'Apa mental para dongsaeng line belum terlalu siap?'
Jaemin menyimpan semua itu dalam dirinya sendiri, dia tidak mau mengungkapkannya yang malah membuat orang lain tersinggung.
"Jeno akan pulang." ujar Shotaro, Johnny mengangguk.
"Shotaro" Shotaro menatap Johnny.
"Ingat hyung bilang apa mengenai seseorang yang berusaha menjatuhkanmu?" tanya Johnny.
"Mereka iri dan ingin menguasai apa yang kita miliki." jawab Shotaro, Johnny mengangguk.
"Lalu ingat apa yang pernah Yuta katakan padamu untuk melawan orang seperti mereka?" tanya Johnny lagi.
"T-Tidak boleh terlihat lemah, tidak boleh terlihat takut, tidak boleh terlihat goyah, harus bisa membalikkan perkataan orang yang menghina kita." jawab Shotaro, Johnny tersenyum.
"Lalu kenapa Taro menunjukkan semua hal yang harusnya tidak ditunjukkan?" tanya Johnny sekali lagi. Jaemin hanya diam menatap keduanya.
"A-Aku... itu..." Shotaro nampak tidak bisa menjawab dan dia nampak begitu takut. Johnny meraih jemari Shotaro dan mengusapnya.
"Taro-ya, kalau memang tidak salah tidak perlu takut, ne?" Shotaro menunduk dalam. Johnny tersenyum miris, dari semua orang yang tinggal satu mansion, ada dua orang yang Johnny kenal bermental lemah, lebih tepatnya mental mereka belum siap, yaitu Shotaro dan Jisung. Ini adalah salah satu alasan kenapa Jisung disatukan dengan Lucas mengurus cafe, setidaknya Lucas bisa mengawasinya dan membantunya. Sedangkan Shotaro sebenarnya masih dibawah pengawasan Yuta dan Taeyong, tapi terpaksa di beri toko perhiasan sendiri karena Yuta dan Taeyong tahu, Shotaro itu mampu, hanya perlu bimbingan dan kepercayaan diri dari pemuda satu itu.
"Laporan ini akan sampai ke tangan Taeyong, jadi cepat atau lambat dia akan tahu masalah ini." ujar Johnny.
"Hyung, maaf." Johnny terkekeh.
"Tidak masalah, ini adalah masalah pertama yang harus kau hadapi Taro-ya, dan beginilah dunia bisnis bermain, orang-orang yang iri padamu akan berusaha untuk menghancurkanmu dengan segala cara. Dan kau, yang punya bisnis, harus mempertahankan apa yang kau punya, jangan biarkan mereka menghancurkanmu dengan mudah." Shotaro mengangguk.
"Taro!" panggilan dari Jeno membuat mereka bertiga menatap si pemuda Lee yang baru saja datang.
"Jeno" Jeno duduk di sebelah Shotaro yang lain dia menatap lekat pemuda Osaki itu.
"Ceritakan padaku, apa yang terjadi padamu semuanya." Shotaro mengangguk dan menceritakannya. Jaemin tersenyum melihat itu.
'Setidaknya Taro punya orang yang peduli dengannya dengan baik, dan mau membimbingnya tanpa menghakiminya sama sekali.' Jaemin bangun dari duduknya dan pergi ke dapur, memasak makan siang untuk mereka berempat.
***
Shotaro sedang tidur di kamarnya sendiri, dan Jaemin ada di sisi ranjang pemuda Osaki itu, tidak jarang ia mengusap kepala Shotaro. Setelah makan siang tadi, Shotaro diminta Jaemin untuk lebih baik tidur dulu.
"Tidak semua dari kalian memang bermental kuat." ujar Jaemin pada Jeno di sampingnya, Johnny sendiri setelah meminum obat dan vitamin sudah terbaring di kasur, diminta Jaemin untuk istirahat.
"Yang membuat Shotaro tidak memiliki kepercayaan diri adalah karena latar belakangnya. Shotaro tidak datang dari keluarga berada sepertiku atau yang lain. Dia sama sepertimu, Yuta hyung dan Taeyong hyung yang membawa Shotaro datang ke rumah ini. Sebelum dia diberi toko perhiasan itu, Taeyong hyung dan Yuta hyung sendiri yang menggemblengnya, bahasa Koreanya tidak selancar Yuta hyung, itulah kenapa dia tidak percaya diri, dia takut salah bicara, dan karena itu Taeyong hyung mencarikan manager yang bisa membantunya dalam situasi apapun, manager Song lah yang terpilih, dan sampai sekarang beliau yang mendampingi Shotaro dengan baik dan melaporkan segalanya pada Taeyong hyung." Jaemin mengangguk kecil pada penjelasan Jeno.
"Tapi, mendengar banyak orang yang mulai protes mengenai palsunya perhiasan Shotaro, dan lagi sampai dia dihina, tidak pantas menjadi seorang pemimpin, membuatku sadar, jika selama ini semua masalah yang Shotaro hadapi selalu dihandle dengan baik oleh manager Song, Taeyong hyung, dan Yuta hyung, ini adalah masalah pertama yang dia hadapi secara langsung. Dan aku tidak terkejut kenapa dia terlihat tidak siap dengan itu." ujar Jeno melanjutkan.
"Aku dan Haechan sudah mencari tahu siapa orang-orang yang berusaha menjatuhkan Shotaro, dan kami menemukan orang-orang tersebut adalah sekumpulan orang yang ditolak kerjasama oleh Shotaro, mungkin benar Shotaro terlihat tidak siap, tapi dia adalah orang yang teliti, dia tahu mana yang harus dia jalin kontrak kerjasama dan mana yang tidak. Ah, aku bangga padanya." ujar Jeno, Jaemin terkekeh mendengarnya.
"Lebih baik kita keluar sekarang, biarkan Shotaro istirahat sejenak." Jeno mengangguk, keduanya pun keluar setelah Jaemin mengatur suhu kamar Shotaro, agar si pemuda yang lebih muda beberapa bulan darinya itu bisa tidur dengan nyenyak.
"Jeno"
"Hmmm?"
"Jadi, Shotaro tidak punya keluarga?" Jeno mengangguk.
"Tapi keluarga kami menerimanya dengan baik, dia anak baik-baik yang begitu polos seperti bocah, tingkat kepolosannya melebihi Chenle dan Jisung." ujar Jeno.
"Nah, semoga setelah tidur nanti, dia bisa menemukan cara menghadapi orang-orang yang berusaha menjatuhkannya." doa Jaemin.
"Semoga saja." gumam Jeno. Keduanya pun kini duduk di kursi ruang tengah.
"Jadi, Jaeminnie, bisa katakan alasan kenapa kau tidak jadi mendaftar menjadi guru TK?" tanya Jeno.
"Siapa bilang tidak jadi? Mungkin lebih tepat jika disebut, menunda sementara." ujar Jaemin.
"Waeyo?"
"Kalian tidak bisa ditinggal barang sebentar saja."
"Hah?!"
***
_8_
YOU ARE READING
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...
![[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN](https://img.wattpad.com/cover/269436347-64-k733470.jpg)