1/7; Gudang amunisi

Start from the beginning
                                    

Oh sial, felix lupa yang satu ini.

Felix melihat sekitar, lalu sebuah suara mesin yang lembut mendekat ke arahnya, dan sebuah cahaya kecil berkedip kedip di depan wajah felix.

"Mulai memindai" kata felix

Fella terbang merendah, dan mulai memindai, untuk beberapa saat titik titik merah tersebar di sepanjang layar hologramnya yang bundar, tetapi kemudian sebuah tanda seru merah besar muncul begitu saja.

'Terjadi kerusakan pada sistem, harap tunggu beberapa saat lagi dan ulangi lagi'

Melihat ini hyunjin berdecih, "sistem cacat"

Felix tidak bisa berkomentar, dan hanya membiarkan nya, lagipula dia tidak tahu pada siapa dia harus merasa marah, pun sudah terlalu letih untuk menyumpahi dunia game sialan ini.





Karena ini adalah kantor yang terbengkalai, mereka tidak bisa menemukan hal lain yang berguna selain kertas kertas dan berbagai hal rusak lain nya yang bertebaran di sepanjang lantai.

Syukurlah selama mereka berjalan jalan, tidak ada satupun zombie di dalam nya, tetapi keadaan ruangan begitu gulita dan mencekam, dengan dinding yang tercoreng moreng oleh goresan abstrak dan percikan darah tipis.

Hyunjin dan felix berjalan berdampingan, melihat lihat ke sekitar dengan cepat, mereka enggan menghabiskan waktu dengan percuma, karena jika begitu langit akan segera menjadi lebih terang. Dan itu artinya akan lebih sulit melarikan diri dari para zombie pada siang hari.

Kepala hyunjin menengadah dan membaca tulisan 'dapur' di atas sebuah birai pintu.

Dia berjalan ke arah lain nya, dan menemukan sebuah pintu berat yang di gembok. Ada sebuah jendela bertralis besi karatan disamping pintu, felix mengintip dari balik sana, kemudian dia menepuk nepuk lengan hyunjin.

"Ini pintu belakang"

Katanya setelah melihat jalanan beraspal, hyunjin ikut melongok di samping felix

"Jadi benar, ini adalah pintu belakang"

Felix mengangguk, dia bergeser ke sisi kanan hyunjin, melihat gembok dan rantai berkarat itu masih kokoh mengunci kedua gagang pintu itu jadi satu. Dia melihat ke bawah kakinya, mencari cari sebentar ke arah lain sebelum menemukan sebuah batu keras berukuran cukup besar.

Felix memungutnya dan berjalan ke arah hyunjin

"Biar aku coba"

Hyunjin mundur selangkah sambil memperhatikan sekitar, felix mencoba memukul gembok itu dengan batu berkali-kali. Suasana begitu hening, selain terdengar suara air yang bergemericik dari pipa bocor di arah lain, suara hantaman batu dan besi pun terdengar menggema di ruangan.

Mata hyunjin beralih menatap felix, dia merasa sedikit ragu, hyunjin khawatir suara ini akan mengundang perhatian zombie di luar sana.

Dia ingin memintanya untuk berhenti, tetapi kemudian felix memekik.

"Ya! Terbuka!"

Lengan hyunjin terulur, dia mendorong felix ke belakang nya, hyunjin membuka pintu itu perlahan, mungkin karena pintu itu sudah tua dan tidak terurus, suara engsel nya berderit cukup nyaring.

Maka hyunjin hanya bisa membukanya dengan sangat perlahan dan mengintip sedikit ke luar, namun yang dia temukan hanya keheningan yang damai.

Robot mungilnya menyoroti jalanan dengan cahaya senter di atas kepalanya, memutar kesana kemari dengan sangat teliti.

Felix menyembulkan kepalanya di balik bahu hyunjin

"Bagaimana?"

"Tidak ada zombie, kita bisa keluar"

World has fallen; HyunlixWhere stories live. Discover now