"Aku tidak tahu, aku masih tidak percaya pada Mark setelah apa yang dia lakukan. Tapi aku juga kasihan pada Minhyung, dia sering bertanya dimana ayahnya" Jawab Haechan.

"Aku tahu kau masih belum bisa percaya pada Mark setelah apa yang dia lakukan padamu dulu, tapi bukan berarti kau terus-menerus menjauhkan Minhyung dari ayahnya. Beri dia kesempatan terakhir" Jelas Ten

"Kesempatan? Sudah banyak kesempatan yang aku berikan, tapi dia tidak pernah berubah. Banyak cara yang ku lakukan untuk merubahnya, setidaknya sampai dia merasakan kehadiran ku itu sudah lebih dari cukup untuk ku. Tapi itu sia-sia" Ucap Haechan lalu menatap Ten.

"Aku tahu dan aku mengerti. Baiklah itu terserah padamu, keputusan ada pada dirimu dan pikirkan lagi sebelum mengambil keputusan, sekarang kembalilah bekerja aku kebelakang sebentar" Ucap Ten lalu pergi meninggalkan Haechan.

Haechan kembali menatap kearah meja Mark yang sedang bercanda dengan Minhyung, sesekali Mark akan menyuapkan sedikit makanannya pada Minhyung.

Mark yang merasa di perhatikan pun menoleh dan menatap tepat kearah Haechan. Mark tersenyum kearah Haechan, senyum yang pernah Haechan lihat lima tahun lalu dan kini senyuman itu di tunjukkan untuknya.

Dengan cepat Haechan langsung berbalik pergi ke dapur. Sial jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Kiyowo" Bisik Mark

"Uncle sedang melihat siapa?" Tanya Minhyung lalu ikut menatap kearah pandangan Mark namun tak ada siapa disana.

"Eh? Ee.. Tidak bukan siapa-siapa. Malam semakin larut uncle harus pulang" Ucap Mark. Seketika wajah Minhyung langsung berubah murung.

"Tapi Minhyung masih ingin bermain dan bercerita banyak hal dengan uncle" Ucap Minhyun sedih dengan bibir yang melengkung ke bawah. Persis seperti Haechan

"Tapi uncle harus pulang, ini sudah malam. Uncle perlu istirahat. Tapi besok uncle janji akan membawa mu jalan-jalan. Bagaimana?" Bujuk Mark. Seketika wajah Minhyung kembali berubah ceria dengan mata yang berbinar

"Benarkah?! Promise?" Tanya Minhyung sambil menunjukkan jari kelingking mungilnya

"I promise you" Balas Mark sambil mengaitkan kelingking nya dengan jari kelingking Minhyung.

Setelah nya Minhyung pun berlari menuju ibunya di susul Mark untuk membayar makanan dan minuman yang ia pesan.

"Euum... Haechan-ah, a-apa aku boleh membawa Minhyung berjalan-jalan saat ia pulang sekolah? T-tidak apa jika tidak di ijinkan, aku tidak memaksa" Ucap Mark meminta ijin pada Haechan. Tidak mungkin ia membawa lari Minhyung walaupun Minhyung itu adalah anaknya.

"Mommy boleh ya.. Ya ya ya. Pleaseee~" Minhyung memohon pada ibunya agar mengijinkan nya.

"Haah~ baiklah, tapi kembalikan putra ku sebelum makan malam" Ucap Haechan memberi ijin

"Terimakasih Haechan" Setelah mengucapkan itu Mark pergi dari cafe dengan perasaan yang berbunga-bunga.

Mark benar-benar bahagia dengan hal kecil seperti itu.

.

.

.

Seperti yang di janjikan kemarin. Mark membereskan semua berkas-berkas yang sudah ia selesaikan dan sudah dia tanda tangani. Mark mengerjakan pekerjaannya penuh semangat, bahkan ia terus tersenyum tanpa henti.

Jungwoo yang ikut membantu Mark memeriksa berkas dari karyawan lain hanya bisa bergidik ngeri melihat tingkah boss nya yang seperti orang gila.

"Kau ini kenapa? Sejak tadi aku perhatikan kau terus tersenyum seperti orang gila. Apa kau benar-benar masih waras?" Tanya Jungwoo heran.

I Love U but I Hate U「MarkHyuck」✅Where stories live. Discover now