Nana [3] : The story

16.8K 1.8K 96
                                    

Jeno bersusah payah kembali ke supermarket bersama sepedanya. Membeli dua cat rambut berwarna pirang dan satu berwarna biru tua. Ia juga tidak lupa membeli beberapa kotak stroberi untuk stok. Setelah itu ia kembali ke apartemen lantas segera mewarnai rambut Jaemin sesuai kemauan temannya tersebut. Mewarnai dengan begitu hati-hati dan ingat! Jeno hanya mengerjakannya seorang diri karena Jaemin tidak memperbolehkan Renjun atau Jisung menyentuh rambutnya.

Ia meratakan cat berwarna biru ke bagian poni milik Jaemin. Hanya sejumput sehingga terlihat begitu aneh. Tetapi Jaemin melukiskan senyum cerahnya begitu melihat rambutnya sudah dicat ulang, tinggal menunggu hasil akhirnya saja.

"Kita tunggu selama tiga jam, ya?" Tanya Jeno sambil mengajak Jaemin pergi keluar kamar mandi.

Tiba-tiba Jaemin terdiam. Ia memandangi Jeno dengan tatapan datar lalu berjalan menuju kamar milik Jeno. Sontak Jeno selaku pemilik kamar pun segera melangkah cepat ke arah Jaemin, ia tidak ingin Jaemin melihat kamarnya yang berantakan!

Jaemin merasa ada sesuatu yang harus ia hirup saat ini juga. Aroma dari tubuh Jeno adalah satu-satunya solusi. Lantas Jaemin membuka pintu lemari milik Jeno kemudian menarik sebuah kemeja bercorak untuk ia hirup aromanya. Aroma mint segar yang begitu kental berhasil membuatnya memejamkan mata nyaman.

Setelah puas menghirup aroma mint segar tersebut, Jaemin mengedarkan pandangannya ke seisi kamar Jeno. Tampak begitu berantakan karena Jeno belum sempat membersihkannya. Selain itu ada pula sepeda Jaemin yang menggantung di dinding sedangkan sepeda milik Jeno disenderkan ke dinding begitu saja. Ugh pokoknya terlihat sangat berantakan.

"Aku mau tidur di kamarmu hari ini. Cepat bersihkan." Ujar Jaemin lalu menduduki diri di atas kursi komputer milik Jeno, dengan kemeja bercorak yang masih ia hirup.

"Baiklah."

Mau tidak mau Jeno pun terpaksa membersihkan kamarnya sesegera mungkin agar Jaemin tidak marah-marah. Karena setahu Jeno, mood ibu hamil bisa naik turun dalam waktu yang cepat. Contohnya baru tadi Jaemin merasa senang karena menghirup aroma Jeno, kini tatapannya terlihat datar tetapi memancarkan kilatan marah di dalam sana. Jaemin mendadak tidak suka melihat sepedanya digantung di di dinding seperti itu.

"Jeno-ya, letakkan sepedanya di ruang tengah. Aku tidak mau melihatnya." Ujar Jaemin sambil melipat kedua kaki di atas kursi.

Jeno melirik ke arah dua sepeda tersebut secara bergantian, "baiklah."

"Cepat selesaikan itu!"

"Hm."

Selagi Jeno membersihkan kamarnya, Jaemin memejamkan mata sambil menyender pada punggung kursi komputer tersebut. Ia menghela nafas panjang seiring tangannya meraba perutnya yang buncit di balik kaos putih yang ia kenakan. Entahlah kenapa ia mendadak hamil seperti ini dan mood-nya juga naik turun. Ia juga mendadak menyukai stroberi dan membenci kopi padahal pada kenyataannya semua itu terbalik.

Kemudian kelopak mata bulat tersebut terbuka perlahan. Ia melihat ada sebuah map bening berisi kertas-kertas serta beberapa foto hasil USG. Tangan Jaemin segera meraih map tersebut lantas membukanya.

Kop surat yang tertera menunjukkan bahwa surat ini berasal dari rumah sakit tengah kota. Nama, usia, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, dan golongan darah milik Jaemin tertulis rapi di atas kertas putih tersebut. Ada beberapa paragraf yang Jaemin baca membuat pemuda manis itu mengerutkan kening.

Na Jaemin, 20 tahun.
Usia kandungan : 6 bulan, 23 hari

Lalu ada foto hasil USG yang menampakkan janin di dalam tubuh Jaemin dengan sangat jelas. Jaemin menjatuhkan rahangnya, apakah benar janin mungil ini berada di dalam dirinya yang bernotabene adalah seorang laki-laki? Sejauh ini Jaemin belum pernah mendengar kasus pria hamil, semua ini hanya ada di dalam dunia fantasi alias khayalan.

Nana | JenoJaemin✔️Where stories live. Discover now