02. siluet yang hidup

92 14 14
                                    

Hyunjin menutup buku tugasnya, kemudian menghela nafas panjang. Matanya penat setelah mengabiskan waktu untuk merangkum isi novel yang ia beli tadi. Yang penting, tugasnya selesai.

Hyunjin melempar tubuhnya keatas kasur, melipat lengan dibawah kepalanya. Saat menoleh ke kanan, ia mendapati satu novel yang lain, novel bersampul hitam misterius. Hyunjin memiringkan tubuhnya, mengambil novel tersebut.

"Jaman sekarang masih ada buku pemanggil setan?" monolognya sendiri, lalu mengubah posisi menjadi duduk.

Tangannya merobek plastik yang membalut novel itu pelan-pelan, saat terbuka, ia menaikkan alisnya cukup tinggi.

"Anjir..."

Halaman yang terbuka berisi banyak siluet yang mengeluarkan aura aneh tiba-tiba, satu dari mereka menatap keluar buku dengan tatapan instens.

Serta gambar yang membuatnya mulai bergidik, sosok yang sedang menyeringai dengan mulut penuh luka. Keningnya menyernyit, di pojok halaman itu, terdapat sebaris kalimat.

Tangannya menarik buku itu mendekat. Membaca kalimat yang kurang jelas karena tertutup bayangan. Bahasa yang tak ia tahu, lantas ia menerjemahkan itu menggunakan ponselnya. Lalu perlahan ia baca tiap kata yang muncul.

"Beri aku lingkaran bubuk teh hijau, maka kuberikan satu permintaan untukmu...?"

Dirinya terpaku cukup lama, keningnya mengernyit pada kalimat itu. Kemudian, Hyunjin berdiri. Pergi mengambil snack matcha batangan serta parutan di dapur.

Hyunjin kembali ke kamarnya dan langsung memarut makanan hijau itu, membentuk sebuah lingkaran di lantai.

"Terus? Ngapain?" gumam Hyunjin seraya memakan sisa matcha, lapar. Ia mencari-cari langkah selanjutnya. Tidak ada.

Mungkin bebas? Hm, ia memilih bersiul kemudian.

Hyunjin masih berdiri dibelakang lingkaran matcha yang ia buat, menunggu sesuatu terjadi. Namun, tak ada apa-apa, tak ada yang berubah.

Merasa dibohongi, ia melempar buku itu ke kasur, lalu mengambil sapu untuk menyapu lingkaran matcha tadi.

"Goblok juga pake percaya. Goblok lu Hyunjennn," rutuknya pada dirinya sendiri sambil menaruh sapu ke pinggir tembok kamar.

Kemudian, laki-laki itu berbalik. Ingin bergegas tidur saja. Namun bukannya melihat kasur miliknya, ia malah bertatapan dengan sosok bersurai sedada tanpa sehelai benangpun duduk diatas kasurnya.

Hyunjin mengumpat nyaring, ia terjengat dramatis sampai jatuh dan terantuk dinding. Jantungnya langsung berdegup kencang saking terkejutnya.

"Anying, apaan lu?!"

Laki-laki yang tercekat itu mengerjapkan mata, ia menarik nafasnya dalam-dalam. Sangat tak percaya dengan apa yang tengah ada di depan mata.

Dilihatnya dengan seksama, lekuk tubuh yang sempurna, kulit cerah namun pucat dan luar biasa mulus dan paras wajah yang cantik.

Hyunjin melongo.

Apa boleh matanya memandangi hal ini?

"Kaget amat, kayak lagi liat setan aja," sosok itu bersuara.

"Eh, emang lo lagi liat setan," ralat sosok itu sambil menyungging senyum. Dia melawak.

Hyunjin masih bergeming. Sementara sosok yang katanya setan itu berdecak, lalu mengedarkan pandangannya ke seisi kamar.

Pandangannya berhenti pada sebuah poster anime yang mengenakan kostum biru sedikit terbuka di bagian dada serta paha. Dalam satu kedipan mata, ia berubah menjadi seperti anime dalam poster itu.

Sosok itu kini melipat kedua tangannya di depan dada.

"Udah? Gak perlu kaget sampe segitunya lagi."

"Ya Tuhan," lirih Hyunjin tak lagi kaget, tapi pingsan.

That Ghost | Hwang HyunjinМесто, где живут истории. Откройте их для себя