"Ne begitulah karena kami semua pergi keluar kemarin." dokter mengangguk paham.
"Tuan Seo kelelahan dan ditambah faktor kemarin, dia terserang demam, akan saya catatkan obat apa yang harus diminum Tuan Seo, dan penanganan yang diberikan ini sudah sangat membantu." Jaemin tersenyum kecil, dokter menuliskan resep obatnya dan memberikannya pada Yuta.
"Tolong segera pergi tebus obatnya." ujar Yuta pada pelayan di belakangnya. Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Jaemin nampak berbicara dengan dokter sebelum akhirnya dokter tersebut pamit pergi.
"Tuan, juk yang Anda minta sudah siap begitu juga teh hangatnya." Jaemin meminta dibawakan ke dalam juk yang dia minta.
"Hyung makan dulu ya? Sedikit saja tidak apa, yang penting perut hyung terisi dulu, ne?" Johnny tidak ingin karena tubuhnya begitu lemas.
"Yuta hyung bantu aku." Yuta pun membantu Jaemin mendudukkan Johnny. Kompres di kening Johnny yang dari handuk di lepas Jaemin lebih dulu dan diletakkan di dalam baskom. Dengan telaten Jaemin menyuapkan juk kepada Johnny, hanya sampai lima suap dan setelah itu Jaemin menyendokkan teh kepada Johnny juga.
"Obatnya sudah datang?" tanya Yuta.
"Belum, Tuan." Jaemin membantu Johnny berbaring kembali. Juk dan teh tadi dia simpan di meja nakas. Bibi Shin menutup mangkuknya juga teh hangatnya.
"Tolong ambilkan air hangat dan handuk baru lagi." Pelayan di sebelah bibi Shin segera tanggap. Yuta menatap Jaemin dan Johnny.
"Dia terlalu memforsir tubuhnya." ujar Yuta, Jaemin hanya tersenyum, dia tahu benar orang-orang seperti Johnny dan Yuta memang tipe-tipe orang yang jika belum tumbang tidak akan berhenti kerja.
"Tuan, ini air hangat dan handuknya." Jaemin pun segera mengompres Johnny lagi. Dia bahkan mengusap keringat yang keluar dari kening Johnny menggunakan handuk.
"Tuan, obatnya sudah tiba." pelayan pria masuk dan memberikan obatnya kepada Jaemin. Setelah mendapat obatnya Jaemin membantu Johnny meminum obatnya.
"Istirahatlah" bisik Jaemin, dia menepuk-nepuk pelan dada bidang Johnny, nafas pria Seo itu sudah mulai stabil meski terdengar sedikit berat.
"Yuta hyung juga sebaiknya turun ke bawah." Yuta hendak protes namun Jaemin menatapnya memohon. Yuta pun menurut.
***
"Johnny hyung sakit?!" kaget para dongsaeng line.
"Ne, Jaeminnie sedang merawatnya saat ini, dia makan di kamar Johnny untuk merawat Johnny." ujar Yuta.
"Tapi- bagaimana bisa? Dia bahkan nampak baik-baik saja kemarin." tanya Doyoung heran.
"Nah, sakit tidak ada yang tahu kapan datangnya kan? Lebih baik jaga diri kalian dan jangan sampai sakit." ujar Yuta mengingatkan.
"Dan kau, Tuan Lee Taeyong! Duduk tenang di kasurmu hingga lukamu benar-benar kering, kau ini benar-benar susah sekali untuk duduk diam sampai sembuh." omel Yuta.
"Ah itu hahaha-" Taeyong tidak mau menatap mata tajam Yuta. Taeil pun menengahi mereka dan segera meminta mereka yang memang ada jadwal kerja atau lainnya untuk segera menyelesaikan sarapannya.
"Hahh~ padahal aku ingin mengajak Jaemin keluar" ujar Yangyang.
"Dia sepertinya akan menolak kalau diajak keluar saat tahu ada yang sakit diantara kita." timpal Jungwoo.
"Sepertinya begitu." dan sarapan hari itu berlalu dengan tenang, tidak banyak keributan yang terjadi.
***
Johnny menatap Jaemin yang tertidur sambil duduk di samping kasurnya. Seharian ini Johnny benar-benar terkurung di kamar dengan Jaemin yang merawatnya sampai demamnya turun. Johnny benar-benar berterima kasih pada kehadiran Jaemin. Biasanya kalau salah satu dari mereka demam atau sakit, mereka akan langsung dibawa ke rumah sakit, tidak dirawat seperti apa yang Jaemin lakukan.
Johnny menatap ke arah jendela, malam telah datang, dan seharian ini dia menghabiskan waktunya di atas kasur.
CKLEK
"Oh, sudah bangun?" tanya Taeil yang masuk ke dalam kamar Johnny.
"Ada apa hyung?" tanya Johnny.
"Aku ingin mengecek keadaanmu." ujar Taeil, dia lalu menatap Jaemin yang tidur dengan posisi duduk.
"Aku akan minta Jeno membawa Jaemin ke kamarnya." Johnny hanya mengangguk dan Taeil pergi keluar, tak lama kembali dengan Jeno di belakangnya. Jeno tersenyum tipis melihat sosok Jaemin.
"Dia sudah bekerja keras hari ini. Dia merawatku tanpa protes apapun." ujar Johnny.
"Dia bahkan hanya pergi keluar kamarmu untuk makan dan jalan-jalan sebentar di taman sebelum kembali ke kamarmu dan kembali merawatmu." ujar Jeno sebelum dia menggendong Jaemin.
"Cepat sembuh Johnny hyung" Johnny mengangguk. Jeno keluar kamar Johnny menuju kamar Jaemin.
Taeil menatap Johnny.
"Aku tidak pernah ingat kau punya imun yang lemah, jadi? Masalah apa yang membuatmu begitu bekerja keras hingga drop begini, Johnny-ya?" tanya Taeil.
"Kau tahu? Banyak perusahaan yang tidak bisa menjalin kerjasama dengan kita menyebar berita buruk, dan Taeyong juga diserang, aku tidak bisa duduk diam saja, aku secara tidak sengaja memforsir tubuhku dengan sangat keterlaluan." ujar Johnny.
"Kau lupa kita ada Haechan dan Jeno?" Johnny hanya tersenyum kikuk.
"Aku lupa" Taeil menghela nafas.
"Kali ini kumaafkan, tapi lain kali tidak akan aku maafkan. Sudah, kembalilah istirahat." Johnny pun kembali berbaring dan Taeil menyelimutinya.
"Selamat tidur dan cepat sembuh."
"Terimakasih hyung"
***
Johnny membuka matanya saat cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya, dia mengerang pelan sebelum dia melihat sosok Jaemin duduk di tepi kasurnya dan mengusap kepalanya.
"Jaemin?" panggilnya dengan suara serak, Jaemin tersenyum.
"Selamat pagi, bagaimana keadaanmu?"
***
_6_
BINABASA MO ANG
[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Na Jaemin, 22 tahun, Guru TK. Karena kendala uang, dia harus rela pergi dari kontrakan kecil miliknya dan mencari tempat tinggal baru dengan uang yang terbatas. Malam itu saat dia sedang mencari tempat tingg...
![[ALL X JAEMIN] OUR JAEMIN](https://img.wattpad.com/cover/269436347-64-k733470.jpg)