. Ia bahkan tak bisa menyeretnya ke atas atau bahkan hanya sekedar menyentuhnya.

Jihoon menghempaskan kepalanya frustasi. Kepala itu menggelinding dengan mulut yang tak henti-hentinya meneriakkan kata 'tolong'. Memang bodoh. Siapa coba yang mau dengar?

Sepertinya Jihoon lupa bahwa dirinya bukan lagi manusia.


Hyunsuk merasa tubuhnya hangus seketika. Suhu airnya terlalu tinggi untuk direnangi. Kulitnya perlahan memerah kemudian melepuh saking panasnya. Melompat-lompat seraya mengepakkan tangannya mencari oksigen, ia tertelan air berkali-kali mengakibatkan saluran pernapasannya terhambat. Paru-parunya juga mulai terisi air.














Lama kelamaan Hyunsuk pusing ...















"HAHAHAHA PANAS YA? ITU JUGA YANG DIRASAIN MAMA GUE WAKTU DULU!"














Dulu? Tunggu ... jadi dia balas dendam?















Hyunsuk hanya bisa berharap ini bukanlah akhir dari hidupnya.

















-ˏˋ ❬ ⸙ ❛ ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ ❜ ❭ ˊˎ-
























Ctak!










Ctak!









Ctak!









Ctak!










PRANG!






Mashiho memukul kaca jendela menggunakan alat pemecah darurat. Mengubahnya menjadi kepingan-kepingan beling yang runtuh ke lantai. Kemudian ia melompat keluar membuat pecahan-pecahan beling itu menusuk kaki telanjangnya.

Mashiho meringis pelan. Ia tidak punya pilihan lagi selain membeberkan semua kebenaran yang ia tahu. Pikirannya sudah benar-benar matang. Masa bodo dengan penghargaan pentas itu, Mashiho rasa dia sudah berhadapan dengan kematian, jadi dia harus memanfaatkannya sebelum ajal tiba.

"Huek! Bau apaan sih ini?" heran Mashiho kemudian menuruni tangga secara tergesa-gesa.































































 ⸙͎۪۫ MY TREASURE ✔︎Where stories live. Discover now