Dia mulai lagi, kekanakan.

"Ya ya terserah, terus saja bermimpi."

Oh ya tunggu sebentar.

"Kenapa kau berseragam? Apa ada pertemuan?" Tanya (Name) heran, yah pasalnya Mikey memakai toppoku yang biasanya hanya ia sampirkan ke bahu.

"Bukan urusanmu."

(Name) melempar bantal ke arah Mikey dan tepat mengenai kepalanya.

"Yes headshot!" Puji (Name). Dia terlampau kesal soalnya.

"Inu-chan, kau jadi lebih kasar dari sebelumnya ya.."

"Apa?! Kau mau apa?!" Sungut (Name).

"Tidak ada." Mikey membalasnya dengan senyuman.

"Aku habis menemui Yuzuha."

(Name) terkesiap, tunggu barusan itu nama seorang gadis bukan?
(Name) menatap lurus ke arah Mikey, ia pikir lelaki itu sedang manjahilinya lagi. Tapi (Name) sama sekali tidak bisa membaca ekspresinya.

"Yuzuha? Siapa?"

"Hm kakaknya Hakkai."

Shiba Hakkai, punya saudara perempuan? Wah, (Name) baru tahu ini. Tapi kenapa Mikey menemuinya?

"Yah, bukan aku yang bicara dengannya tapi Mitsuya. Makanya, jangan memasang ekspresi cemburu seperti itu!"

"Siapa yang cemburu sialan?!"

"Tapi kau terlihat seperti itu." (Name) menatap tajam Mikey.

"Tenang saja, hanya kau babuku satu-satunya. Tidak perlu khawatir."

(Name) merollingkan matanya, ia bosan mendengar kata babu atau inu atau apalah itu. Kapan dia bisa naik pangkat?

"Terus apa yang kau lakukan huh?"

"Makan Taiyaki diatas motor dan mendengar Mitsuya mengoceh."

"Gak guna!"

"Kau bilang apa?"

Mikey tiba-tiba saja berada dibelakang (Name).

"Yahahahaha tidak kok tidak!"

(Name) duduk diatas ranjangnya, tapi pandangannya masih tetap menatap lurus ke arah Mikey yang saat ini sedang berdiri didepannya.

"Ne Mikey, bukankah Toman sedang ada masalah? Bagaimana bisa kau terlihat santai?"

Mikey terkesiap, "Apa aku terlihat begitu?"

"Ya, kau seperti orang bodoh, bego, tolol, tidak punya semangat, dan kau juga banyak bicara hari ini. Apa kau baik-baik saja?"

Perempatan imajiner muncul didahi Mikey, bukankah (Name) sudah kelewatan?
Tapi perkataannya itu ada benarnya. Mikey benar-benar sulit fokus sebab luka kehilangan Baji belum sepenuhnya sembuh.

Kini, pendiri Toman hanya tersisa separuh. Hanya dirinya, Draken, dan Mitsuya.

Tapi, bukan berarti untuk saat ini dia benar-benar melepaskan Toman. Dia punya caranya sendiri.

"Ya sepertinya aku gila."

"Setuju!"

Oh astaga, tolong hentikan pembicaraan ini.

"Mikey, boleh aku bertanya?"

"Hm?"

"Black Dragon itu geng yang seperti apa?"

Mikey terkejut tentu saja, bagaimana bisa (Name) mengetahui soal geng yang nantinya akan dilawan oleh Toman?

"Kalau kau ingin tahu ikutlah denganku, saat malam natal."

"Kenapa?"

"Oke, kau ikut."

"Hei!" Sungut (Name).

"Anggap saja kencan."

Firasat (Name) jadi buruk.

***


Malam natal tiba, hari yang bertepatan dengan keluarnya (Name) dari rumah sakit. Malam yang katanya akan turun salju sudah menjadi perayaan yang bagus untuk keluarnya gadis itu dari rumah sakit. Ditambah dengan Mikey yang menjemputnya, tengah malam dari rumah sakit.

Tunggu, ekspetasi (Name) hancur.

Bayangannya yang manis soal berdua saja dengan Mikey ganti dengan bertiga ditambah Draken.

(Name) kesal sekarang, ia berniat ingin menarik syal Mikey hingga lelaki itu tercekik tapi tidak jadi sebab nanti ceritanya bisa tamat disini.

Mikey membonceng (Name) menggunakan motor Vavoom CB250T kesayangannya yang mana bunyi suara knalpotnya berisik sekali. Diikuti dengan Draken dibelakangnya.

"Ini kemana?" Batin (Name) bingung.

Katanya kencan, tapi kenapa Draken harus ikut?
Maka dari itu, lupakan saja soal kata kencan.

"Tunggu, Mikey bilang akan memperkenalkanku dengan Black Dragon bukan? Jangan bilang akan ada pertarungan lagi.." Batin (Name) resah, padahal ia baru saja keluar dari rumah sakit.

Mereka berhenti disebuah gereja. Tapi anehnya ada banyak orang yang berkumpul di depannya. Mereka mengenakan pakaian berwarna putih dengan tulisan 'BD'.

"Mereka.. anggota Black Dragon?"

"Kenchin.." Panggil Mikey ke Draken.

"Kau masuk saja, akan ku sikat mereka semua!" Ujar Draken bersemangat.

"Hah, Draken-kun kau bisa mati loh!" Panik (Name).

"Horaa inu-chan, ayo ikut!"

Mikey menutup kedua mata (Name) dengan tangannya dan mendorong gadis itu untuk berjalan.

"Eh Mikey! Hei! Apa?! Tunggu sebentar!"

Terdengar suara gaduh, seperti pukulan. (Name) merinding, tapi Mikey tetap saja menutup matanya dan menggiringnya berjalan ke depan.

(Name) melangkah dengan hati-hati takutnya kalau ia tersandung sesuatu lagi dan memperlihatkan hal yang memalukan.

Mikey membuka tutupan matanya ketika sampai diambang pintu gereja.

Lelaki itu masuk duluan ke dalam.

"Selamat natal!"

"Selamat natal!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Precious | Sano Manjirou [END] ✓Where stories live. Discover now